20. MAFIA IN LOVE - 1 -

9.2K 959 659
                                    

Mature Content

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mature Content. Be Wise and happy reading.



Usapan-usapan lembut yang Jungkook layangkan pada surai Lisa lambat laun kian melemah. Dalam diam, pria itu menatap lamat garis wajah wanita yang kini telah menyita hampir seluruh hidupnya itu. Cantik, benar-benar cantik.

Dua hari berada dalam kediamannya, Jungkook bersyukur saat ia merasa kondisi Lisa perlahan semakin membaik. Bukan tentang luka fisik yang Jungkook khawatirkan, karena bahkan Lisa hampir tak mendapat luka apapun. Namun yang Jungkook cemaskan adalah guncangan psikis yang mungkin saja di alami oleh gadisnya itu.

Jungkook paham jika tentu Lisa merasakan kesedihan mendalam. Bagai hantaman batu besar yang di layangkan secara bertubi, segala fakta menyakitkan baru saja Lisa dapatkan. Fakta jika sang kakak tiri memiliki perasaan padanya, terjerumus ke dalam dunia kegelapan hanya untuk melindungi dirinya secara tidak langsung, dan berakhir dengan meninggalnya sang kakak tepat di depan kedua mata Lisa. Tentu saja, semua hal itu membuat kondisi Lisa berada dalam keadaan yang sedang tidak baik-baik saja.

Hingga akhirnya, Jungkook meminta Taehyung untuk mengantarkan ia dan Lisa ke rumah pribadinya. Sebuah hunian tenang yang kerap ia gunakan saat ia ingin menyendiri. Dan, di sinilah ia sekarang bersama Lisa. Hanya berdua seolah mengasingkan diri dari segala hal yang mengelilingi hari-hari keduanya.

Tersadar akan segala lamunannya, kedua mata Jungkook mengerjap cepat. Pria itu menghela napas perlahan, mendaratkan sebuah kecupan singkat di puncak kepala Lisa yang kini telah terlelap. Jungkook menoleh, melirik sejenak dentingan jarum jam yang berada di atas nakas kamarnya dimana waktu menunjukkan hampir pukul Dua belas malam.

Kedua tangan Jungkook terulur, menarik selimut dan membawa selimut itu hingga menutupi tubuh Lisa hingga sebatas leher. Sedangkan ia sendiri perlahan meringsut turun, melangkah dengan sangat perlahan, meninggalkan kamarnya.

Jungkook terus berjalan menuju dapur. Kedua mata pria itu masih enggan terlelap, dan pada akhirnya ia memilih untuk pergi ke dapur. Sepertinya secangkir kopi dan sebatang rokok, adalah teman terbaik untuk malam ini.

Tak ada suara apapun selain dentingan benda yang sesekali beradu menemani aktivitas Jungkook. Pria itu berdiri tegap, menyeduh kopi dalam diam. Hingga kedua lengan yang mendarat tiba-tiba, melingkari pinggangnya seketika membuat Jungkook terkesiap beberapa saat.

"Terbangun?" Lirih Jungkook.

Bukan sebuah jawaban yang ia dapatkan, melainkan pelukan yang semakin mengerat dengan kepala yang Jungkook rasakan menempel erat pada punggungnya.

"Mau kopi? Hmm?"

Kini Jungkook merasa punggungnya seperti terusap perlahan. Sepertinya Lisa tengah menggelengkan kepalanya.

THE PARTNERS (SERIES) || LIZKOOKWhere stories live. Discover now