****
Aku tahu, bahwa hidupku akan baik-baik saja selama aku bersamamu.****
"Lo .... mending jauh-jauh dari gue. Ngerti?"
Wendy terdiam. Rasanya seperti ada ribuan jarum yang menusuk hatinya secara bersamaan. Sakit. Bagaimana bisa Saga mengatakan itu padanya setelah semua perlakuan manisnya? Wendy rasanya mau nangis. Matanya sudah berkaca-kaca.
"Gue ... salah apa sih, Ga?" Wendy mendongak, menatap Saga dengan pandangan buram. "Gue minta maaf kalo ada salah. Tapi setidaknya lo kasih tahu masalahnya apa!"
"Gue kan ... gak ngerti." Wendy menyeka air mata di sudut matanya.
Saga tertegun. Wendy ... nangis? Apakah sikapnya sudah keterlaluan hingga membuat cewek yang selama ini terlihat kuat di depannya menangis? Sial. Saga ... lo bego?
Wendy kembali mendongak. "Maaf-"
"Wen." Saga mendekat, menyentuh sisi wajah Wendy. Menghapus jejak air matanya. Rasa bersalah menyeruak dalam hatinya begitu melihat tatapan sendu Wendy padanya. "Jangan nangis. Gue ... yang salah."
"Maaf." Lanjutnya. Menatap dalam pada pada mata Wendy dengan tatapan bersalah. Ia benar-benar kelepasan tadi. Entahlah, rasa tidak suka bercampur kesal menguasai dirinya hingga ia berbuat kasar tadi. Saga juga gak ngerti kenapa mood nya bisa sehancur itu.
Tapi .... melihat tangisan Wendy jauh lebih menghancurkan hatinya sekarang.
Nyatanya, kalimat yang Saga katakan itu semakin membuat Wendy menangis. Sudah terlanjur sesak. Wendy tidak bisa menahannya. "Hiks, kenapa lo nyuruh gue menjauh, sih? Gue salah apa, Ga? Salah kalo gue suka sama lo?"
"Maaf."
Hanya kata itu yang mampu keluar dari mulut Saga. Meski sebenarnya ada sesuatu dalam dirinya yang sangat sulit ia jelaskan sekarang. Mengenai ... perasaannya. Tidak bisa ia pungkiri, ada rasa yang berbeda saat ia menatap Wendy sekarang. Hanya saja ... ia tidak yakin. Perasaannya ini masih tidak menentu.
"Saga. Please, izinin gue buat berjuang." Wendy terisak, menghapus air matanya. "Sampai gue capek."
"Saat gue udah capek ... gue janji gak bakalan ganggu hidup lo lagi." Wendy tersenyum kecut. Menatap Saga yang hanya bisa terdiam. Tangan cowok itu perlahan turun dari wajahnya.
Saga memalingkan wajahnya. Mengapa ... rasanya begitu sesak mendengarnya? Ngaco! Perasaan lo ngaco, Ga! Sadar! Batinnya.
Wendy terkekeh. Mengusap ingusnya. "Apaan banget deh gue nangis depan, lo. Sorry ya, gue cengeng."
"Yaudah, Yukk! Saga balik lagi ke dalam. Yang lain pada bingung lo pergi tiba-tiba." Wendy tersenyum riang, menghapus seluruh jejak air matanya.
Saga menoleh. "Kenapa, Wen?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Teen Fiction[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...