↪Ineffable 5

2.5K 591 61
                                    

Kicauan burung terdengar nyaring

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kicauan burung terdengar nyaring. Cahaya mentari menyelusup disela-sela tirai jendela, menerpa wajah ayu sang gadis yang tengah terlelap dalam mimpi indah. Sontak saja ia terbangun, sedikit mengumpati kebisingan di pagi hari.

Jam sudah hampir menunjukan pukul sembilan pagi, sudah pasti banyak orang-orang yang keluar untuk menjalani hari. [Name] mengerang lantaran kesal dengan keadaan. Tidak bisakah ia tidur dengan tenang barang sebentar? Ini adalah kebebasan yang [Name] idam-idamkan, tidur sepuasnya tanpa dibangunkan sebelum pagi datang. [Name] tidak perlu bangun subuh-subuh hanya untuk memoles wajahnya menggunakan bahan kosmetik itu. Tidak perlu juga memakai korset yang terasa menyesakan.

Kelopak mata sang gadis berkedip, menyesuaikan penerangan. Sejenak ia melengguh pelan ketika merasakan pinggangnya berat layaknya ditindih sebuah lengan. Ia juga sedikit tidak nyaman kala merasakan nafas seseorang menerpa leher, disusul helaian rambut seseorang menggelitik wajahnya.

[Name] tersentak saat melihat wajah sang pria yang terpaut begitu dekat. Kedua netra indah berbulu mata lentik itu tertutup. Dalam diam [Name] menganggumi keindahan sang tuan, hidung mancungnya itu membuat [Name] makin terpesona akan wajah tampannya.

Tak ayal membuat [Name] merasa bahwa Moran adalah titisan adonis. Dia tampan dan gagah, gelar kolonel yang Moran sandang membuat ia mampu mendebarkan para gadis yang bersitatap dengan netra obsidiannya.

"Kau juga hobi tidur siang ya, nona?"

Moran sudah terbangun sejak 10 menit yang lalu. Pendengarannya yang terlatih itu membuat Moran terbangun ketika mendengar erangan pelan yang keluar dari bibir mungil sang gadis. Dirinya tidak berniat membuka mata atau barangkali membangunkan sang nona dari mimpi indah. Moran hanya menikmati keheningan dikamar itu dalam diam, kelopak matanya terus tertutup begitu pula satu lengan yang memeluk pinggang ramping [Name].

Anggap saja ini insting Moran yang terlatih saat seranjang dengan seorang wanita. Lagipula jika dilepaskan, gadis itu akan menguasai kasur sendirian. Andaikata Moran tidak memeluknya erat-erat, mungkin saat ini Moran sudah berada dilantai lantaran ditendang oleh kaki jenjang sang gadis.

Padahal Moran selalu berfikir bahwa nona bangsawan pasti akan tidur dengan anggun. Jauh lebih anggun dari wanita yang sering Moran tiduri tiap harinya. Dan nona bangsawan unik ini berhasil mematahkan ekspentasi Moran.

Jangankan anggun, tidurnya jauh lebih berantakan dari saat ia makan. Mungkin jiwa kebebasan yang [Name] punya membuat dia secara insting menguasai satu kasur tanpa memperdulikan teman satu ranjangnya. Lagipula gadis itu pasti sudah terbiasa tidur dengan kasur yang luas, Moran tidak heran jika tidur [Name] menjadi lebih tidak beranturan.

Gadis ini memang lain daripada yang lain.

"Moran-san... apa yang terjadi semalam?"

Wajah [Name] terlihat shock, wajahnya pusat pasi kala mendapati Moran telanjang bulat. Bagian bawahnya tertutupi oleh selimut putih. Gaun tidur yang [Name] kenakan juga entah ada dimana, hanya menyisakan pakaian dalam yang membalut tubuh rampingnya.

 INEFFABLE | S. MoranWhere stories live. Discover now