Nomor satu!

4.7K 655 65
                                        

Kalau biasanya Wei Wuxian itu rusuh dan banyak bicara hari ini dirinya tenang dan damai mirip kaya kekasihnya, meski kelakuan binalnya masih ada kalo bareng Lan Wangji.

Lan Wangji diam dengan sebuah buku ditangannya, disampingnya Wei Wuxian sedang mengerjakan beberapa soal latihan di buku tebal.

Orang-orang yang melihatnya langsung berpikir kalau Wei Wuxian sedang tertular Virus Wangji yang membuat kerusuhan Wei Wuxian berganti menjadi ketenangan kelas.

"Jiang Cheng, temen kesurupan ya?" Tanya Xue Yang yang duduk dibelakang Jiang Cheng.

"Itu tau. Gak usah nanya." Timpalnya memainkan ponselnya.

"Memangnya ada setan yang mau masukin Wei Wuxian?" Nie Huaisang disebelah Jiang Cheng memperhatikan.

"Ada ih namanya setan cinta."

Bletak!! Sebuah penghapus langsung menghantam kepala Xue Yang.

Xue Yang mengusap-usap kepalanya dan melihat siapa yang melempar penghapus itu.

"Jangan pikir aku gak denger ya tukang gosip!!" Seru Wei Wuxian yang terdengar marah dan setelah itu ia kembali pada bukunya.

Lan Wangji hanya melihat kebelakang sekilas kemudian berbalik lagi kembali membaca bukunya.

“Gak nyadar diri kalau dirinya sendiri juga tukang gosip!” Kesal Xue Yang melempar kembali penghapus Wei Wuxian.

Dan sejak hari itu semua menghindar dari Wei Wuxian yang kerasukan virus Wangji.

.
.
.

Sehari sebelum ujian dilaksanakan Lan Wangji sedang mereview ulang pelajaran di kamarnya. Hingga sebuah panggilan video dari kekasihnya.

Lan Wangji mengangkat dan melihat bagaimana Wei Wuxian tengah tiduran diatas tempat tidur sambil memandang dirinya.

“Lan Zhan... Aku kangen... Apa yang kamu lakukan?” Tanyanya dengan nada manja.

“Belajar.”

“Lan Zhan jangan belajar terus, sini lihat aku.” Ucap Wei Wuxian padahal sedaritadi Lan Wangji melihat kearahnya.

“Mn.” 

“Lan Zhan, jika aku menjadi nomor satu apa keinginan ku itu akan kamu wujudkan?”

“Mn.”

Wei Wuxian tersenyum mendengar jawaban Lan Wangji meski ia tak tahu apa arti dari mn Lan Wangji. “Kalau gitu berhenti belajar dan naiklah ke tempat tidur. Biarkan aku menjadi nomor satu nanti ketika ulangan telah selesai.”

“Wei Ying harus berusaha.”

“Aku sudah berusaha, malam ini aku sengaja tidak belajar agar otakku tidak meledak karena kepenuhan pelajaran. Aku ingin otakku dipenuhi dirimu saja Lan Zhan bukan pelajaran apalagi rumus-rumus matematika.”

Lan Wangji sedikit memerah pada bagian ujung telinganya. “Wei Ying...”

“Ya, Lan Zhan?”

“Tidur.”

“Aku tidak bisa tidur, ketika aku memikirkan mu dan merindukan mu saat ini.”

“Mn, rindu juga.”

“Lan Zhan... Kau sangat manis...”

Panggilan video itu akhirnya berhenti ketika hampir memasuki tengah malam dimana keduanya tak ingin mematikan panggilannya.

Keesokan harinya Wei Wuxian yang menemukan Lan Wangji di kelas langsung memeluknya dengan erat. Lan Wangji tersenyum kecil padanya.

“Pagi Lan Zhan..”

“Pagi Wei Ying.”

“Lan Zhan aku akan berusaha hari ini.” Ucap Wei Wuxian dengan semangat.

“Semangat.” Balas Lan Wangji mengusap kepala Wei Wuxian.

Wei Wuxian tersenyum senang dan merasa energi Wangji dalam tubuhnya meningkat tinggi.

Sementara yang lain hanya bisa memakan makanan anjing dari pasangan yang setiap harinya menebar kemesraan dan kelengketan keduanya.

Dan dimulailah ujian dan Wei Wuxian mengerjakan semuanya dengan cepat. Dia tidak ingin menyia-nyiakan waktu untuk melamun sedikitpun, lebih baik mengerjakan dengan cepat dan segera menyelesaikannya kemudian tidur. Itu yang terbaik.

Tidak ada kesulitan bagi Wei Wuxian mengerjakan lembaran demi lembaran. Lan Wangji yang duduk disebelahnya hanya tersenyum melihat bagaimana kekasihnya dengan semangat menulis. Setelah mengecek kembali dia membalik kertasnya dan memutuskan untuk tidur.

‘Menggemaskan.’ Pikirnya tidak fokus.

Lan Wangji kembali mengerjakan soal-soal dihadapannya dengan serius.

.
.
.

Ketika semua ujian berakhir peringkat murid akan dipajang di pengumuman sekolah dan semua akan mengetahui berapa hasil dari apa yang dikerjakan.

Dan ya Wei Wuxian geram dengan skor yang dimilikinya. Hanya berbeda 2 poin dengan milik kekasihnya yang peringkat 1.

Gagal sudah keinginannya untuk dikabulkan Lam Wangji. Dengan wajah kecut dia melihat kekasihnya.

“Lan Zhan... Menang... Kamu peringkat pertama. Lan Zhan boleh minta apapun pada Wei Ying.” Katanya cemberut.

“Tidak.” Ucap Lan Wangji datar.

Wei Wuxian sedikit mendongkak heran. “Kenapa?”

“Wei Ying nomor satu untuk ku.”

Mendengar itu Wei Wuxian tersenyum lebar dan langsung memeluknya.

“Ahhh!!! Lan Zhan juga nomor satu untuk Wei Ying!!!” Pekiknya hingga semua orang yang melihat papan pengumuman itu melihat kearah mereka berdua.

“Sialan malah ada yang bucin!!”

“Yang bucin tolong jomblo ini mau liat peringkatnya!!”

“Ih iri aja kalian!” Geram Wei Wuxian kemudian menarik Lan Wangji keluar dari kerumunan yang memojokkan mereka.

Setelah berhasil keluar dari kerumunan itu Wei Wuxian tertawa sambil melihat wajah kekasihnya yang menunjukan sedikit senyum.

“Lan Zhan tersenyum!!”

“Hanya pada Wei Ying.”

“Pada ku?” Goda Wei Wuxian mendekatkan dirinya dengan Lan Wangji.

“Mn.”

Wei Wuxian tersenyum dan berbisik, “Jadi apa yang Lan Zhan inginkan dari Wei Ying ini?”

Lan Wangji kemudian membisikan apa yang diinginkannya hingga akhirnya membuat Wei Wuxian memerah. Setelah berbisik Lan Wangji tersenyum kembali.

“I-itu... Tentu saja. Tidak disini, nanti di rumah.” Wei Wuxian tersipu malu mengiyakan keinginan Lan Wangji.

‘Wei Ying menggemaskan.’

—END—

Makasih buat kalian yang baca cerita gaje ini

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Makasih buat kalian yang baca cerita gaje ini. Asli ini dibuat asal banget, maaf ya...

Akan ada ekstra kalo ada yang minta sama kalo ada niat.

Bye-bye~

Zona Wangji 「 Wangxian 」- ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora