Your love is gone
And you smile to world
★***
"Bulan."
Bulan dan Bila berhenti tepat didepan pintu, karena Atta menjecagtnya. Bulan hanya diam dengan wajah flatnya.
"Bener tadi ribut?" Tanya Atta. "Sampe mau nampar kakak kelas?"
Bulan masih diam dengan dinginnya. Sedangkan Bila hanya menatap keduanya dengan bergantian.
"Hmm." Sahut Bulan.
"Ributin apa sih sampe mau nampar segala?" Tanya Atta mendesak.
"Soalnya tadi kakak kelasnya bilang--"
"--Gak penting." Potong Bulan dan menoleh sekilas pada Bila yang langsung sedikit menunduk.
"Kakak kelasnya bilang apa?" Tanya Atta pada Bila.
Bila menggeleng. "Emm, gue duluan masuk ya, ada tugas yang belum gue kerjain." Ucap Bila cepat-cepat pergi dari sana. Sumpah. Bila tidak ingin ikut campur dan terlibat antara sepasang sahabat itu. Anggap saja Bila sedang menyelamatkan dirinya.
Atta beralih menatap Bulan. "Kalo gak penting gak bakal sampe mau nampar kan?"
Tringggg
Suara bell masuk sudah berbunyi nyaring di antara Atta dan Bulan.
Bulan memalingkan wajahnya dingin. "Udah lewat. Gak usah dibahas." Ucap Bulan langsung masuk kedalam kelasnya.
Atta hanya menghela napasnya dan menoleh sekilas memandang Bulan yang sudah duduk di mejanya.
***
Istirahat kali ini, Bulan kembali memakan bekalnya dan tidak ikut ke kantin bersama Atta dan Pelangi. Biarkan saja Atta dan Pelangi menghabiskan waktunya tanpa ada halangan dari Bulan.
Dalam diam, Bulan terus memakan roti bakarnya dikelas. Sendiri. Bila dan teman kelas yang lainnya bahkan sudah keluar semua untuk ke kantin.
Memang lebih baik jika sepi. Bulan jauh lebih suka.
Tapi kenapa dirinya harus ingin ke toilet, Bulan ingin buang air kecil. Padahal Bulan sedang malas untuk keluar kelas. Banyak alasan mengapa Bulan malas keluar kelas--malas mendengar bisik-bisik lambe turah SMA Mentari.
Tapi apa boleh buat, Ia tidak boleh menahannya, jika ia tidak mau sakit.
Bulan menutup kotak bekalnya, yang menyisakan setengah rotinya yang belum habis. Ia menyimpan kotak bekalnya dibawah kolong meja, dan beranjak dari sana untuk ke toilet.
Berusaha bersikap biasa dan tenang, Bulan melewati koridor yang terdapat banyak siswi-siswi disana.

YOU ARE READING
Matahari&Bulan[END]
Teen FictionMatahari & Bulan. Mereka adalah sepasang sahabat, yang sudah tinggal satu atap sejak kecil. Hanya saja, didalam persahabatannya, sikap Bulan terlampau cuek, dan jarang bicara--atau biasa disebut, sikapnya dingin seperti Es. Berbanding terbalik denga...