Alternative Ending : Bertemu Pada Aamiin Yang Sama.

41 10 3
                                    

Eita POV

1 bulan yang lalu...

"Bang Eita, lo keliatannya lagi belajar agama Islam ya?"

Aku menoleh ke arah Atsumu yang duduk di samping ku sembari melihat buku apa yang sedang ku baca. "Oh lo baca motivasi Islam gitu ya?" Aku menganggukkan kepala ku membenarkan pertanyaan Atsumu. "Sama seperti Zulaikha dan Yusuf, bila Zulaikha mengejar cintanya Yusuf maka Allah jauhkan Yusuf darinya. Namun sebaliknya, jika Zulaikha mengejar cinta-Nya maka Allah dekatkan Yusuf kepadanya..." lirihku.

"Itu bener, Bang. Kalo lo mau mencintai salah satu umat-Nya, maka lo harus deketin Pencipta-Nya lebih dulu," timpalnya. Aku merenung sejenak, entah mengapa setelah mengenal Alana, aku mulai penasaran dengan agama Islam. Tanpa disadari, aku seringkali mencari-cari informasi mengenai agama ini, bahkan aku juga belajar sedikit demi sedikit.

Sejujurnya, semakin hari bertambah, semakin sering aku mempertanyakan hati ku. Apa perasaan ini hanya sebatas rasa penasaran belaka? Ataukah perasaan ini adalah perasaan bahwa aku mulai merasa nyaman dengan agama yang sedang ku jalani? Bagaimana ini Tuhan? Posisi ku disini memanglah salah, namun aku juga tak dapat membohongi perasaan ku sendiri.

***

"Alif, ba, ta, tsa..." Sedikit demi sedikit, aku mulai bisa membaca tulisan arab agar kelak suatu saat aku bisa membaca Al-Qur'an. Tak hanya itu, aku juga sering memperhatikan teman-teman Muslim ku berwudhu dan melaksanakan ibadah sholat ataupun puasa. Terkadang, aku berusaha meniru dan mencoba cara mereka beribadah.

"Perasaan ini... Makin kesini gue makin ngerasa adem dan tenang kalo gue udah mulai lanjut belajar soal Islam," batin ku sembari tersenyum. "Bagus, Ta! Sejauh ini proses lo buat baca udah bagus, apalagi lo cepet banget dah nyampe Iqra lima. Lo tinggal perlu improve biar bisa lancar aja," Aku tersenyum ke arah teman ku, Sugawara atau lebih dikenal dengan nama Awara. Ia adalah teman ku yang mau membantu ku belajar memperdalam agama Islam, selain itu ia juga adalah mantan anak rohis di sekolah ku dulu dan juga seorang hafidz Qur'an.

Asahi menutup buku Iqra ku, "Ayo, sekarang gue ajarin lo caranya wudhu sama bacaannya" ucapnya. Ia mengajakku menuju area wudhu khusus laki-laki dan melipat celana serta lengam kemejanya, lantas aku pun mengikutinya. Ia mengajari ku setiap gerakan beserta do'a nya, ia juga memberitahu ku bagaimana agar wudhu ku menjadi sah.

Setelah selesai belajar berwudhu, ia mengajakku masuk kembali ke dalam masjid dan mengajari ku cara sholat. "Nah gue praktekin subuh, maghrib, sama ashar aja ya? Gue ambil yang rakaatnya dua, tiga, sama empat biar lo gak bingung" ujarnya. "Nih perlu lo inget, buat sholat subuh tu, di ajaran gue si lo gak perlu rukuk. Lo cuman butuh baca do'a Qunut, kayak gue gini," Aku memperhatikan cara Awara membaca do'a Qunut yang ia maksud.

"Emang Islam ada aliran lain apa gimana?" tanyaku. Setelah ia menyelesaikan praktik sholat subuhnya, ia menoleh ke arah ku. "Iya, ada banyak. Paling umum tu Muhammadiyah ama NU, gue termasuk NU. Begitupun Alana juga," jawabnya. Aku mengangguk mengerti, sepertinya nanti aku perlu belajar lebih banyak lagi.

"War, sejujurnya gue bingung sama diri gue sendiri. Gue gak tau gue lagi ngalamin krisis iman atau justru di hati gue sekarang emang ada Allah SWT. Gue takut gue ambil keputusan yang salah, gue juga takut kalo ini hanya sebatas rasa penasaran," lirihku. Awara tersenyum ke arah ku dan menepuk pundakku, "Apapun hasilnya, itu semua ada di tangan lo. Gak ada agama yang salah, semua agama itu sama. Hanya saja, cara setiap agama memuliakan dan menyembah Tuhan nya aja yang beda,"

Deg.

Benar, semua agama itu sama-sama mengajarkan hal yang baik kepada setiap pengikutnya. Meski setinggi apapun benteng perbedaan itu, benteng itu tetap akan menemukan puncaknya. Begitupun perbedaan, meskipun beragam namun pada akhirnya semuanya akan tetap bertemu pada satu tujuan yaitu menyembah Tuhan.

[✓] Eita, dan Semesta ¦¦ Semi Eita.Where stories live. Discover now