47

196 36 149
                                    

Hai aku kembali sehabis hibernasi wkwk. Jangan lupa ramaikan ya!!!!

47. Teror lagi dan lagi.

"Dijemput enggak?"

Pertanyaan itu membuat Caroline yang semula menunduk, kini mendongkakan kepalanya. Ia melihat di hadapannya ada motor hitam juga sang pemilik yang dibalut helm fullface.

"Enggak. Kenapa emangnya?" gadis yang  memakai jaket jeans crop itu bertanya.

Zio membuka helm-nya. "Mau gue anter enggak?" tanya lelaki itu.

"Anter pulang?"

Zio tersenyum jenaka, "Anter ke KUA," ucap Zio langsung terkekeh. "Ya iyalah ke rumah. Tapi sebelumnya, lo harus bantuin gue."

"Bantuin apa?" tanya Caroline.

"Bantu bikin anak," celetuk lelaki itu. "Eh, bikin tugas maksudnya." Zio buru-buru meralat ucapannya kala ia melihat api dari kedua mata Caroline. Yaa, meskipun ada niatan buat bikin anak sama Caroline. Tapi itu nanti, kalau udah halal katanya.

"Yang serius dong," kata Caroline kesal. Sehari ini sudah banyak emosi yang ia keluarkan. Jangan sampai Zio juga menjadi sasarannya.

Zio mengangguk. "Iya serius. Bantuin gue tugas peminatan kimia yang gak ada minatnya sama sekali buat gue ngerjain itu," balasnya.

"Selain kamu harus anter aku pulang, kamu juga harus beliin jajanan buat aku. Gimana?" Zio memandang gadis itu dengan pandangan aneh, sejak kapan gadis ini berubah songong. "Wahh, nih anak udah mulai songong."

Gadis itu berdecak. "Mau atau enggak? Sebenarnya aku enggak maksa loh ya. Aku sebenernya bisa aja pulang pake taksi online. Tapi, kalau tugas, bisa dimarahin kalau enggak ngerjain," sindir gadis itu.

"Oke fine! Nanti sebelum gue anter lo ke rumah. Kita mampir buat jajan."

::::::::::::::::

Dalam kamus perempuan jika kita sedang badmood, moodboster-nya itu makan banyak. Apalagi kalau habis makan dikasih segepok uang. Kan makin suka!

Tapi, Zio selalu lupa akan fakta itu.

"Lin, asli lo mau makan nih es krim segini banyak? Enggak akan beku tuh otak?" tanyanya yang diakhiri gumaman.

Caroline yang tengah menyuapkan sesendok es krimnya pun berdecak. "Kamu mending diem. Buka aja tugas kamu," jawab gadis itu kesal.

"Fiks ini mah. Kayaknya kucing manis lagi jadi singa manis. Alias lagi PMS." batin lelaki itu.

Baru membuka buku tulisnya, Zio dikagetkan dengan isakan tangis milik Caroline. "Zio," panggilnya.

"Eh, eh kok nangis?" tanyanya panik. Please deh, mereka lagi berdua.

Terus ada anak gadis orang lagi nangis, gimana kalau Zio dituding ngapa-ngapain si Caroline. Udah dapet bogeman bapaknya, dimarahin Pak RT lagi. Mending kalau disuruh langsung nikah, lah ntar dibawa ke KPAI. Lelaki itu bergidik ngeri.

"Kayaknya, aku bocor deh." tuhkan! Pantes aja kucing gemes berubah jadi singa. Lagi PMS rupanya.

"Pembalutnya ada? Perlu gue beliin pembalut? Pembalut yang ada sayapnya atau enggak? atau mau dibeliin kiranti?" tanyanya tanpa malu. Ya gimana gak hapal, orang Mama tercinta lagi PMS Zio yang beliin pembalut sama kiranti kok.

Caroline mengangguk. "Enggak perlu beli. Masih ada kok. Kamu tunggu sini, ya. Aku mau bersih-bersih dulu." sepeninggal gadis itu Zio menghela napas lega. "Dia enggak marah-marah sih. Cuma agak random aja. Emang ya, cewek susah ditebak. Kayak TTS Dilan."

Regan & Caroline (LENGKAP)Where stories live. Discover now