CHAPTER 4 || RINDU

15 7 1
                                    

>> CHAPTER 4 <<
HAPPY READING GAES!!!
VOTE DAN KOMENTAARR!!!

******
"Dulu, Mamamu adalah orang yang periang, gigih, dan tegar. Aku mengenal dia saat kuliah. Kami saling kenal karena aku adalah ketua BEM disana. Aku jatuh cinta padanya, tidak tahu datang darimana dan kapan aku mencintainya. Sampai suatu ketika aku mendatanginya dan menyatakan perasaanku padanya,"

"Dia sangat terkejut, tidak disangka dia juga menyimpan rasa. Huh, itu adalah kenangan yang paling indah bagiku," jelas Pria itu.

"Terus?" tanya Jihan.

"Sampai suatu ketika kami sudah siap untuk kejenjang yang lebih serius, namun Ibuku tidak meridhoi hubungan kami."

'Pantas saja aku tidak pernah tahu siapa nenekku,' batin Jihan.

Jihan tidak menyangka, selama ini Mamanya berjuang sendirian tanpa dukungan dari keluarganya.

"Keluarga Mama kamu sudah menyetujui hubungan kami, hanya saja Ibuku terlalu keras kepala. Akhirnya, kami berencana nikah lari. Hidup kami awalnya bahagia, sampai suatu ketika Ibuku menemukan kami, dan menghina Dina. Saat itu benar-benar kacau, bahkan Dina sampai enggan untuk makan. Bermacam rencana dibuat oleh Ibuku agar memisahkan kami,"

"Suatu hari, Ibumu pulang dari mini market dengan wajah murung. Saat kutanya dia kenapa, dia hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya. Semenjak hari itu dia sangat murung, tidak seperti dulu lagi. Setelah sebulan akhirnya dia kembali ceria. Beberapa minggu, dia mengalami mual-mual dan juga sering enggak enak badan. Aku kira itu hanya masuk angin saja, sampai kami memeriksa ke dokter. Ternyata dia sedang mengandung dirimu. Kami berdua bahagia, aku yang selalu pulang kerja sampai jam 7 malam, kini aku pulang jam 4 sore. Kalau bisa aku secepatnya pulang. Penantian itu pun akhirnya datang. Nama Nebula itu adalah pemberian dari diriku, karena aku sangat menyukai astronomi. Awalnya baik-baik saja bukan, dan kamu tahu itu. Kini akan kuberitahu mengapa aku memisahkan diri dari kalian," Jelas Pria itu.

Jihan benar-benar mendengarnya, bahkan air mata Jihan keluar.

"Saat kamu kecelakaaan dan membutuhkan banyak darah. Aku ingin menyumbangkan darahku untukmu, namun ternyata darah  kita tidak cocok. Aku sangat terkejut, terlebih lagi Mamamu. Sampai suatu ketika, ada seorang laki-laki datang menyumbangkan darahnya untukmu. Dia adalah ayah kandungmu. Aku sangat terkejut dan kecewa terhadap Dina. Ternyata, saat Mamamu pergi ke mini market hari itu, pria itu mendatangi Dina dan membawanya entah kemana. Sampai disana, Mamamu telah dilecehkan oleh orang tersebut. Mamamu tidak berani untuk memberitahukan kepadaku, dia terlalu takut. Pantas saja dia selalu mengurung diri dikamar. Aku langsung memukul laki-laki itu karena sudah dilanda kemarahan. Akhirnya aku dibawa ke kantor polisi karena telah membuat keributan di Rumah Sakit dan Ayah kandungmu di penjara karena telah melakulan pelecehan,"

"Setelah 1 tahun dipenjara dan akhirnya aku keluar. Aku terlalu takut dan malu untuk kembali ke hadapan kalian. Akhirnya aku memutuskan hubungan dengan kalian, dan kembali ke tempat orangtuaku. Saat disana aku dijodohkan dengan seorang wanita, tapi aku tidak mau dan memilih kabur dari pernikahan itu. Saat aku kabur dan berada di pinggir jembatan, aku memilih menerjunkan diri. Karena sampai saat ini aku begitu mencintai Dina," ucap Pria itu dengan raut sedih sambil tersenyum.

Jihan benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. Mau sedih, marah, kecewa, bahagia, dia tidak bisa mengungkapkannya.

"Jahat, jahat .... K-kenapa A-ayah meninggalkan kami. Apakah Ayah tau, aku selama ini mencari Ayah. Sampai-sampai semua isu mengenai Ayah aku hiraukan," ucap Jihan dengan air mata yang mengalir deras sambil memukul dada pria itu.

Pria itu hanya tersenyum tidak ada perlawanan saat Jihan memukulnya.

Ternyata pria itu adalah, Ayahnya.

Assalamu'alaikum Jihan!  (On Going) Where stories live. Discover now