[ M ] Siapapun, tentu tidak menginginkan untuk hidup dalam dunia yang penuh kegelapan. Begitu pula bagi seorang Lalisa. Namun, keadaan-lah yang pada akhirnya membawa Lalisa untuk masuk kedalam dunia penuh darah dengan nyawa sebagai taruhannya.
Tak a...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mature Content. Please Be Wise Fams! ^^
• • •
Di malam yang telah larut ini, Jungkook terduduk dalam diam. Dahi pria itu berkerut jelas, tanda jika saat ini ia tengah berpikir dengan keras. Sementara iris legamnya tak mengendur sedikit pun dari beberapa kertas yang berserakan di hadapannya. Kertas-kertas yang membuka satu persatu hal yang selama ini hanyalah sebuah misteri.
Sebuah helaan napas panjang menguar dari belah bibir Jungkook. Salah satu tangan pria itu terulur, memijit pelan pangkal hidungnya sendiri. Sungguh, begitu banyak fakta yang membuat kepalanya mendadak terasa pening. Segala hal yang membuat ia harus memutar otak demi menghubungkannya satu persatu.
Ini sangat melelahkan omong-omong.
Jungkook menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Kedua mata pria itu terpejam dengan alis yang sedikit bertaut dalam.
"Kim HyunSik tercatat bersih dan tidak memiliki skandal apapun. Rumor mengenai organisasi Yakuza yang sempat menyeret nama Kim HyunSik, pada akhirnya hilang tanpa jejak. Seluruh artikel di hapus, dan menguar begitu saja. Bagaimana bisa?" Batin Jungkook bergejolak hebat.
"Namjoon hyung dan DoHyun adalah rekan kerja yang sama-sama bekerja pada Kim HyunSik. Namun pada akhirnya, Namjoon hyung harus menjalani hukuman karena kasus kudeta negara? Mengapa hanya Namjoon hyung? Mengapa DoHyun tetap selamat? Dan mengapa sampai saat ini DoHyun tetap bekerja untuk Kim HyunSik? Sementara Kim HyunSik sendiri sudah turun jabatan 2 tahun yang lalu?"
Segala pertanyaan terus bergelayut memenuhi benak Jungkook. Otak pria itu terasa buntu. Terhitung Empat hari sudah sejak misi penyelinapan perpustakaan negara berlalu dan membuat pria itu harus membagi waktu antara markas dan kediamannya sendiri guna menghubungkan segala puzzle yang masih berserakan. Namun kenyataannya, semua masih sangat abu-abu.
Seperti saat ini, di ruang kerja yang bertempat di kediaman pribadinya ini Jungkook termenung dalam diam dengan otak yang bekerja keras. Ah sial! Ternyata menggunakan alasan pergi ke Club malam bersama Lisa agar bisa meninggalkan markas, belum mampu menghasilkan 'sesuatu' bagi Jungkook.
Hingga sekejap berikutnya, sebuah pelukan hangat dari belakang membuat kelopak mata Jungkook mengerjap. Kedua mata pria itu terbuka perlahan, dan ia mendapati sang kekasih tengah memeluk dirinya dengan segaris senyum yang tersungging dari bibir merah merekah milik wanita itu.
"Kau belum tidur?" Suara Jungkook menguar lirih. Salah satu tangannya terulur, mengusap lembut lengan Lisa yang melingkar di pundaknya.
Bukannya menjawab ucapan Jungkook, Lisa justru tersenyum penuh arti. Wanita itu melepaskan pelukannya, memutar kursi Jungkook hingga menghadap dirinya.
