Pecandu

1.9K 413 109
                                    

"Hai, udah dua bulan nih kalian ninggalin gua. Tungguin gua ya! Kalian ga boleh seneng-seneng di sana tanpa gua."

Dua bulan berlalu, Kai menjalani dua bulan nya sendirian. Ia kini tengah mengunjungi pemakaman para sahabatnya beristirahat untuk selamanya.

Kai tersenyum manis, lalu melambaikan tangan ke empat makam itu lalu pulang dengan senyum yang masih merekah.


















































Sebenarnya Kai tidak langsung pulang melainkan ke bar. Dua bulan ini Kai menjadi pemabuk, bahkan empat botol alkohol pun tidak membuat nya mabuk.

Haha, dulu dia selalu menolak ajakan Beomgyu untuk minum soju, namun sekarang dia sudah menjadi pecandu alkohol. Hari-hari nya memang terlihat baik-baik saja, sebenarnya Kai menyimpan semua sedih nya.

Dia selalu menangis tengah malam, karena memimpikan kenangan nya bersama teman-teman nya dulu. Sekarang Kai mengaku diri nya lemah, dan membutuhkan orang lain untuk bersandar.

Kini Kai sudah duduk nyaman di kursi sambil meminum satu botol alkohol, alkohol adalah pelampiasan Kai yang salah.

"Alkohol ga bikin rasa kangen lo hilang." Ucap seseorang.

"Setidaknya gua lega, Hoon." Balas Kai.

Dia Sunghoon, orang nya menelpon ambulance dua bulan lalu. Kai tidak terlalu berteman dekat dengan nya, hanya kadang mereka bertemu di bar.

Sunghoon tau kalau Kai pemabuk. Sebenarnya Sunghoon adalah pelayan bar, tanpa Kai sadari. Sunghoon hanya pelayan ya, memang terkadang dia juga ikut minum dan jangan salah sangka dia tetap bayar.


















































Jika Kai sudah mabuk berat, maka Sunghoon akan mengantarkan nya. Seperti sekarang.

Kai tidak terurus di karena kan bibi yang sudah tidak bekerja lagi, katanya suami nya bekerja di luar Seoul. Tidak bisa mengharapkan orang tua nya yang tetap sibuk di saat anak nya membutuhkan.

"Jangan menyerah." Ucap Sunghoon lalu pergi.

"Gua cape.." Lirih Kai sambil memegangi kepalanya yang sakit.


















































Keesokan harinya Kai pergi kemakam para sahabatnya, seperti biasa.

Kai mengunjungi tempat itu setiap hari setelah Soobin pergi. Tempat dimana dia juga akan berada di sana. Kai merebahkan diri nya di dekat makam Yeonjun.

"Hai."

"Cape guys."

"I was fine to die."

"I'm a loser in this game."

"Yeonjun, bukan nya kata lo dulu kita harus bareng sampe punya anak ya? Bangun dong, tepatin janji lo."

"Soobin, kita belum jalan-jalan ke taman loh. Ayo bangun kita jalan-jalan."

"Beomgyu, ayo kita minum soju. Bangun ya terus kita minum soju bareng."

"Taehyun, lo belum jadi dokter. Ayo bangun, obatin luka gua."

Hari hujan, tak hanya awan yang mengeluarkan air tapi mata Kai juga. Kai buru-buru bangun dari tempat nya, lalu berdiri menghadap empat makam itu.

Tangis nya akhirnya pecah, tidak sanggup lagi untuk membendung nya.


















































Kai benar-benar sendirian, di kampus dia tidak memiliki teman melainkan musuh. Dia mendapatkan bullyan setiap harinya.

Kai di bully karena orang tuanya yang tidak pernah ada, teman-teman nya yang meninggal dan pecandu alkohol.

Salah satu teman kampus nya menyiduk Kai sedang mabuk, lalu menyebarkan hal itu.

"Lah kok aduh kan gua mau ke dapur, kok jadi duduk santai di sofa begini" Kai sering kebingungan seperti ini.

Atau kadang Kai merasa sakit di bagian dada dan kepala. Itu semua gejala para pecandu alkohol rasakan, atau yang lebih parahnya merusak jantung dan paru-paru.

Itu semua bisa merenggut nyawa.

Sekarang Kai berada di dapurnya dengan satu botol alkohol di tangan nya.

Kai merasa ini adalah akhir dari semuanya.

"Hm kata dokter jantung gua udah mulai rusak, gua nyerah.." Kai melepas botol alkohol itu dan menidurkan kepalanya di meja.

Dia menyerah, dan pergi untuk menyusul yang lain.

Jantung, paru-paru dan lambung nya rusak karena pemakaian alkohol yang berlebihan. Dan depresi berat.

Kai menyerah sekarang, dia butuh sosok orang tua yang pengertian namun itu tidak ia dapatkan. Dia butuh teman yang menerima keluh kesah nya, namun temannya malah meninggalkan nya sendiri maka dari itu dia menyusul yang lain.

Beristirahat lah bersama empat sahabat mu, dengan tenang.

Ah iya, dia sendirian. Orang tuanya sedang melakukan penerbangan pulang. Mungkin sekarang sudah menuju rumah, tetapi mereka terlambat.

 Mungkin sekarang sudah menuju rumah, tetapi mereka terlambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family ; 𝗧𝗫𝗧 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang