43. Not in line with the flow

11.2K 776 42
                                        

"Pagi Nara," sapa Arshaka dengan suara beratnya. Lelaki itu menahan untuk tidak canggung dan malu di depan Binara.

Padahal Arshaka sudah malu ditandai dengan telinga lelaki itu, menjalar warna merah.

Gadis yang baru keluar dari gerbang rumahnya itu tersenyum sangat manis lalu menyapa balik Shaka. "Pagi pacar," sapa gadis itu dengan terkekeh.

Jantung Arshaka berpacu cepat. Sial! Binara dapat mengguncang perasaannya.

Padahal Arshaka sangat anti dengan bucin, jatuh cinta atau semacamnya. Apalagi malu-malu begini sama sekali bukan type-nya. Tapi Binara dapat membuatnya begitu.

Arshaka tidak tahu saja seberapa niatnya gadis itu mengumpulkan keberanian untuk menggoda lelaki ini. Jantungnya juga ingin melompat dan merebut tempat ginjal.

Angin pagi yang sedikit berhembus kencang membuat rambut gadis itu berterbangan. Sangat cantik.

Arshaka mengeluarkan sebuah kotak kecil dari kantongnya. Ia membuka kotak tersebut mengambil barangnya. Lelaki berbulu mata lentik itu maju dan memakaikan benda itu pada rambut Binara.

Dua buah jepitan yang sangat pas dipakai Binara. "Cantik. Cocok buat kamu," puji Shaka seadanya.

Binara melirik ke atas namun ia tidak bisa melihatnya. Gadis itu berlari kecil menuju motor Arshaka lalu berkaca pada spionnya. Binara tertawa kecil. "Lucu banget!"

Binara menatap Shaka yang sedang tertawa kecil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Binara menatap Shaka yang sedang tertawa kecil. "Makasih Shaka kamu tau kesukaan aku!" ucap Binara lalu berkaca—melihat jepitan itu lagi. "Kapan kamu belinya?"

Arshaka mendekat ke arah Binara. Memberi helm kepada Binara yang biasa dipakainya. "Udah lama tapi waktu yang tepat buat kasih ke kamu sekarang,"

Arshaka melepas jepitan Binara membuat gadis itu menatapnya heran. "Nanti di pakai lagi. Kamu kan mau makai helm, nanti kepala kamu sakit," perhatian Shaka membuat pipi gadis itu bersemu. Kupu-kupu berterbangan di perut gadis itu.

Arshaka naik motornya dan terus memerhatikan Binara yang sedang makai helm. "Binara. Kamu cantik. Cantik banget," ujar Shaka sangat tulus. Ia tidak berbohong atau gombal karena pada nyatanya Binara cantik dalam dan luar.

Binara tersenyum malu-malu kepada Arshaka membuat lelaki itu semakin lekat memperhatikannya.

Memuji gadis itu lagi dan lagi hingga motor Shaka melaju meninggalkan rumah Binara.

***

Motor sport Arshaka memasuki area sekolah dan langsung menuju parkiran ia dan anak Alvagoz biasanya. Setelah parkir dengan rapi, lelaki bertubuh atletis itu membantu Binara turun.

Arshaka merapikan rambut Binara yang sedikit berantakan—sehabis memakai helm. Jantung mereka berdua berpacu cepat namun tidak ingin memberhentikannya. Malah saling terus menatap satu sama lain.

ARSHAKA (END)Where stories live. Discover now