29_i'm Jealous

169 8 2
                                    

Aku terlalu percaya. Hingga aku lupa bahwa manusia bisa berubah kapan saja

***

"Gue gak akan berubah kalo lo gak berubah." Ucap Bintang.

Bulan diam  Rasanya dada ini semakin sesak, ditambah apa yang Bintang ucapkan memanglah benar. Kenapa semuanya harus menjadi seperti ini. Kenapa semuanya harus berubah? Apa tidak bisa semuanya tetap sama?

"Ayo naik! Gue anterin." Ucap Bintang karena tidak ada sepatah katapun yang keluar lagi dari mulut Bulan.

Mungkin yang sudah ia katakan memang akan menyakiti perasaan Bulan. Tapi itu semua agar Bulan sadar.

Bulan pun menurut saja. Kau tahu jika rasanya sudah seperti ini? Hati merasa lelah. Begitupun dengan jiwa kita.

Bulan naik dijok belakang motornya Bintang. Ia duduk, tapi ia tidak berpegangan pada Bintang.

Tak lama, Bintang kembali memasang helmnya sendiri dan segera melajukan motornya untuk mengantarkan Bulan.

Sudah diduga, disepanjang perjalanan memang akan tercipta keheningan antara keduanya. Bulan sudah merasa lelah untuk memikirkan semua masalah yang datang di hidupnya. Terlalu sulit untuk Bulan menjalani semuanya tanpa Atta, dan ia belum siap akan itu.

Bulan bahkan lupa.

Karena Bulan terlalu percaya.

Hingga Bulan lupa bahwa Atta bisa berubah kapan saja. Bulan terlalu percaya, hingga dirinya sangat yakin jika Atta akan terus berada disampingnya.

Jujur.

Bintang tahu jika Bulan menaruh rasa pada Atta, Bintang tahu bahwa saat ini Bulan tengah terluka. Bintang dapat merasakannya, setiap melihat Bulan tengah bersama Atta. Sikap Bulan akan lebih sedikit mencair jika bersamanya. Dan tentu Bulan tidak tahu, bahwa dirinya juga sudah menaruh rasa pada Bulan tanpa ia sendiri sadari.

Lalu bagaimana selanjutnya?

Apa dengan Atta berpacaran dengan Pelangi, itu bisa membuatnya dekat dengan Bulan? Atau ia juga harus merasa sedih karena perasaan Bulan pada Atta tak terbalaskan?

Tapi ia juga sedih, tapi mungkin tak ia tunjukan. Bahwa Bintang juga sedih, karena cintanya, tidak akan Bulan terima. Karena hati Bulan hanya untuk Atta.

Keduanya tidak bisa apa-apa. Biarkan saja takdir yang bermain. Biarkan saja takdir yang mengatur semuanya. Bintang, maupun Bulan, akan percaya pada takdir yang sudah digariskan untuk mereka.

Dan akan siap menerimanya.

Apapun itu.

***

Bintang benar-benar mengantarkan Bulan sampai rumah. Bintang baik.

"Makasih." Ucap Bulan sehabis turun dari motor Bintang.

Bintang hanya menoleh dengan sebelah alisnya terangkat. Merasa Bingung juga.

"Maaf udah bersikap marah-marah." Ucapnya lagi dengan sedikit menunduk. "Bulan gak ada maksud buat kaya gitu."

Bintang merasa tertegun. Tidak tega ia sebenarnya pada Bulan, Ia peduli pada gadis didepannya ini, sangat peduli. Saking pedulinya ia pada Bulan, sampai-sampai ia menaruh hati padanya.

Bintang mengangguk. "Gue juga minta maaf." Ucapnya terdengar melemah. "Sorry gue juga bersikap kaya tadi."

Bulan mengangkat kepalanya dan menatap Bintang, Ia bingung sekarang harus balas apa.

Matahari&Bulan[END]Where stories live. Discover now