26

264 58 115
                                    

I am back! Makasi yang udah mau vote.

Happy reading

26. Mengenai pernyataan.

Sesuai dengan pernyataan dari Jayden kemarin. Malam ini ia akan mengikuti balap liar. Beberapa temannya berbondong-bondong untuk melarang dirinya mengikuti kegiatan itu.

"Jay, biar gue aja yang gantiin lo. Ini terlalu berbahaya buat lo juga reputasi lo." Lintang berujar dengan sungguh-sungguh. Lelaki yang mengenakan kaos navy itu menatap intens temannya.

Seorang lelaki yang tengah merokok pun ikut mengangguk. Tanda menyetujui ucapan Lintang. "Iya Jay, kalau lo enggak mau, biar gue aja yang gantiin. Enggak apa uangnya buat lo." lelaki itu pun ikut menyahut. Sebut saja namanya Rama.

Jayden menggeleng. Menatap satu persatu seluruh temannya yang ada di ruangan kecil tersebut. Tekadnya sudah bulat. Ini demi Ibunya yang menjadi satu-satunya keluarga yang lelaki itu miliki.

"Enggak perlu. Kalian udah cukup membantu gue. Dimulai dari nyari siapa anaknya bokap gue, bantu kasih kiriman ke dia, nyari pekerjaan buat gue. Kalian masih mau temenan sama gue aja, gue udah seneng." lelaki itu bangkit dan memakai helm milik Lintang.

Jayden menoleh pada meja kaca kecil yang terletak di tengah sofa yang diduduki teman Jayden. "Tang, gue pinjem motor lo, ya."

******

Sirkuit saat malam sangat ramai. Berbeda seratus delapan puluh derajat saat siang hari. Baru memasuki pintu sirkuit, Jayden buru-buru menghentikan laju motornya. Ia dikejutkan dengan kehadiran Zio di sirkuit itu. Takut terbongkar, Jayden langsung memakai masker hitam yang ia bawa atas perintah Lintang.

Setelah merapikan penampilannya, Jayden menghampiri Zian, lelaki yang menjadi narahubung ketika adanya balap liar. "Oh, ini Zi yang bakal ngelawan lo. Namanya Lintang." Zian memperkenalkan Jayden sebagai Lintang. Jayden harus bersikap diam. Layaknya Lintang yang selalu tunduk pada Zio.

"Gue, Zio. Kalau lo menang, lima puluh juta bisa lo ambil. Kalau lo kalah, motor lo buat gue. Deal?" Zio mengulurkan tangannya yang dibalas pula oleh Jayden. Lelaki itu mengangguk. "Deal."

Keduanya langsung mengambil motornya dan bersiap diatas kuda besinya masing-masing. Dibalik helm full face, keduanya saling melemparkan tatapan tajam.

Kontak mata itu terputus kala seorang gadis datang dengan tank top  hitam juga hot pants putih seraya membawa sapu tangan merah.

Gadis itu mengangkat sapu tangannya tinggi-tinggi. "Oke, boys. Ayo kita mulai." Gadis itu memberi aba-aba.

Baik Jayden maupun Zio langsung bersiap. Keduanya saling menarik gas masing-masing membuat deruan motor keduanya saling bersautan. Ditambah suara supporter yang menambah keramaian.

"One."

"Two."

"Three."

Kedua motor itu beradu kecepatan. Jarak keduanya sangat tipis. Mula-mula Jayden memimpin, lalu disusul oleh Zio. Lelaki itu menarik kecepatan motornya, membuat dirinya kini memimpin. Di pertengahan jalan, Jayden menambah laju kecepatannya.

Karena merasa tersaingi, Zio juga menambah kecepatannya. Tapi terlambat sudah, lelaki itu tak bisa menyaingi laju kendaraan Jayden. Karena, semenjak Zio menyusulnya, Jayden tidak mengurangi kecepatan motornya. Bahkan lelaki itu menambah sedikit lagi laju kendaraannya.

Regan & Caroline (LENGKAP)Where stories live. Discover now