Cinta Subuh Part 28

988 79 13
                                    


Assalamualaikum!!!! Selamat kepada pemeran utama film Cinta Subuh, Rey dan Dinda yang sekarang tak lagi berdua!!! 

Cinta Subuh kapan tayang, ya? doakan, ya, semuanya, semoga dunia pulih dari pandemi seperti sedia kala. Aamiiiin.

Teman-teman online yang baik, maafkan keterlambatan upload part lanjutan Cinta Subuh. Bukan apa-apa, saya mengharapkan dengan menggantung teman-teman, bisa membuat penjualan novel meningkat ( ketawa ala penjahat, BUAHAHAHAHA ) Tapi tenang, kalau teman-teman masih menunggu lanjutan Cinta Subuh versi prototype alias versi Wattpad, insya Allah  saya masih akan upload meski jarang-jarang ( lagi-lagi karena berharap versi cetak bisa laku di pasaran ) sudah, ah, jadi sedih saya nulisnya...HAHAHAHA, Selamat membaca, tetap jaga protokol kesehatan, dan sambil menunggu lanjutan Cinta Subuh, silahkan mampir membaca karya lain saya. 

ANGGA

Lalu lintas Jakarta ba'da maghrib memang paling yahud! Kita bisa menemukan banyak jenis pengendara yang nembak Surat Izin Mengemudi di sini. Ada Ibu-Ibu legend yang belok ke kanan sementara pasang lampu sen ke kiri, ada mitra pengemudi ojek daring yang nyetir sambil mengutak-atik layar telepon pintar, ada anak di bawah umur yang entah bagaimana masih kelayapan jam segini pakai baju biru putih lengkap dengan topi berlogo Tutwuri Handayani yang dipakai terbalik. Tapi nggak pakai helm, luar biasa.

"kamu sering pulang jam segini?" tanyaku membuka percakapan dengan bidadari yang entah bagaimana mau dibonceng -lagi- olehku.

"jarang," jawabnya, "tapi mungkin akan sering?"

"karena kita bakal sering begini?" tanyaku, geer.

"sembarangan, karena sudah tahun-tahun akhir kuliah, nanti pasti sering ketemu dosen untuk bimbingan!"

"oh, iya, kita seangkatan, hehe"

Biasanya kemacetan Jakarta adalah musuh utama panas mesin, terutama untuk motor ber-cc besar, soalnya akan membuat panas mesin cepat naik dan membuat emosi pengendaranya, aku, mudah naik ke ubun-ubun. Tapi kali ini beda. Sebenernya sama, sih. Bedjo tetap panas, tapi hatiku adem, hehe. Aku menikmati setiap menit yang terbuang karena jalanan Jakarta kelebihan kendaraan bermotor, menikmati lamanya waktu tempuh, menikmati suara klakson yang sahut menyahut dengan deru mesin kendaraan dan priwitan Pak Ogah di setiap persimpangan jalan. Lebih menyenangkan lagi, sumpah serapah pengemudi yang bermasalah emosinya terdengar seperti kicau burung di pegunungan hijau yang asri. Persis iklan minuman kemasan.

Obrolan kami berlanjut meski sedikit terganggu dengan bisingnya suara kendaraan di sekitar kami, melanjutkan perkenalan di antara kami, aku mendapat banyak informasi menarik tentang Bidadari bernama Ratih ini. Dia tidak pernah pacaran! Pernah jatuh cinta, tapi begitu saja, hilang oleh waktu. Terus dia sedang mengagumi pria yang tak lain dan tak bukan ketua BEM Universitas, laki-laki yang masa depannya luar biasa cerah ( ini tentu bikin cemburu ). Terus dia punya dua sahabat, kalau tidak salah ingat namanya Tari dan Harsi, yang satunya non-muslim dan tidak berhijab, yang satunya berhijab Syar'i.

"kalo sama Tari yang non-muslim, sering debat lintas agama, dong?" tanyaku

"nggak suka debat, diskusi"

"sama,"

"beda,"

"bedanya?"

"debat itu pakai mencari pemenang, diskusi mencari mufakat"

"nggak selalu, ah!"

"kalau gitu kenapa Rasulullah bersabda, 'aku menjadikan rumah di pinggir surga untuk siapapun yang menghindari perdebatan meskipun dia berada pada kebenaran.' Kenapa?"

Cinta SubuhWhere stories live. Discover now