[TAHAP REVISI BERKALA]
"Pulau apa ini?" - Nami.
"A--aku ters--serang penyakit 'tidak-bisa-pergi-ke-pulau-aneh' saat ini!" - Usopp.
"Hei! Apa ada restoran Yakiniku di sini?" - Luffy.
"Boneka kayu?" - Zoro.
"Siapa wanita cantik yang ada di sana?" - S...
Sebelumnya saya ingatkan ONE PIECE bukan milik saya
Tetapi karakter reader murni pemikiran saya
Selamat membaca~
Disclaimer : Eiichiro Oda
•
•
•
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Author pov
"Ada sesuatu yang tidak beres dengan arus di tempat ini!"
"Hah?"
Nami bergegas membuka peta dari benteng Navarone dan mengamatinya secara baik-baik. "Sekarang aku mengerti! Semenjak pertama kali kita mencoba untuk melarikan diri, aku sudah menduga kenapa mereka menggunakan bebatuan sebagai pangkalan mereka. Ini benar-benar membuatku heran, banyak sekali air yang keluar dari pelabuhan ini. Sepertinya mereka sudah biasa mengatur debit air di pangkalan ini dengan membuka dan menutup pintu gerbangnya. Mereka sepertinya menggunakan metode pasang surut untuk membuat tak seorangpun bisa melarikan diri."
"Prediksi yang dilakukan oleh Nami-san sungguh hebat!" puji Sanji dengan tingkah konyolnya.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Zoro.
Luffy berseru lantang, mengomando mereka sebagai seorang kapten, "Yosh! Terus maju menuju pintu gerbang! Ini perintah kapten!"
"KITA TIDAK BISA MELAKUKANNYA, BODOH!"
"Maju kedepan dengan kecepatan penuh!" sambung Luffy.
"KAU INI BODOH ATAU APA SIH?!"
Bertepatan dengan itu, kapal mendadak berhenti berlayar ketika air mulai surut. Menabrak bebatuan karang hingga kerusakan besar terjadi pada lambung kapal.
Usopp segera menarik tangan (Y/n) agar ikut turun dengannya menuju kabin bawah, mengamati kerusakan tersebut dari jarak dekat.
"Aku sudah menduga ini! Akan ada lubang besar di lambung kapal! (Y/n), apa yang harus kita lakukan? Air terus-menerus masuk ke dalam kapal! Jika seperti ini terus, kita pasti akan tenggelam!" seru Usopp panik.
(Y/n) mencoba menyandarkan tubuhnya di lubang tersebut, dengan maksud supaya air tidak semakin merembes masuk ke dalam kapal. "Jangan mengoceh saja! Cepat ambil peralatan untuk menambal sebelum aku hilang kesadaran akibat air laut ini!"
"Tapi, tidak bisakah menggunakan seni lukis mu saja untuk menggambar sebuah papan besar penahan air?" tanya Usopp.
"Ck, kalau memang bisa, aku pasti sudah melakukannya sedari awal! Kelemahan dari seni lukis ku adalah air! Karena tinta tidak bisa bertahan lama jika sudah terkena air! Apa kau tidak tahu tentang itu?!" desis (Y/n).