15

433 83 205
                                    

15. Mulai Ada Rasa Takut

Jam istirahat kali ini, ada dua hal yang diperbincangkan anak Sma Grathion. Yaitu, rencana UAS beberapa minggu lagi dan PORSENI antar sekolah yang dilaksanakan selesai UAS.

70% siswa memperbincangkan bagaimana strategi mereka saat bertanding nanti, belum lagi sekolah yang menjadi lawannya memiliki murid dengan parad yang diatas rata-rata, ataupun merencanakan suatu hal agar bisa mepet sama gebetan. Dan 30% sisanya, memikirkan bagaimana strategi sontek-menyontek ataupun membahas kisi-kisi ujian nanti.

"Pokoknya, pas bagian lawan Rajawali, gue bakal maju paling depan," ucap Mario sambil mengambil botoh saus di hadapannya.

Naka yang hendak menyuapkan nasi merahnya pun terhenti, "Mau lay up lo?" tanyanya.

"Bukanlah. Mau nangkep Salsa pas lagi flying cheerleaders," balas Mario sambil mengaduk mie rebusnya.

Tian menggelengkan kepalanya. Heran dengan pemikiran temannya yang satu ini. "Terus kalau lo udah tangkep. Mau lo apain?" tanya Tian. Iseng.

"Mau gue kurung dikamar. Gak boleh keluar sampai seminggu."

"Cewek aja yang lo pikirin. Pikirin tuh ujian tinggal depan mata," Raka yang sedari tadi diam membuka suara.

"Mending, lo belajar deh Yo. Perbaiki diri, akhlak, sama tampang. Baru deketin Salsa," imbuh Tian.

Naka menatap keempat temannya, "Pikirin dulu tih surat dari BK. Besok Bokap pada dateng ke sekolah, balik-balik Nyokap lo ceramah dua jam," ucap Naka.

Mario menepuk jidatnya, "Astaga! Wajib beli penutup telinga ini mah," katanya lesu membuat temannya terkekeh.

"Lo pada sih enak. Cuma diceramahin, lah gue? Gue nanti diceramahin, di bandingin, belum lagi kadang kena pukul," cerita Regan.

"Loh kenapa?" tanya Mario.

Regan menghela napasnya, "Gini ya. Kalau ada panggilan ke sekolah. Nyokap gue pasti jadi wali si benalu itu. Belum lagi nanti guru-guru cerita yang engga-engga. 'Regan yang nakal' 'nilai Regan yang jelek'." Regan memulai cerita.

"Nanti di rumah, gue bakal dimarahin sama bokap gue. Dibilanglah gue yang bego, gue yang tolol, gue yang males. Udah gitu nyokap gue bakal bilang 'kenapa gak belajar sama Olin?' 'Kenapa nilai kalian beda?'  'coba lihat Olin, nilainya bagus. Itu karena dia rajin belajar, gak kayak kamu yang main playstation mulu' gitu aja terus. Seakan-akan gue manusia paling bodo yang harus dibandingin sama malaikat."

Baik Naka, Mario, Tian, maupun Raka menatap Regan dengan prihatin. Logikanya, siapa sih yang mau dibandingin? Kadang, ketika kita dibandingan dengan adik atau kakak saja, kita marah. Apalagi ini, dengan manusia yang tidak ada hubungan darah dengan kita. Gimana gak emosi.

"Gini, Gan. Semua orang tua pasti mau yang terbaik buat anaknya. Mungkin dengan mereka bilang gitu. Lo bisa termotivasi," ucap Raka hati-hati.

Tian menggangguk, "Bisa jadi tuh Gan."

"Lagian bener juga kata mak lo. Kenapa gak belajar sama si Olin? Nilai lo bakal aman juga kan kalau lo belajar," nasehat Raka.

"Lagian, alesan lo gak suka sama tuh cewek kurang masuk akal. Lo semestinya gak perlu sampe segitunya sama dia juga, kan."

"Lo nyuruh dia kerjain pr lo, lo manfaatin dia buat bahan sontekkan ulangan harian, lo jadiin dia taruhan, jangan kira kita-kita gak tahu kalau lo yang udah bikin kaki dia pincang. Untung aja tuh cewek gak lapor kepsek."

Tian menggangguk, "Bener Gan. Lo sewajarnya aja kalau kesel sama dia. Inget! Karma itu nyata."

Regan menghela napas lelah, mengapa semua orang selalu menyudutkannya seakan-akan dirinya yang salah.

"Apa lo gak takut kalau tiba-tiba semua perbuatan yang lo lakuin balik lagi ke diri lo sendiri?"

Ucapan itu membuat Regan mematung. Bagaimana jika itu benar-benar terjadi pada dirinya?

TBC

Aku pernah denger, katanya gini 'Apapun yang kita lakukan, itu ada alasanya' Apa kalian percaya?!

Gak suka bangetkan kalau dibanding-bandingin? Kayak gimana gitu rasanya. Gak enak banget.

Kalian tim percaya karma atau engga?! Aku sih percaya.

Siapin mental ya buat dua chap berikutnya!

Yuk yang belum vote sama komen. Lets goooo!!! Aku tunggu kehadiran kaliannn.

Yuk spam komen di chap ini sama chap kemarennnnn.

Regan & Caroline (LENGKAP)Where stories live. Discover now