PROLOGUE

345 28 5
                                    

"Udah beres sholatnya?"

    Alana tersenyum dengan cerah dan mengangguk.

"Udah Kak, ayo makan. Nana laper nih,"

Eita pun menggandeng tangan Alana dan mengajaknya menuju salah satu restoran yang berada di Mall yang sedang mereka kunjungi. "Mau makan apa, na?" Tanya Eita. Alana sejenak terdiam dan melihat daftar menu yang terpampang jelas di sebuah papan, ia kemudian menunjuk sebuah mie kocok Bandung. "Nana pengen mie kocok aja deh, minumnya air putih aja." Bisik Alana pada Eita. Eita sempat menatap ragu pada Alana.

    "Beneran kamu pesen itu doang? Gak mau pesen yang lain gitu? Ntar kamu gak kenyang lagi kalo gak ada nasinya," Tanya Eita. Alana menggelengkan kepala nya, ia memantapkan dirinya dengan pilihan yang sudah ia buat. "Mie kocok itu enaknya dimakan gak pake nasi Kak, lagian Nana juga kenyang kok dengan porsi segitu." Jawab Alana. Eita pun kemudian memesankan pesanan makanan miliknya dan Alana.

Setelah memesan dan membayar di kasir, mereka pun duduk di salah satu meja yang kosong yang hanya cukup untuk dua orang saja. Mereka pun duduk saling berhadapan dan bercerita hal-hal kecil. "Kabar Natasha gimana, Na?" Tanya Eita. "Tasya baik-baik aja kok sekarang, dia cuman tambah sibuk aja sama kuliahnya." Jawab Alana.

    Setelah menunggu selama dua puluh menit, seorang pelayan wanita datang membawa sebuah nampan berisikan makanan yang dipesan oleh Alana dan Eita. "Baca do'a dulu cantik," Alana kemudian terkekeh dan mengangkat kedua tangannya sejajar, ia menutup matanya dan melafalkan do'a makan. Eita hanya bisa menghela nafasnya dengan berat melihat gadis yang ia cintai sedang berdo'a, ia kemudian ikut memejamkan matanya untuk berdo'a. Setelah selesai, Alana menatap Eita yang tengah mengepalkan kedua tangannya untuk berdo'a.

Alana hanya tersenyum tipis melihat Eita, jauh di lubuk hatinya ia merasa sakit karena harus merasakan perbedaan di antara mereka berdua. Seolah-olah ada dinding besar tak terlihat yang memberi jarak di antara mereka yang tak bisa ditembus. "Kenapa, Na?" Alana tersadar dari lamunannya ketika Eita memanggilnya. Alana hanya menggelengkan kepala nya dan kemudian menyantap makanannya.

───────────────────────────────

hai, aku balik lagi hehe. sebelumnya aku minta maaf banget karena balik2 ngepublish ff yg ga sesuai sama yg aku janjiin, file word dimana aku nyusun plot alur dll nya keapus :'> dan krn aku ga mungkin bikin kalian nunggu lama (gada yg nungguin si) jdnya aku bikin ff ini. fyi, ff ini ga bakal byk chapternya. maybe cuman 6-7 chapter aja (prolog dan epilog ga diitung).

sekali lagi mohon maaf ya :( semoga suka dengan karya ku yg ini!

[✓] Eita, dan Semesta ¦¦ Semi Eita.Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu