CHAPTER 6 || NO MORE SECRETS

5 3 1
                                    

>> CHAPTER 6 <<
BUDAYAKAN MEMBACA DAN JANGAN LUPA VOMMEN NYA!!

HAPPY READING!!

'Mas Andre?' batin Dina.

"Jihan, tolong jangan bahas itu dulu. Kamu baru sadar sayang, jangan banyak berpikir. Nanti kita bahas itu, oke," jelas Dina. Dengan wajah risau dia meminta Jihan agar tidak membahas itu.

Jihan pun mengurungkan niatnya untuk memberitahu Mamanya. Mungkin bukan saatnya dia memberitahukannya.

"Mah, Jihan ingin istirahat. B-bisa mama keluar?" pinta Jihan.

"Huh, oke. Kalau ada apa-apa langsung panggil mama, ya, " ucap Dina sambil mengelus rambut Jihan. Jihan pun mengangguk sambil tersenyum.

"Ayok El, kita keluar. Biarkan Jihan beristirahat," ajak Dina, Elina sudah bersiap hendak keluar. Namun, Jihan melarangnya dan dia menyuruh agar Elina tetap bersamanya.

"El, kamu disini aja temani aku," ucap Jihan.

Elina yang merasa tidak enak kepada Tantenya. Dia pun meminta izin. Dina sedih, mengapa tidak dia yang bersama Jihan. Mengapa harus Elina? Dia pun memendam itu dan memberi izin kepada Elina.

Dina pun tersenyum dan mengangguk.

"Makasih, ma," ucap Jihan tulus sambil tersenyum. Mendengar itu hati Dina tersentuh. Dia baru ini mendengar ucapan yang begitu tulus dari Jihan.

Dina pun mengangguk, lalu keluar dari ruangan itu. Setelah itu, Elina duduk di samping ranjang Jihan.

"Kenapa tidak mamamu saja yang disini, Han?" tanya Elina.

"Huh, sudah berapa lama ya aku koma, Lin?"

Bukannya menjawab pertanyaan Elina, dia malah balik bertanya. Elina yang kaget, karena Jihan tidak menjawab pertanyaannya. Kembali bertanya kepada Jihan, "Kamu kenapa menyuruh Tante keluar? Apa yang mau kamu bicarakan samaku?"

Jihan hanya tertawa kecil, lalu menghelakan nafas.

"Kamu tau ya, kalau ada yang ingin aku bicarakan," ucap Jihan dengan tersenyum membuat Elina terdiam.

"Aku berapa lama sudah koma, Lin?"

"Dua hari," jawab Elina.

Jihan menghelakan nafasnya, "Wah, lumayan lama juga, ya. Oiya, kamu tau gak Lin, kalau selama aku koma. Aku bertemu ayah tiriku,"  jelas Jihan sambil tersenyum sedu.

Elina yang mendengar itu, langsung terkejut. Raut wajahnya berubah seperti tidak percaya sama omongan Jihan.

"Pasti kamu tidak percaya, hehe.  Sama, aku juga pikir begitu. Kukira itu hanyalah sebuah mimpi, ternyata sebuah pesan yang diberikan ayahku," ucap Jihan sambil tersenyum.

"T-terus, apa yang terjadi?" tanya Elina yang mulai penasaran.

Dia mengubah posisi badannya, yang dari tiduran sampai duduk. Melihat itu Elina pun membantu Jihan agar duduk nyaman.

"Makasih, Lin."

Elina pun mengangguk lalu duduk kembali.

"Yah, begitulah. Aku sudah tau semuanya siapa ayahku yang sebenarnya? Mengapa dia meninggakan kami? Apakah di masih sayang kami atau tidak? Huh, ternyata ceritanya sangat kelam," ucap Jihan sambil menunduk sedih. Dia mencoba tegar dengan keadaan.

"Terus, setelah kamu sudah mendapatkan jawabannya. Apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Elina.

Membuat Jihan tersenyum miring.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamu'alaikum Jihan!  (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang