°04

148 36 13
                                    

"aku merindukan dia."

.

.

.

sudah semalam berlalu, namun demam hwanwoong tidak kunjung turun. menelan berbutir-butir obat tidak membuatnya membaik, malah membuat perutnya sakit bukan main.

ravn yang biasanya sangat tenang, kini jadi panik. ia tidak diciptakan untuk menyembuhkan, karena itu ia sama sekali tak tahu apa yang harus ia lakukan.

"hwanwoong, sebaiknya kau tidak bangun dari tempat tidurmu!" seru ravn saat ia baru berbalik dari membuat bubur yang terlalu banyak airnua dan malah melihat hwanwoong sudah menghampiri meja belajarnya.

"aku.. masih ada tugas.." suara hwanwoong sangat parau, masih berusaha untuk duduk dan membuka buku pelajarannya.

"tapi tugasmu sudah selesai semua!" ravn langsung menutup kembali buku hwanwoong dan bermaksud menggendongnya ke tempat tidur, namun lelaki kecil itu memberontak.

"bukan tugasku! t-tapi mereka!" sahut hwanwoong, kemudian terbatuk. "tolong, ravn.." ucapnya memohon.

ravn sebenarnya paling tidak suka hal ini: melihat hwanwoong yang bersusah payah memenuhi tanggung jawab orang lain hanya agar diterima di masyarakat.

tapi bagaimanapun ravn tak bisa melawannya, kan? untuk kesekian kali dalam hidupnya, ravn memejamkan mata dan menyentuh lembaran tugas yang kosong, hingga beberapa detik kemudian terisi penuh dengan jawaban yang serupa namun tak sama. persis yang diinginkan hwanwoong, lebih tepatnya tukang bully-nya.

hwanwoong tersenyum tipis ketika ravn membuka mata dan memberikan tugas milik para berandalan itu. "terima kasih, ravn."

namun ravn justru mendorong hwanwoong hingga telentang. "hwanwoong tidur saja. aku punya rencana."

mata hwanwoong membulat. ia tak pernah mendengar ravn memiliki rencana. entah  itu pertanda baik atau buruk, ia merasa cemas sekarang.

🔮🔮🔮🔮🔮

begitu memasuki sekolah, orang-orang menatapnya dengan pandangan.. aneh.

ia yang biasanya menunduk, berjalan pelan sambil mencengkeram erat tas ranselnya, kini melangkah dengan santai di sepanjang koridor dengan kepala yang sedikit terdongak.

bahkan keonhee, sahabatnya, juga merasa ada sesuatu yang berbeda.

"hwanwoong, kau baik-baik saja?" bisik keonhee yang juga baru datang dan berganti sepatu di loker.

hwanwoong mengangguk cepat. "memangnya kenapa?" nadanya kelampau bersemangat.

keonhee masih terkejut. menghela nafas, kemudian tersenyum dan mengacak rambut hwanwoong cepat. "kurasa hanya suasana hatimu yang lebih baik—"

"oi, pendek. mana tugas kami?"

ucapan keonhee terputus saat tiba-tiba seorang siswa dengan seragam tak beraturan, datang dan memisahkan mereka berdua. keonhee langsung ketakutan dan berjalan mundur. ia pun berlari ke kelasnya sendiri.

✅° In My Arms [ONEUS - Rawoong]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora