Dua Satu

8.1K 847 183
                                        

Agatha duduk dengan tenang dipinggir kasur Gerald, Gren digendongannya sudah tertidur setelah Agatha bacakan cerita.

Gerald sendiri, hanya menunduk tak buka suara.

"Lo gak ada niatan gitu, buat ceritain siapa Gren ini?" celetuk Agatha santai.

Tapi tidak bagi Gerald, dia udah kalang kabut. "J-janji, setelah ini jangan buang gue." ujar Gerald gemetar.

"Elah, kan lo duluan yang ninggalin gue Ge." ceplos Agatha malas, Gerald tersentak seketika. "M-maaf.." lirihnya.

"Udalah, mending lo cerita aja. Kenapa Gren bisa sampai lahir dari rahim lo. Cukup shock sih gue, lo diumur 14 tahun udah jadi Momma aja." ujarnya kalem.

Tapi tidak bagi Gerald, dia meremat selimutnya kuat dan menangis lagi. "Lo..hiks..pasti gamau deket sama gue lagi..hiks.." isaknya pelan.

"Lo belum cerita, gimana asal usulnya Gren yang ganteng ini." Gerald mendelik mendengar pujian Agatha untuk putranya itu.

"Jangan hiks..puji dia." ucapnya kesal.

"Cerita Ge, cerita lo bisa buat gue mempertimbangkan satu hal, menetap atau pergi dari lo."

Gerald mengangguk cepat, dia akhirnya menceritakan bagaimana Gren bisa ada.

Flasback 3 tahun lalu.

3 bulan setelah Gerald disunat, dia mulai mengalami perubahan fisik dan kepribadian. Tubuhnya mulai tumbuh, ditambah suara yang memberat.

Dada yang dulunya mulai membesar kini mengempes kembali, Gerald sudah disunat otomatis hormon laki-lakinya menguat.

Hanya saja dia akan menangis jika datang bulannya tiba.

Malam ini Geral merasa aneh, perutnya mual, dia juga sempat muntah beberapa kali di sekolah.

"Mama, perut Ge sakit ma..kram juga.." adunya pada Mala yang tengah mencuci piring.

"Datang bulan gak?" tanya Mala.

Gerald menggeleng pelan "Enggak Ma, Ge udah telat selama 2 bulan ini." cicitnya takut.

Mala berhenti mencuci, dia langsung berbalik menatap Gerald yang ketakutan sendiri. "Gerald, kamu ada berbuat hal aneh sama teman laki-laki kamu?" tanya nya dingin.

Gerald menggeleng ribut. "Enggak ada Ma, Gerald gak ada lakuin hal aneh." jawabnya gemetar.

Mala pernah mengatakan padanya, jila Gerald bisa saja hamil kalau dibuahi, jadinya kan Gerald takut kalau dia hamil.

"Ayo kita periksa."

Gerald semakin takut, pasalnya 2 bulan lalu. Saat Gerald sendirian di kamar, dia menonton situs haram dan sampai membuatnya cum banyak.

Namun itu tak memuaskannya sampai-sampai Gerald..

Memasukan miliknya ke dalam lubang vaginanya. Memang terdengar aneh, bahkan nunutnya tak menembus terlalu dalam, tapi..

Bagaimana mungkin jika Gerald hamil atas spermanya sendiri?
.
.
.
PLAK!

Gerald menangis keras, tamparan itu menyakitkan. Mala memandangnya kecewa dan baru saja menamparnya.

"Udah Mama bilang jangan aneh-aneh Gerald!! Kalau tadinya burung kamu patah gimana!? Kamu gak mikir Gerald, dan sekarang kamu hamil, urus sendiri kehamilan kamu itu!!"

Gerald sesenggukan, dia memeluk perutnya. "M-maaf Ma..hiks..G-gerald..hiks..ngaku salah..hiks..huhuuuu..hiks.." isaknya sesenggukan.

Dia positif hamil, karena spermanya sendiri. Dokter menjelasnya, sperma dan rahim Gerald sangat subur, maka dari itu sekali membuatnya sendiri lansung terbentuk janin didalamnya.

Gerald menyesal, hari-harinya langsung berubah.

Dia selalu stres, sekolahnya berhenti, dia harus terus di rumah.

Gerald hampir depresi, bahkan ketika melihat dadanya membesar seperti payudara perempuan, dan juga perutnya yang besar saat memasuki usia 9 bulan.

Gerald melahirkan normal, betapa kuatnya dia.

Tapi sayang, saat bayinya lahir dan diberi nama Gren. Gerald langsung meminta mamanya untuk membuang Gren.

Mala tentu saja marah, dia memilih untuk memberikan Gren pada orang tua Ruta. Gren dibesarkan dengan baik oleh Mira dan Dion.

Sesekali Mala akan menjenguk cucunya itu. Dan baru kali ini Gren kembali ke rumah dan bertemu Gerald.

Flashback selesai.

Agatha menggeleng tak percaya, Gerald sendiri masih menangis "Gue..gak nyangka dengernya, pantes aja Mama lo protective dan larang gue supaya gak berkontak fisik sama lo." ujarnya.

"Hiks..gue hampir bunuh diri seminggu setelah melahirkan..hiks..tapi Mama berhasil ngehentiin gue..hiks.."

Agatha menunduk, memandang lekat wajah tampan Gren. Pipi chubby kemerahannya, bibir mungil pinknya, alis rapi, bulu mata lentik yang indah.

Matanya berwaran coklat hazelnut, indah sekali.

Agatha berdiri dari duduknya. "Ta..hiks..jangan tinggalin gue.." pintanya serak dan menyayat hati.

Agatha mendesah kasar.

"Gue tau rasanya lahir dari rahim seorang laki-laki. Gue gak mungkin lakuin hal itu, gue gak akan ninggalin lo Ge, gue udah terlanjur sayang sama Gren. Nasib dia dan gue itu sama." bisik Agatha yang tak bisa Gerald dengar.

"Taaa..hiks.."

"Iya Gerald, aku gak akan ninggalin kamu. Sekarang istirahat, aku mau mindahi Gren ke kamar-"

"Bobok hiks..sini aja, bertiga sama aku.."

Agatha berfikir sejenak, kemudian mengangguk. Dia meletakan Gren ditengah, dan dia dikirinya, untung saja besok sabtu.

Sekolah libur.

"Ta..jangan tinggalin aku.."

"Hem, iya. Asal kamu gak selingkuh aja, aku bakalan tetep stay sama kamu."

Gerald tersenyum haru, dia menidurkan dirinya menghadal Gren, otomatis menghadap Agatha juga.

"Aku sayang sama kamu Ta.."

"Hm, aku tau."

"Tidak ada balasan?"

"Ck, iya-iya. Aku juga sayang Gerald."

Gerald tersenyum senang, dia lega, amat sangat lega saat ini. Agatha tak lagi pergi darinya, dan rencana Azfa supaya Agatha jijik padanya gagal.

Justru Agatha malah semakin dekat dengannya.

Azfa merencakan hal ini, dia kira Agatha akan jijik saat tau Gerald pernah hamil. Ternyata tidak.


































Tbc.

Syalalalala.

My Double Gender Boy. [END]Where stories live. Discover now