Sakit

2.5K 441 87
                                    

Dengan santai nya Yeonjun masuk kedalam rumah dan senyum yang masih merekah di bibirnya. Ah.. dia lupa tentang orang tuanya.

Belum juga ia melepaskan sepatu sudah tersungkur karena tendangan oleh seseorang.

"Pasti sama orang orang itu."

"Iya."

Kerah baju Yeonjun di tarik kasar oleh lelaki yang lebih tua dari Yeonjun, hingga Yeonjun berdiri. Sedikit tercekik tapi hal yang biasa bagi nya.

Plak!

Tamparan lagi, apa ga ada yang lebih sakit? Batin Yeonjun.

Bugh!

Sekarang perut Yeonjun yang terkena sasaran.

Bugh!

Bukan, itu bukan perut Yeonjun yang dipukul. Tapi kepalanya yang di hantam dinding.

"Akh.."

Papa nya meninggalkan Yeonjun begitu saja, entah apa yang harus dia permasalahkan kali ini. Padahal Yeonjun hanya pulang sedikit terlambat dari biasanya.

Masalah kecil yang terlalu di besar-besarkan.

Yeonjun merasakan ada yang mengalir di kepalanya, tangan nya bergerak untuk mengecek apa yang terjadi di kepalanya.

Saat di liat, tangan nya sudah merah karena darah. Tangan satunya bergerak mengambil handphone dengan tangan yang lemas dan bergetar.

Mencari satu nama.

"Bin.. Tolongin gua.."

Di detik kemudian dia tak sadarkan diri.


















































Suara orang berlari terdengar, itu Beomgyu. Hanya Beomgyu. Kai harus menjaga rumah nya karena bibi sudah jam pulang dan Taehyun yang memang di kekang untuk keluar malam.

"Bin! Kok bisa!?" Beomgyu meninggikan nada bicara nya sambil mengguncangkan badan Soobin.

"Gua ga tau, di saat gua sampe dan dobrak pintu rumah nya, Yeonjun udah pingsan di samping rak sepatu." Jelas Soobin yang kini menatap pintu ruang IGD.

"Orang tua dia?" Tanya Beomgyu.

"Gua ga tau."

Beomgyu bersandar, pikiran nya kacau. Apa yang terjadi pada Yeonjun?

Dokter keluar dari ruangan, keduanya langsung berdiri. Wajah dokter itu terlihat sedih, apa apaan ini.

"Keluarga nya Yeonjun?"

"Saudara Yeonjun sepertinya kepalanya terbentur dinding, saya tidak bisa memprediksi karena apa tapi kepalanya menghantam dinding dengan keras dan sehingga membuat saudara Yeonjun mengalami pendarahan di otak." Jelas dokter.

"Pendarahan di otak? Bisa di sembuhkan?" Tanya Soobin, sedangkan Beomgyu terlihat menahan tangis.

"Bisa, dengan cara di operasi. Kalau begitu saya permisi, pembayaran di urus di bagian administrasi ya." Dokter itu pergi meninggalkan keduanya.

Tangan Soobin memegang bahu Beomgyu, dia terkekeh melihat wajah Beomgyu yang sedang menahan air mata.

"Apa lo? Jelek kan gua nangis gini."

"Jangan nangis, Yeonjun pasti ga suka liat lo nangis."


















































Pagi nya, dan kebetulan hari ini adalah hari libur kuliah. Keempatnya berkumpul di ruangan Yeonjun yang terbaring lemah.

Soobin dan Beomgyu menginap, Kai dan Taehyun datang bersamaan.

Brak!

Pintu ruangan Yeonjun terbuka luas, terlihat dua sepasang suami istri. Ya, mereka orang tua Yeonjun.

Mereka yang tadinya santai santai di sofa sambil menunggu Yeonjun sadar langsung bangun dan melemparkan senyum, senyum canggung pastinya.

Namun sikap mereka berempat tidak di hiraukan, suami istri ini langsung berdiri di samping ranjang Yeonjun.

"Nyusahin aja, papa si."

"Dia emang salah, kok papa yang di salahin."

"Udahlah biarin aja, lagian dia juga punya empat orang yang ga tau asal nya itu keliatannya mereka peduli sama anak ga guna ini."

Setelah berucap seperti itu, mama papa Yeonjun langsung keluar.

Keempat nya terduduk lega, tadi nafas mereka tercekat takut kena marah. Dalam lubuk hati mereka sama-sama merasa bersalah karena tidak mengetahui apa yang Yeonjun rasakan, selama delapan tahun mereka tidak mengetahuinya. Maaf Yeonjun.

Mereka saling berbalas tatap, sambil berbicara dalam batin.

"Selama ini kita percaya kalo lebam di badan nya itu karena kena meja." Taehyun membuka pembicaraan.

"Apa kita pantas di sebut teman nya?" Tanya Beomgyu.

"Diam Beomgyu. Jangan ada yang merasa bersalah berlebih, kita ga sepenuhnya salah." Cela Soobin.

"Yeonjun pasti bangun kan?" Kai yang baru saja membuka suara.

"Pasti, besok dia bakal di operasi dan papa gua yang bayar operasi nya gua ga yakin buat nungguin orang tuanya tanda tangani operasi itu." Jelas Beomgyu, yang lain mengangguk paham.

Berharap besok ada keajaiban dan mereka berlima kembali bercanda bersama. Hanya harapan.

Family ; 𝗧𝗫𝗧 [✓]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon