°02

149 38 7
                                    

"kurasa neraka adalah pilihan yang lebih baik."

.

.

.

dia ravn. bisa jadi.. diambil dari nama karakter film kesukaan hwanwoong, meski sebenarnya ia hanya iseng saja menamakannya saat selesai menggambar.

dan entah keajaiban dari mana, ravn menjadi hidup.

seluruh detail yang hwanwoong goreskan dengan pensilnya bahkan terlihat sangat sempurna di bentukan nyatanya. mata, hidung, serta bibir indah yang ia sempurnakan selama berminggu-minggu itu benar terwujud.

hwanwoong sering membaca fiksi dimana tokoh ciptaan sang 'penulis' bisa datang ke kehidupan nyata, namun ia tak menyangka bahwa ia sendirilah yang mengalaminya kini.

sepanjang pelajaran, hwanwoong tak hentinya merasa was-was. ia meninggalkan ravn di kamar sempitnya.

bagaimana jika sebenarnya pria nyaris sempurna yang baru saja keluar dari buku hariannya itu adalah orang jahat yang menipu hwanwoong?

ah, hwanwoong sudah tak punya apa-apa. ia hidup seorang diri dengan sisa uang halal yang ditinggalkan orang tuanya, dan entah pergi kemana dua manusia tak bertanggung jawab itu. jika ravn mencuri hartanya, maka habislah ia dan tinggal di jalanan.

saat bel pulang sekolah berbunyi, hwanwoong cepat-cepat membereskan barangnya. perutnya terasa mulas karena ketakutan. ia berusaha menetralkan nafasnya dan pergerakan tangannya agar ia bisa segera pulang. pergi dari neraka itu.

namun sebuah kamus bahasa inggris mendarat tepat di wajahnya, membuatnya terjatuh hingga ke lantai, disusul dengan tawa iblis dari berandalan-berandalan itu. tawa yang selalu membuat hwanwoong ingin mati di tempat, namun yang berkuasa tak pernah mengijinkannya.

sebisa mungkin hwanwoong berdiri, mengabaikan laki-laki yang sekarang menendang pinggangnya dengan sepatu. 'meminta maaf' dengan cara mereka, mengacak rambut hwanwoong —jauh lebih seperti dijambak— kemudian meninggalkannya sendirian di kelas.

hwanwoong memegangi kepalanya yang sangat sakit. ia mendongak, dan terkejut karena menyadari bahwa ia tidak benar-benar sendiri.

seorang murid laki-laki dengan rambut panjang yang diikat ke belakang, tengah mengarahkan ponsel ke arahnya.

"son dongju—"

"apa kita saling mengenal?" balasnya dingin, menjejalkan ponselnya ke saku jaket dan melengang begitu saja keluar kelas.

hwanwoong menghembuskan nafas berat. ini bukan pertama kalinya murid bernama dongju itu kelihatan merekam aksi-aksi bullying, dan tak satupun tahu apa yang dilakukannya dengan itu.

melaporkan ke guru? jika iya, maka berandalan itu pasti akan dikeluarkan tanpa syarat sejak awal.

mempublikasikannya ke media sosial? seharusnya seluruh dunia sudah tahu, bukan?

bagaimanapun, guru-guru yang ada juga tak ada yang menegur dongju karena sering bermain ponsel di kelas.

"ah! ravn!"

✅° In My Arms [ONEUS - Rawoong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang