04

2.8K 185 5
                                    

Hola gaes...

Mau ingatin, jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen.

Semoga suka

Selamat membaca❣️

•••

Sudah 10 menit lamanya perjalanan, tapi tidak ada yang membuka suara. Lisya sedang tertidur di belakang, Aziel sibuk menyetir, jadilah Kaila hanya diam tidak tau harus berbicara apa. Lagi pula, Kaila baru pertama kali bertemu Aziel, jadi tak banyak yang bisa di omongin.

Yang membuat Kaila kesal adalah ia lupa membawa ponselnya, padahal jelas-jelas ponsel tersebut Kaila taruh tepat di samping tas yang saat ini dia bawa. Mungkin sangking buru-buru nya, jadi lupa apa yang harus di bawa.

Kaila menghembuskan napas nya kasar, lalu menghadap ke arah kaca samping untuk melihat jalanan.

"Bosan?" Kaila menoleh ke arah samping kanannya. Dia tak salah dengar kan?

"Lo ngomong sama gue?" tanya Kaila mencoba memastikan. Siapa tau aja itu cuman khayalan Kaila, lebih tepatnya bisikan kecil di telinganya.

"Hm."

"Biasa aja. Lagi pula kapan nyampenya?"

Jangan berpikir jika Kaila orang yang gugup ketika berbicara dengan lawan jenis yang baru di kenal. Kaila cukup pandai mengatur suasana hatinya, tapi mines nya Kaila cenderung susah bergaul.

"Bentar lagi."

Setelah Aziel menjawab pertanyaannya, suasana kembali hening. Kaila hanya berdehem sebagai balasan, tidak tau lagi harus merespon seperti apa.

Selang beberapa menit, Kaila seperti menemukan ide untuk mencairkan suasana hening. "Kata Binah umur lo sama kek gue, berarti lo masih sekolah kan? Terus lo sekolah dimana?"

Aziel menatap ke arah Kaila sekilas. "Kembali ke sekolah yang dulu."

"Yah, lo dulu sekolah dimana?" tanya Kaila sedikit kesal.

"SMA Rajawali."

"WHAT!?"

Aziel menatap Kaila tajam. Tak adakah cara lain selain teriak? Salahkan dia jika adik kesayangannya bangun.

"Lebay."

Kaila menutup rapat-rapat mulutnya. Tadi hanya refleks saja, Kaila memikirkan tentang ucapan para murid dan Bara yang terngiang-ngiang di otak nya.

Kaila memilih diam sekarang, jika terus bertanya takutnya Aziel malah merasa risih.

Akhirnya sekitar 25 menit perjalanan, Aziel memarkirkan mobilnya di salah satu restoran Italia. Kaila cukup terkejut dengan pemilihan tempat makan ala keluarga Ayzhen, pasalnya restoran ini sangat mahal.

"Makannya di sini?" tanya Kaila sedikit tidak percaya.

"Di dalam," jawab Aziel.

Kaila mengernyit bingung dengan jawaban Aziel. Tapi tak urung dia mengangguk seakan-akan mengerti.

"Bangunin Lisya." Aziel membuka pintu mobilnya dan langsung pergi memasuki restoran tersebut. Kaila mendengus kesal. Apakah sangat sulit menunggu sebentar lalu masuk kedalam sama-sama?

KailAzielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang