↪Ineffable 20

1.6K 401 5
                                    

Sejak kecil, [Name] tidak pernah bisa bebas mengatakan maupun melakukan sesuatu yang ia suka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sejak kecil, [Name] tidak pernah bisa bebas mengatakan maupun melakukan sesuatu yang ia suka.

Saat dirinya ingin mengambil apel yang tergantung manis diranting pohon, tidak ada satupun dari mereka yang mengizinkannya untuk memanjat dan mengambilnya sendiri.

Perempuan tidak pantas memanjat ataupun makan dengan sembarangan.

Itu adalah kata-kata yang kerap kali diteriakan oleh sang ibu ketika dirinya meminta sesuatu yang melanggar kodrat seorang wanita. Daripada kodrat, sang nona lebih menganggap itu sebagai ekspentasi sosial akan tingkah laku perempuan.

Patriaki yang begitu memuakan, sekiranya itulah istilah yang tepat jika sang nona berada di abad 21 yang dimanjakan oleh teknologi dan peradaban maju. Sebuah pemikiran kuno dimana laki-laki memiliki derajat yang lebih tinggi dari perempuan. Dimana laki-laki bisa melakukan semaunya sementara wanita harus diatur sedemikian rupa.

Dan mungkin, pemikiran itu berawal dari era abad pertengahan ini. Atau justru sudah ada sejak nenek moyang ada dibumi? [Name] tidak tahu yang pasti tetapi yang jelas pemikiran menjijikan ini benar-benar merugikan kaum perempuan, terutama para nona bangsawan.

Mengapa wanita tidak diperbolehkan menekuni pekerjaan yang biasanya digeluti oleh para laki-laki? [Name] selalu bertanya dalam hati.

Politik, seni senjata api, pengetahuan benua, maupun peperangan merupakan bidang yang tidak boleh disentuh oleh para wanita.

Mengapa? Padahal setiap orang berhak untuk mendapatkan pembelajaran yang sama.

Setiap orang-orang di mansion ini selalu menekankan sang nona untuk dapat tumbuh besar seperti ekspentasi mereka. Sosok nona muda yang dikarunai wajah cantik dan tubuh molek itu harus santun dan beretika.

Nona yang memiliki segalanya, baik harta maupun rupa itu diharuskan untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang bangsawan paling cantik di Inggris. Kemudian menikah dengan bangsawan dengan status sosial yang tinggi sehingga bisa menambahkan relasi serta keuangan Keluarga Marquess.

Dia tidak pernah sekalipun menyentuh senjata api walaupun ingin, sebab banyak orang yang menyayangkan jika jemari lentiknya menjadi kasar bagai pekerja serabutan. Wajah elok yang mampu membuat banyak pria jatuh cinta, sungguh tidak pantas jika segala keindahannya di berikan pada rakyat jelata.

Dan Eugene membenci pemikiran dimana wanita harus menjadi indah seperti boneka.

Tiap wanita memiliki keindahan tersendiri, mereka tidak diharuskan menjadi satu karakter hanya untuk dipandang indah dan bermartabat. Bukan berarti Eugene menyukai wanita yang serampangan dan tidak kenal kondisi, dia suka wanita yang tahu tempat dan bisa menyesuaikan diri.

Wanita yang berani dan begitu percaya diri jauh lebih menarik daripada wanita cantik.

"Kak Eugene!"

 INEFFABLE | S. MoranWhere stories live. Discover now