NAH! Jangan lupa vote dan komen yak, bay💃
Happy Reading❤
.
.
.Selamat Membaca-
Harusnya, Agatha bahagia hari ini. Kan dia harusnya pergi ke Gramedia, tapi karena adanya rapat Osis, gagal sudah rencananya hari ini.
Wajahnya dari tadi ketekuk, sepanjang rapat dia terus memandang sinis Gerald.
"Jadi, kita akan menggalang donasi untuk acara 17 san. Dan Bendahara akan mengurus sisanya, Rapat selesai silahkan pulang." helaan napas lega terdengar.
Mereka merapikan buku serta kertas yang mereka bawa. Kemudian berpamitan keluar dari ruang osis.
Menyisakan Agatha dan Gerald berdua di dalam. "Bendahara, lo juga pulang sekarang, jangan kesorean." ujar Gerald datar.
Agatha mendengus, dia bersender dikursi dan menghela napas lesu "Gara-gara rapat sialan ini, gue gajadi ke Gramediaaaa, aaaaaa Gerald lo nyebelin banget!" rengeknya kesal.
Gerald hanya memandangnya datar, dia menggeleng tak perduli kemudian bangkit. Gerald harus segera pulang, celana dalamnya sudah terasa becek.
Nampaknya datang bulannya dihari pertama ini sangat deras. Keningnya berkerut pelan saat rasa nyeri itu datang.
"Gue duluan." pamitnya datar kemudian berjalan keluar ruang osis.
Agatha mengangguk, dia menatap punggung lebar Gerald dengan pandangan aneh "Eh?" ada yang lebih aneh lagi dimata Agatha.
Dia mengambil ponselnya lalu memotret bagian celana Gerald. Kemudian beranjak menyusul Gerald yang hampir keluar ruangan.
"Gerald! Tunggu!" Agatha langsung meraih lengan Gerald dan menariknya masuk ke dalam ruang osis kembali.
Lantas menguncinya "Apaan sih lo!?" sentak Gerald kesal, maklum aja dia emosi gini. Lagi PMS, biasalah.
Agatha memandang lekat Gerald, kemudian berjalan mengambil tasnya dan meraih jaket dari dalamnya. Kemudian berjalan kembali kearah Gerald.
"Ge, gue gatau kalau lo itu Intersex." gumam Agatha sembari memakaikan jaket itu kepinggang Gerald. Dan menepuk bahunya pelan.
Deg!
Gerald membeku, wajahnya langsung pucat seketika. "Kok..lo tau?" bisiknya kaget.
Agatha tersenyum simpul "Bocor Ge, gue liat celana bagian belakang lo tembus. Untung cuma gue yang liat." guraunya pelan.
Gerald sudah berkeringat dingin, dia menggenggam erat tangan Agatha dan menatapnya memohon "Lo, harus tutup mulut Tha, jangan sampai ada orang yang tau." ujarnya parau.
Hening, hanya ada suara Ac ruang osis saja yang terdengar. "Haha, gak semudah itu Ge." celetuknya santai.
Smirk terlihat diwajahnya, dan itu membuat Gerald semakin takut "M-maksud lo?" cicitnya.
Agatha membelai pelan pipi Gerald, kemudian menyeringai, dia meraih ponselnya dan menunjukan sebuah foto.
Gerald sudah gemetar, sial. Cewek ini licik juga.
"Lo, harus nemenin gue ke Gramedia dan bayarin belanjaan novel gue selama 1 bulan ini. Gue janji gak bakal nyebarin foto ini kalau lo turutin kemauan gue." ujarnya santai.
Gerald bukanlah orang miskin, dia kaya bahkan sangat kaya. "Cuma itu?" tanya Gerald pelan.
Agatha mengangguk puas "Iya, dan sekarang ayo kita pulang bareng." ajak Agatha sembari merangkul lengan Gerald.
Gerald berusaha menelan ludahnya kasar "Janji ya Tha, jangan kasih tau siapa-siapa." ujarnya mendesak.
Agatha memutar kunci pintu lalu mengangguk, dia mengelus rambut hitam lebat Gerald "Santai, gue bakalan tepatin janji kalau lo juga tepatin kemauan gue." celetuknya.
Gerald mengangguk cepat. "Gue bakalan turutin kemauan lo, asal lo janji gak nyebarin rahasia gue." ujarnya menuntut.
Agatha mengangguk, dia menjulurkan jari kelingking nya pada Gerald dan Gerald menautkan jari kelingkingnya "Kita saling janji ya!" ujar Gerald lagi.
Agatha mengangguk kembali "Iya, bawel ah."
Gerald tenang, setidaknya walau ada orang yang tau rahasianya. Agatha bisa dipercaya, Gerald yakin itu.
Tbc.
Syalalalal.

YOU ARE READING
My Double Gender Boy. [END]
Teen FictionAgatha tak menyangka jika Ketos dingin dan ketus disekolahnya memiliki 1 rahasia yang mengejutkan. Agatha tak sengaja memergoki Gerald, Ketos dingin itu sedang datang bulan! Iya! Ternyata Gerald seorang Intersex, memiliki 2 gender. Punya rahim dan l...