18. Debaran Hati

397 67 98
                                    

SEIMAN [KRISTEN]

Shalom semuanya!!❤❤
Selamat membaca cerita SEIMAN [KRISTEN] part 18!! Semoga kalian suka, ya!

♪ Walau Ku Tak Dapat Melihat ♪

♡ Walau ku tak dapat melihat semua rencana-Mu Tuhan
Namun hatiku tetap memandang pada-Mu
Kau tuntun langkahku
Walau ku tak dapat berharap atas kenyataan hidupku
Namun hatiku tetap memandang pada-Mu
Kau ada untukku ♡

~ ♡ ~

Untuk saat ini cukup menyukainya aja, jangan terlalu, sebelum kamu juga tahu perasaannya ke kamu seperti apa. Karena kalau udah terlalu dalam menyukai, rupanya hatinya bukan untukmu, itu sakit. Cinta bertepuk sebelah tangan itu sakit. Jadi hindari.”
Yonatan —

Happy Reading!🌈

Senin pagi ini, seusai upacara penghormatan bendera, dari kelas XI IPA-1 - Dania - Yonata - dan Yoel - dipanggil untuk langsung keruang kepala sekolah.

Dania membuka pintu lebih dahulu, mendorongnya secara perlahan. "Shalom, pak," ujar Dania lalu masuk kedalam diikuti Yonata dan Yoel dibelakangnya.

"Shalom, nak," jawab wakil kepala sekolah mereka.

"Ada apa ya, pak?"

"Duduk," suruh guru itu. Ketiga orang dari kelas XI IPA-1 itu segera duduk dikursi atas persetujuan wakil kepala sekolah itu. "Yonata, kamu dengan dua teman kamu dari kelas XI IPA-2 mewakilkan sekolah untuk ikut olimpiade Fisika," ujar wakil kepala sekolah itu.

"Dan kamu Dania, kamu dan Yoel, sama dari kelas XI IPA-3 mewakilkan olimpiade Bahasa Inggris."

"Maaf, pak. Tapi bukannya saya tidak mencalon kan diri?" Tanya Yoel to the point. Yoel rasa ia sama sekali tidak ada meminta untuk ikut olimpiade ini.

"Benar," pria itu ngangguk-ngangguk. "Tapi kemampuan kamu sangat bagus, sayang kalau tidak ikut. Gimana? Bisa?"

Yoel diam, berpikir sejenak. "Kami mengharapkan kamu bisa ikut."

"Bukannya saya murid baru, pak?"

"Sudah sebulan itu bukan murid baru lagi," jawab pria itu. "Gimana?"

"Baik, pak," jawab Yoel.

"Baik apanya? Keadaan kamu baik?"

"Pfftt!" Yonata nyaris kelepasan tertawa hanya dengan mendengar pertanyaan dan melihat ekspresi wajah Yoel.

"Saya ikut," jawab Yoel. Pria dihadapannya tertawa kecil.

"Yoel, Yoel, kamu ini serius kali. Persis kayak bapak waktu SMA dulu," pria itu masih tertawa. Yoel diam saja.

"Baiklah," pria itu melerai tawanya, "ini sekalian bapak kasih kartu peserta kalian. Jangan sampai hilang," ujar pria itu sambil memilih kartu atas nama Dania, Yonata, dan Yoel lalu memberikannya.

"Tumben gak kak Natan, pak?" Tanya Yonata, kepo.

"Mereka belum naik," jawab pria itu.

"Olimpiadenya Senin depan," ujarnya. "Kalian gunakan waktu untuk latihan sama tim kalian. Kapan kalian olahraga?"

"Besok, pak," jawab Dania. Pria itu ngangguk-ngangguk.

"Besok untuk peserta olimpiade, naik aja keatas, ke perpustakaan, kalian belajar aja besok, nanti bapak yang bilang ke guru penjas kalian," ujar wakil kepala sekolah itu sambil membenarkan duduknya.

SEIMAN [KRISTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang