Motto hidup Lan Wangji hanyalah jalani hidup dengan tenang.
Lan Wangji hanyalah remaja yang lebih nyaman kalau sendirian dan terjebak dalam buku buku merupakan hal yang menyenangkan baginya. Meski begitu dirinya memiliki kemampuan di bidang non akademik yang sangat baik bahkan tak jarang Lan Wangji mengikuti banyak kompetisi.
Meski banyak orang mengagumi sosok dirinya tapi tak jarang orang-orang malah melihat tatapan dingin yang keluar dari matanya ketika mencoba mendekat. Sebab itu Lan Wangji hanya memiliki sedikit teman saja, itupun karena tak ada pilihan atau terpaksa.
Salah satunya adalah Wei Wuxian teman sebangkunya yang mengaku sebagai pasangannya. Padahal dirinya sendiri tidak mengakui. Tapi terang-terangan Wei Wuxian mengatakan kalau mereka telah ditakdirkan bersama. Itu membuat sebuah kesalahpahaman besar di kelasnya tidak bukan hanya kelas tapi di sekolahnya yang membuat Lan Wangji selalu terlibat dengan sosok Wei Wuxian yang kelakuannya berbeda jauh dengannya.
Saat ini Lan Wangji sedang berada di rumah Wei Wuxian atau lebih tepatnya berada di kamarnya untuk mengerjakan tugas. Itu karena Lan Wangji dipaksa oleh Wei Wuxian untuk mampir dan mengerjakan tugas bersama. Tapi itu niatan awalnya percayalah.
Yang sebenarnya terjadi adalah Lan Wangji mengerjakan tugas, sementara Wei Wuxian memandangi dirinya.
Lan Wangji menjadi teringat kembali hari dimana mereka bertemu untuk pertamakali dengan segala kehebohan yang terjadi setelahnya.
Flashback
Hari itu adalah pertama tahun pertama sekolah menengah atas Lan Wangji dimulai. Lan Wangji dengan semangat nya bersiap diri. Meski mungkin yang ditunjukan wajahnya datar, tapi percayalah Lan Wangji kini sangat semangat.
Lan Wangji menyisir rambutnya dan merapikannya. Kemudian Setelah selesai Lan Wangji keluar dari kamar sambil membawa tasnya.
“Pagi.” Ucapnya pada paman dan kakaknya.
“Pagi.” Sahut keduanya.
“Wangji kamu terlihat semangat hari ini.” Ujar Lan Xichen membaca raut wajah adiknya.
“Mn.” Balas Lan wangji duduk di kursi yang berhadapan dengan kakaknya.
“Benarkah? Aku tidak melihatnya. Dia seperti biasanya.” Timpal Lan Qiren.
“Paman salah tak lihat Wangji sedang semangat saat ini. Lihatlah alisnya yang naik sedikit keatas dan senyumannya itu?” Lan Xichen menunjuk pada alis dan bibir Lan Wangji.
Lan Qiren menoleh pada Lan Wangji dan melihat tidak ada yang berbeda. Entahlah hanya Lan Xichen seorang yang bisa membaca keponakannya ini. Bahkan seingatnya kakaknya pun tak dapat memahami minim ekspresi Lan Wangji sebagai anaknya.
Menyerah dengan perdebatan pagi Lan Qiren melihat kembali kearah makanan yang telah disiapkan para maid untuk sarapan.
“Sudah lah sekarang makan dan setelah itu berangkat.” Ujar Lan Qiren memakan sarapannya.
Lan Xichen ingin tertawa sebenarnya setelah melihat pamannya yang selalu penasaran dengan adiknya. Itu menjadi hiburan pribadi dipagi hari.
Sementara si pemilik minim ekspresi Lan Wangji tak memperdulikan ucap keduanya sebab telah terbiasa dengan semua ini.
Setelah sarapan pagi selesai Lan Wangji dan Lan Xichen pergi ke sekolah. Di mobil Lan Wangji melihat kakaknya yang membuka ponselnya kemudian membalas pesan dari teman temannya.
Lan Wangji lalu kembali melihat kearah jalanan yang kini terhenti sesaat sebab lampu merah. Butuh sekitar 30 menit untuk mereka sampai di sekolah dengan 4 lampu merah dilewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Wangji 「 Wangxian 」- END
Fiksi PenggemarLan Wangji hanya ingin mempertahankan zona nyamannya. Tapi ketika Wei Wuxian menjadi teman sebangkunya dan mengaku sebagai kekasihnya. Akankah zona itu bertahan? . 𝐌𝐮𝐥𝐚𝐢 : 𝟖 𝐉𝐮𝐧𝐢 𝟐𝟏/ 17 Okt 21 𝐆𝐞𝐧𝐫𝐞 : 𝐃𝐫𝐚𝐦𝐚-𝐤𝐨𝐦𝐞𝐝𝐢, 𝐎𝐎𝐂
