chapter 34 : ...

6.3K 1.1K 343
                                    

Start!

Start!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.













































"Hah.. hah.. sekarang udah aman?"

"Moga aja aman, tapi gue jadi capek lari 2 kilo anjir."

"Untung ada Jihan. Bisa healing cepet-cepet kan ya."

"Gaada yang bawa aqua?"

"Gue bawanya le mineral."

"Hmm ada manis-manisnya."

"Anjir ngiklan."

"Jangan ribut dulu! Hutan ini hening banget, sekali ada suara bisa kedengeran dari ujung-keujung." ucap Haruto memperingati. Teman-temannya ini tidak bisa menahan congornya untuk tidak berbacot ria. Padahal sekarang mereka sedang dalam di kondisi berbahaya.

"Jeongwoo, pasang sihir penjebak disekitar kita, saya ada firasat mereka datang kesini sekitar 5 menit lagi, dan 5 menit itu kita gunain untuk kabur lebih jauh lagi." suruh Yedam kepada Jeongwoo, yang disuruh hanya mengangguk-ngangguk dan melaksanakan perintah Yedam.

"Jinwoo, kamu cari jalan keluar dari sini, yang aman dari jangkauan musuh, Seongmin, siapin power yang cukup buat ngehalau mereka jalan lebih cepat, karena sihir Jeongwoo mungkin gaakan cukup kuat, Haruto jalan paling depan, kalau Haruto yang ngehalau para pengawal itu, bisa aja Haruto lengah dan dia diculik." jelas Yedam kepada mereka semua.

"To, jangan sampe diculik, makanya kalo ditawarin permen jangan mau." celetuk Jungwon.

"Si anying masih sempet-sempetnya ngelawak." kesal Haruto sambil menjitak keras kepala Jungwon.

"SAKIT WAK! BODOH KAU."

"Jungwon agak ga berguna iya ga si? Dia mah pemicu emosi doang." ucap Jeongwoo sambil menatap Jungwon dengan tatapan 😒.

"Jangan gitu wak, Jungwon Simatupang bisa bertugas ngalihin mereka ke arah lain, gini-gini gue jelmaan quicksilver." ucap Jungwon dengan senyuman remehnya.

"Gausah dengerin Jungwon, gue udah dapet arah ke tempat aman——"

'TRAK!'

Semuanya terdiam, melihat kearah Jinwoo yang cukup terrified karena barusan saja sebuah anak panah beracun melintas tepat melewati samping lehernya dan menancap ke pohon yang ada dibelakangnya.

Benar saja, para pengawal yang tadi mengejar mereka sudah berada didekat mereka dengan kuda-kuda yang berlari kencang kearah mereka.

"LARI!" suruh Yedam lalu mereka semua berlari secepat kilat mengikuti Haruto yang sudah mendapatkan direction dari Jinwoo menuju tempat aman.

Sihir Jeongwoo cukup membantu Seongmin yang tinggal di tempat menghalau dan bertarung dengan para pengawal yang datang untuk menyerang, sedangkan Jungwon menarik atensi sebagian dari pengawal itu dengan cara berlari cepat memutar sebagian kecil dari hutan itu.

"Wak lari kudamu lambat kali, masa cepetan lariku?" sesekali Jungwon berlari sambil mengucapkan kata-kata yang menyebalkan kepada para pengawal disitu.

"Bodoh kali wawak-wawak ini, mau aja kusasarin jalan kau."

Salah satu dari pengawal yang mengejar Jungwon sudah merasa jengkel dengan perkataan Jungwon, dengan cepat menggunakan panahnya dan sebuah anak panah hampir mengenai Jungwon, untung saja pemuda itu pandai dalam menghindar.

"Ah gak aci wawak maennya, merajok aku nanti wak."

"INI MANUSIA JENIS APA?!" teriak pengawal yang sudah emosi dengan perkataan Jungwon.

🛸🛸🛸

Memakan waktu 10 menit, Haruto, Jeongwoo, Jihan, Jinwoo, Yedam, dan Minhee sudah berhasil mencapai tempat aman di luar hutan, kini mereka berada di sekitaran sungai yang ada disitu.

"Hah.. hah.. beneran gue cape banget." keluh Jeongwoo sambil menidurkan diri di rerumputan hijau itu.

Jihan dengan cepat menyentuh pergelangan Jeongwoo, menyalurkan kekuatannya kepada mate-nya itu.

"Gimana? Kamu udah baikan?" tanya Jihan dengan senyumannya.

"MasyaAllah indah banget pemandangan." ucap Jeongwoo sambil cengar-cengir.

"Skip, bucin." ucap Haruto sambil mencelupkan kakinya kedalam sungai dangkal itu.

"BUTUH KACA?!" tanya Jeongwoo kesal.

"Udah ah jangan berantem. Sekarang pikirin rencana alternatif kita buat ngedapetin Clare balik." sela Jinwoo.

"Seluruh bagian kastil beneran udah ketat penjagaan, ga segampang itu kita ngedapetin Clare." ucap Yedam.

"Jumlah kita juga sedikit, kekuatan kita juga limit, portal gabisa dipakai, pendeteksi juga gabisa dipakai, mind controller punya Jungwon macet-macet, jadi kita kudu othokke." timpal Minhee frustasi.

"Haruto punya kemampuan manipulasi tempat ga?" tanya Jihan.

"Punya."

"Bisa dimanfaatin, buat aja jalan bawah tanah, terus arahin langsung ke bagian ruang bawah tanah." usul Jihan.

"Ide bagus, perlu gue bikin sekarang?" tanya Haruto.

"Perlu banget, lebih cepat lebih baik—"

"Sia-sia rencana kalian, toh manusia yang kalian cari juga ada disini."

Semuanya terdiam lagi. Suara tidak asing itu menggema disekitar sungai itu.

"B-bunda?" tanya Haruto kaget. Melihat bundanya muncul dari atas lalu turun sambil membawa tubuh Clare yang sepertinya pingsan lagi.

"CLARE!" teriak Haruto lalu berlari cepat kearah Clare yang pingsan diatas rumput.

Namun usahanya sia-sia, badannya terlempar jauh karena efek sihir yang diberikan Lisa begitu dirinya mendekati Clare.

"Jangan dekati dia Haruto, kau sudah membuat malu bundamu itu dihadapan orang tua Jihan." seru Lisa.

"TANTE JANGAN! HARUTO BUKAN MATE JIHAN, JIHAN JUGA UDAH PUNYA MATE!" teriak si gadis vampir.

"Siapa peduli? Sekarang aku akan hanya membawamu dan Haruto kembali ke istana, dan akan kuserahkan manusia ini kembali."

"BUNDA!"

"JEONGWOO TOLONG!"

Begitu teriakan Haruto dan Jihan bersama begitu tubuh mereka sudah terperangkap kedalam sihir Lisa, mereka sama sekali tidak bisa bergerak.

"JIHAN! HARUTO!"

Namun naas, Yedam, Jeongwoo, Jinwoo, dan Minhee juga tidak bisa bergerak. Mereka diam ditempat karena sihir dari Lisa. Sedangkan Jihan dan Haruto semakin tinggi dibawa oleh Lisa.

"BERHENTI!"

🛸🛸🛸

Hehehehe siapa itu coba yang di dialog terkahir?

Memang ya, obat aku buat nulis cepet itu harus ditemeni sama nyanyian karaoke emak-emak, kaya sekarang, ribut banget gatau lagi.

Padahal besok ujian tapi gaskan lah ya.

Have a nice day everyone, hope u enjoyy😻

[✔️] mine - haruto☘︎︎Where stories live. Discover now