[ M ] Siapapun, tentu tidak menginginkan untuk hidup dalam dunia yang penuh kegelapan. Begitu pula bagi seorang Lalisa. Namun, keadaan-lah yang pada akhirnya membawa Lalisa untuk masuk kedalam dunia penuh darah dengan nyawa sebagai taruhannya.
Tak a...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Chapter berisi adegan kekerasan dan darah. Harap bijak dalam membaca :)
• • •
"Tidak ada seorang pun pria yang mampu melukai wanita yang di cintainya, Key.."
"Apa maksudmu?"
"Albern, pria itu mencintai Lisa. Adik tirinya sekaligus wanita mu."
Srekk!
Jungkook menarik resleting tas miliknya kencang. Rahang pria itu mengetat dengan garis-garis urat yang terlihat jelas. Sangat ketara jika emosi dan amarah telah menguasai benak pria tampan itu.
Tak ada sepatah katapun menguar dari belah bibirnya, Jungkook tampak sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang ia butuhkan. Memasukkan beberapa senjata api, senapan berlaras panjang lengkap dengan segala peluru yang tentu akan menjadi amunisi baginya. Dan tepat di sisi pria itu, beberapa kawannya turut melakukan hal serupa. Yakni, Taehyung, Jimin, Yoongi dan Hoseok.
Ya, mereka memang tengah bersiap untuk berangkat dan menyelamatkan Lisa yang mereka ketahui tengah di sekap di suatu tempat.
Rencana telah mereka susun sedemikian rupa. Namun kali ini, bukan Jungkook yang menyusun segalanya melainkan Namjoon. Jungkook tak sanggup, kepala pria itu terlalu kacau dengan benak yang bergemuruh hebat. Rasa khawatir, marah, takut, semua berkecamuk menjadi satu. Membayangkan Lisa sendirian bersama orang berbahaya sekaligus orang yang sangat di benci oleh gadis itu, Jungkook tak dapat membayangkannya.
"Key,"
Jungkook menoleh, mengalihkan atensinya pada telapak tangan yang bertengger di pundaknya. Sorot mata Jungkook beralih, menatap presensi Taehyung sang pemilik telapak tangan itu.
"Kita berangkat. Tenangkan dirimu, Lisa gadis yang kuat. Dia pasti baik-baik saja."
Jungkook menghela napas panjang dan mengangguk perlahan kemudian. Sekelumit senyum tipis tersungging di wajah tampannya. Bagaimanapun ia harus bersikap tenang, karena jika tidak, rencana mereka bisa gagal total dan membuat Lisa berada dalam keadaan yang semakin berbahaya.
"Baiklah, kita berangkat." Ucap Jungkook yang kemudian di jawab anggukan oleh keempat kawannya. Mereka semua siap, tak ada paksaan apapun dalam misi sukarela kali ini. Kendati Lisa adalah kekasih Jungkook, namun Lisa tetaplah anggota kelompok mereka, yang juga salah satu kawan mereka.
Jungkook berdiri, berjalan tegap dengan tas punggung yang ia lampirkan begitu saja di salah satu pundaknya, lengkap dengan topi yang menutupi kepalanya. Pria itu terus melangkah tanpa memperdulikan presensi Namjoon yang bahkan ia lewati begitu saja. Jujur saja, meskipun Jungkook telah paham dengan rencana dan tujuan Namjoon, namun bagi Jungkook rencana licik pria itu belum sanggup ia maafkan.
