Kisah Yang Usai

59 14 7
                                    

Author POV

    Tiga hari setelah kejadian itu berlalu, kini Alana terus menerus menjauh dari Keiji dan Eita tanpa sebab. Natasha yang mengetahui apa yang terjadi pada sahabatnya tersebut merasa sangat khawatir, terlebih lagi Alana terus menerus terlihat murung. Meskipun disisi lain luka di hati Natasha belum kunjung sembuh, ia berusaha menyembunyikan perasaannya dan tetap fokus kepada sahabatnya.

Dilain sisi, Eita kini semakin merasa khawatir dengan sikap Alana yang secara tiba-tiba berubah. Eita berusaha mencari tahu tentang apa yang terjadi pada Alana serta kemana akhir-akhir ini ia pergi dengan berbagai cara, namun hasilnya nihil. Eita menemukan satu pun petunjuk tentang Alana.

"Ta!"

"Eita!"

    Giselle terlihat khawatir karena melihat Eita yang terus melamun tanpa sebab, ia bahkan tak terlihat fokus dan mendengarkan pembagian tugas yang Giselle baru jelaskan. "Lo kenapa?" Tanya Giselle. Eita menggelengkan kepalanya dan kemudian kembali fokus dengan tugas-tugasnya.

Setelah menghabiskan waktu selama dua jam, kini mereka memutuskan untuk berpisah dan pulang. Namun Giselle tak dapat berhenti memikirkan Eita yang sedari tadi lebih banyak diam dan tak berbicara selain membahas hal yang penting.

Giselle POV

    "Thanks for today ya guys, gue duluan ya. Mau ke rumah Michelle," Aku mengemasi barang-barang ku dan berpamitan kepada teman sekelompoknya. "Mau gue anter?" Ajak Eita. Aku menggelengkan kepala ku seraya tertawa kecil ke arahnya. "Gue gak mau ya mati konyol cuman gara-gara lo bengong, yaudah gue pamit ya ta." Aku menggenggam erat totebag ku dan keluar dari Cafe. Karena pesanan ojek online ku sudah datang, aku pun segera naik dan pergi menuju arah rumah Michelle.

Hanya membutuhkan waktu sekitar lima belas menit perjalanan, kini aku memasuki kompleks perumahan yang ditinggali oleh Michelle. "Ada yang mau tunangan ya itu? Decor nya keliatan cantik.." Lirih ku seraya menatap ke arah sebuah rumah bertingkat yang tengah di decor.

    Setelah melewati beberapa blok, kini aku tiba di rumah Michelle. Aku mengetuk pintu rumahnya seraya mengabarinya lewat chat bahwa aku sudah berada di depan rumahnya saat ini. Tak lama kemudian, Michelle membuka pintu rumahnya dengan penampilan yang sedikit kacau. Ku rasa seharian ini ia tidak pergi kemana-mana, mungkin karena itu ia hanya tidak peduli dengan penampilannya hari ini.

"Lo sendirian?"

"Iya nih, Mama Papa gue lagi ada dinas ke luar kota."

Aku menganggukkan kepala ku mengerti dan kemudian duduk di sofa ruang tamu. "Lo minum apa aja kan? Gue buatin sirup aja ya?" Tanya Michelle. "Santai aja gapapa, asal minumannya gak aneh-aneh ya gue minum." Jawab ku. Lima menit kemudian, Michelle menghampiri ku seraya membawa dua gelas yang berisikan sirup jeruk.

    "Tumben banget lo main kesini, ada apaan nih?" Tanya nya. Aku meneguk minuman ku sebelum dan bersandar di sofa milik Michell. "Ya pengen aja si.. Gue bosen di rumah mulu, kali-kali main ke rumah lo." Aku menghela nafas ku dan menatap lurus ke arah atap rumah Michelle. Michelle kemudian merangkul ku dan tersenyum, sepertinya ia faham bahwa alasan ku yang sebenarnya bukanlah hal itu.

"Lo lagi mikirin cowok yang lo suka ya? Siapa si? Dari dulu lo gak pernah ngasih tau gue," Aku terkekeh mendengar pertanyaan Michelle, sepertinya sudah waktunya bagiku memberi tahu siapa orang yang ku suka pada sahabat ku sendiri. "Eita, chel.." Lirih ku. Michell kemudian tertawa kecil dan melipat kedua tangannya. "Terus hambatan lo apa? Lo kan deket sama dia dari dulu, lagian dia juga udah putus dari pacarnya itu. Siapa ya ceweknya.. Alana kalo gak salah," Timpalnya.

[✓] Eita, dan Semesta ¦¦ Semi Eita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang