20. (Dihapus sebagian)

26.4K 2.7K 207
                                    

Friska datang sendiri dengan naik taksi. Hari itu tampak lebih pucat. Seolah kurang istirahat dan banyak menanggung beban pikiran. Allen bahkan harus menanyainya berkali-kali apakah dia baik-baik saja.

"Mbak Friska perlu teh hangat? Atau perlu berbaring sejenak di sofa?" Al bertanya cemas seraya membantu membawakan tas Friska dan meletakkan di atas meja agar perempuan itu bisa duduk nyaman di kursi.

Friska menggeleng. "Trims, tapi aku baik-baik saja, kok. Ayo kita lanjutkan diskusinya." Ia menjawab.

Dengan perasaan was-was, diskusi tetap kami lanjutkan. Tentang bantuan hukum yang akan diberikan pada Friska dan kemungkinan perlawanan yang akan diberikan suaminya.

Setelah diskusi selesai, Friska pamit terlebih dahulu. Dari balik jendela kantor, aku bisa menyaksikan perempuan itu melenggang melewati halaman. Sejenak kemudian, ia berhenti sejenak, lalu bergerak mendekati mobilku. Terlihat ia mengatakan sesuatu, dan pintu mobil terbuka, lalu Dru beranjak keluar. Ia bersandar di pintu mobil, dan terlihat Friska mengatakan sesuatu. Untuk sekian menit, terlihat dua orang yang tengah berhadap-hadapan itu mengobrol serius.

Baru saja melihat adegan itu, hatiku rasanya berderak.

Tiba-tiba ada keraguan muncul di benak. Apakah menolong Friska adalah suatu langkah yang benar?

Sementara ternyata hatiku masih sakit manakala melihatnya mengobrol dengan suamiku.

*** 

*** 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ayo Nikah Lagi! Where stories live. Discover now