Awal pertemuan

2.5K 538 105
                                    

Delapan tahun yang lalu.

Yeonjun kini berada di depan komplek perumahan nya, tadi tidak ada yang menjemput dengan terpaksa dia harus berjalan kaki dari sekolah ke rumah.

Takut pastinya, anak kelas dua SMP berjalan kaki dengan jarak 10KM. Samar-samar Yeonjun melihat ada seorang anak laki-laki yang kelihatannya seumuran, wajah nya terlihat bingung sekaligus takut.

Karena merasa kasihan Yeonjun mendatangi anak itu.

"Kamu kenapa? Kok kaya bingung gitu?" Tanya Yeonjun sembari duduk di samping nya.

"Aku takut, soalnya setiap aku pulang dan keluar dari kamar aku selalu di marahin."

"Di marahin ya.. Kalo kamu ga pulang malah lebih di marahin loh, pulang sana. Oh iya aku Yeonjun, kamu?" Yeonjun menyodorkan tangan nya.

"Hmm gitu ya, aku Soobin." Soobin pun menjabat tangan Yeonjun.

"Kamu kelas berapa?" Tanya Yeonjun.

"Kelas dua SMP." Jawab Soobin.

"Kita sama dong, wahh tapi kita beda sekolah keliatan dari seragam." Yeonjun menarik tangan nya.

"Tangan kamu kok lebam?"


















































Akhirnya Soobin pulang ke rumah nya, sebelum pulang dia bertukar nomor dengan Yeonjun.

Dengan tangan di saku celana, Soobin melangkah kakinya dengan cepat. Karena Soobin orang nya kagetan dia hampir aja teriak ketika denger klakson, klakson itu bukan buat dia tapi buat seseorang yang terlihat lesu.

"Hey hey! MAAF YA PAK, TEMEN SAYA LAGI SAKIT!" Soobin langsung membawa seseorang itu ke pinggir.

Soobin menatap seseorang itu kesal, dia hampir teriak dan bikin malu diri sendiri.

"Kamu ini kenapa! Kalo di tabrak gimana!" Marah soobin.

"Maaf ngerepotin, aku lagi pusing aja sama pelajaran di sekolah."

"Kalo pusing minum obat, mampir gitu ke uks." Usul Soobin.

"Ngga, mau cepet-cepet tidur."

"Nyolot aja terus, kamu siapa?" Kesal Soobin.

"Taehyun, udah ya? Aku pulang dulu."

"Heh! Ayo kita temenan, kamu keliatan asik walaupun sedikit nyebelin." Ajak Soobin.

Taehyun sedikit berpikir, dia takut orang tuanya tidak suka dengan Soobin. Tapi setelah dipikir-pikir Soobin keliatan baik, buktinya tadi dia bantu dirinya.

"Oke kita sekarang berteman, kenapa kamu keliatan ketakutan pas jalan tadi?"


















































Dengan kaki lemas, Taehyun tetap melangkahkan kakinya. Hari ini benar-benar sial, hampir tertabrak, nilai matematika nya di bawah 90.

Dan lagi, dirinya diklakson. Apa lagi ini Ya Tuhan, padahal dirinya udah jalan di pinggir dan lebih tepatnya di trotoar. Ada anak laki-laki turun dari mobil mewah itu.

"Hey! Kamu kaya belum makan berhari-hari tau, aku takut kamu pingsan."

"Kamu bukan orang jahat kan?" Celetuk Taehyun.

"YAK! PADAHAL AKU SEUMURAN KAMU!"

Taehyun meringis, anak laki-laki itu berteriak tepat di depan wajahnya. Untung saja tidak ada air yang mengenai wajah tampannya.

"Iya iya aku percaya, ga usah bantu aku. Hari ini aku udah nyusahin banyak orang." Tolak Taehyun.

"Aku Beomgyu."

"Siapa yang nanya?" Tanya Taehyun.

"Udah deh, mah ayo pulang."

"Eh iya iya, ngambekan. Aku Taehyun, kalo mau temenan ke ini aja." Taehyun menahan Beomgyu yang mau masuk ke dalam mobil, dan memberikan nomor telepon.

"Kamu keliatan frustasi, ada masalah ya?"


















































Meninggalkan Taehyun yang lebih memilih jalan kaki untuk pulang. Beomgyu dan mama nya kini berada di restoran.

"Kita di sini dulu sebentar, mama mau ketemu klien." Ucap mama nya.

"Iya iya tau, udah jelas kalo ga makan ya bahas kerjaan." Acuh Beomgyu.

Tidak lama terlihat seorang laki-laki tua dan anak laki-laki yang juga terlihat seumuran dengan Beomgyu. Karena itu Beomgyu merasa senang, dia ga akan terlalu kesepian di saat mama nya membahas pekerjaan.

"Hai." Sapa Beomgyu.

"Hai juga."

"Ayo kesana, kita tinggalin aja mereka ngomongin kerjaan." Ajak Beomgyu kemudian menarik anak itu ke dekat pintu keluar.

"Singkat aja, aku Kai."

"Aku Beomgyu." Balas Beomgyu ramah.

"Pasti kamu cape kan liatin orang tua kamu yang sibuk kerja?"

"Dan kamu juga, aku denger-denger orang tua kamu itu suka pergi keluar negara ninggalin kamu kan?"

Family ; 𝗧𝗫𝗧 [✓]Where stories live. Discover now