19-AAD

310 22 1
                                    

"Ngapain lagi lo ngikutin gue? Gue mau latihan bela diri!"

"Freya temenin mau?"

"Dengan adanya lo di samping gue, bakalan mancing hal-hal buruk buat datang tau gak!"

"Revkal, kita itu gak boleh___"

"Bacot ustadzah!" bentak Revkal dan meninggalkan Freya sendirian, lelaki itu menuju lapangan tetapi Freya tetap saja mengikutinya.

"Jangan ngekor deh, gue enggak suka ya!"

"Jadi maksud Revkal harus jalan berseblahan dan gandengan? Ah sosweet." Freya berusaha meraih tangan Revkal tetapi lelaki itu menepisnya.

"Jangan macam-macam lo!"

Freya memanyunkan bibir bawahnya, tetapi Revkal malah semakin acuh dan berjalan lebih cepat meninggalkan Freya.

Freya terdiam menatap kepergian Revkal.

Freya berjalan menuju toilet sekolah, ia berhenti di depan wastafel dan menatap wajahnya di depan sebuah cermin. "Apa gue harus banget mundur? Orang yang ingin gue perjuangin aja enggak noleh sedikitpun ke arah gue. Apa ini pantas di sebut perjuangan?"

Tiba-tiba dari arah belakang pundak Freya tertepuk hingga berhasil membuat ia menoleh kebelakang.

Tania dan Adara tersenyum manis. "Lo enggak boleh nyerah Frey, katanya mau kisah cinta yang kek di wattpad-wattpad?" goda Tania sembari menampilkan senyuman tulusnya agar Freya kembali bersemangat.

Adara mengambil nafas dalam-dalam dan mulai berbicara. "Untuk mencairkan es batu, terkadang lo perlu jadi air hangat."

"Maksudnya?"

"Jangan nyerah lah!! Sedingin dan sekuat apapun benteng yang Revkal bangun buat mentalin lo, lo tetep harus bersikap hangat dan jangan mental cuma-cuma."

"Bener tuh Frey, cinta itu harus di perjuangin!"

"Kalau orang itu gak mau ngasih celah buat di perjuangin, gimana?"

"Lo harus buat dia ngebuka celah itu sendiri!" sahut Adara.

"Walaupun salah satu belum punya perasaan tapi gue yakin Frey kalau cinta dan nyaman itu datang sendiri karena terbiasa," ucap Tania.

"Bener tuh!"

"Dia aja keliatan banget enggak betah di deket gue, gimana mau nimbulin celah dan rasa nyaman?" Freya menghembuskan nafas pasrah.

"Lo sih kalau mau berjuang jangan setengah-setengah, cowo itu banyak gengsinya Freya."

"Gengsi?"

"Bener kata Tania, Frey. Cowo itu mudah banget terjebak perasaan cuma mereka enggak ngerti cara mendekspresikan. Beda sama cewe!"

"Jadi gue harus gimana?"

"Berjuang lagi lah!"

"Semangat??"

"Harus dong!!" ucap Adara dan Tania secara serempak kemudian ketiga gadis itu berpelukan.

Sedangkan dari arah luar Revkal mendengarkan percakapan mereka sedari tadi tanpa sengaja dan tanpa sadar lelaki itu tiba-tiba tersenyum simpul.

***

Freya tersenyum ketika mendapati buket bunga dan coklat seperti biasanya, ini adalah coklat favoritnya.

"Ih Revkal romantis banget ya, di depan aja sok-sokan nolak gue tapi diam-diam buat hal kecil yang bikin gua tambah nyaman!"

"Mana ini coklat favorit gua lagi. Kira-kira dia tau dari mana, ya?" tanya Freya seraya melihat teman-teman nya satu persatu.

Aku Atau Dia! (COMPLETE)Onde histórias criam vida. Descubra agora