Wedding Destiny [TERBIT]

35. Pada akhirnya meledak juga

Happy reading 🙆

Breaking news : Vokalis utama Band Drag sedang berkencan dengan wanita yang diduga adalah Marinka, keduanya tampak mesra berdasarkan paparazi yang memotret momen keduanya, pihak manajemen belum memberikan keterangan terkait berita ini.

Fahri menggenggam ponselnya kuat saat paginya disambut dengan berita menjijikkan seperti ini, ia tidak masalah jika digosipkan dengan Marinka tetapi foto yang diambil paparazi itu sangat kurang ajar.

Fahri gelisah mencoba menghubungi manajernya.

"HALO CEPAT KATAKAN KE MEDIA KALAU FOTO ITU PALSU!" Bentak Fahri saat manajernya baru saja mengangkat teleponnya.

"Media pintar kali Ri, itu kelihatan banget kalau asli," cetus sang manajer.

"Cepat katakan saja!" Bentak Fahri lagi.

"Ahk sial, banyak wartawan yang menghubungiku, sudah dulu ya!"

Fahri membanting ponsel mahal itu di lantai hingga layarnya pecah, tapi ponsel itu masih menyala.

Sudah dua hari lamanya Fahri tidak pulang ke rumah, sebelum pergi dari rumah ia membawa beberapa lembar pakaian dan perlengkapan lainnya yang disimpan di dalam mobil.

Fahri menggaruk kepalanya frustasi, ia tidak tahu harus apa sekarang. Ponsel yang masih tergeletak di lantai itu terus berdering tiada henti, ia memungut ponselnya itu lalu mengirimkan Riskal lokasinya.

Selang beberapa menit Riskal datang dengan membawa banyak makanan.

"Lo ngapain sih di hotel kayak nggak punya rumah aja," cetus Riskal.

"Malas gue di rumah, ada orang tapi kayak nggak ada," balas Fahri.

Riskal tertawa kecil, "jadi lo mau gimana ini? Fans lo langsung terbagi dua, ada yang pro dan ada yang kontra dengan berita ini."

Fahri menghela nafas berat, "nggak tahu juga ahk pusing gue, biar si manajer sialan itu yang ngurusin semuanya untuk sementara waktu gue disini dulu."

"Bini lo?"

"Nggak tahu juga, gue pusing banget ini."

"EH ANJING ITU WARTAWAN BANYAK BANGET," pekik Riskal saat melihat ke bawah dari jendela.

Fahri langsung beranjak dari kasur mengikuti arah pandang Riskal, ia memang tidur di lantai lima hotel ini saja karena malas terlalu lama di dalam lift nantinya. Di bawah sana kumpulan wartawan sedang menunggunya keluar, entah darimana wartawan itu tahu posisinya sekarang.

Fahri meraih ponselnya lalu menelpon manajernya.

"Sialan lo ngasih tahu mereka semua posisi gue!" Bentak Fahri saat sambungan teleponnya diangkat.

"Gue capek didesak terus, maafin ya Ri."

"Anjing lo!" Bentak Fahri sebelum menutup sambungan teleponnya secara sepihak.