****
Senyumnya memang indah. Tapi, mungkin saja tak ada yang menyangka bahwa dibalik senyum itu ... ada luka yang sulit dijelaskan.****
Kevin memarkirkan mobilnya di sebuah parkiran perumahan yang pagi ini Kevin datangi. Ia menepuk-nepuk setirnya sebelum akhirnya keluar dari mobil. Memperbaiki letak jaketnya, sembari memperhatikan gerbang perumahan yang berada di depannya sekarang.
Kevin akan menelusuri perumahan ini meski waktu masih menunjukkan pukul 7 pagi. Hal yang seharusnya Kevin lakukan sejak kemarin-kemarin, namun rasa solidaritas dan kepeduliannya pada Saga membuat Kevin mengurungkan niatnya. Ia lebih memilih untuk menjaga Saga bersama yang lainnya.
Meski begitu, Kevin harus cepat. Turnamen basket antar sekolah-nya akan segera di mulai pada pukul 9 pagi. Ia sudah harus berada di tempat turnamen sebelum jam 9.
Ya ... disinilah Kevin, sekarang. Sebuah perumahan yang tertulis pada biodata seseorang yang tempo hari Kevin dapatkan dari Dinas Kependudukan itu. Seseorang ... yang mengaku memiliki nama yang sama dengan Nira, Tantenya Kevin yang sedang Kevin cari.
Sebenarnya, sampai sekarang Kevin masih shock dengan kenyataan bahwa ia memiliki seorang Tante. Ia memang tahu bahwa anak kakeknya itu berjumlah 4. Namun, Kevin tidak tahu kalau foto yang ia lihat beberapa waktu lalu adalah anak perempuan. Maklum saja, foto yang ia lihat itu, anak yang satunya masih bayi. Saat Kevin bertanya siapa, tak semua yang mau menjawabnya. Ayahnya hanya mengatakan bahwa itu keluarga, namun saat bertanya tentang keberadaannya lagi, Ayahnya tidak menjawab.
Kevin menghela nafas. Sebenarnya ini ribet dan merepotkan. Tapi, demi kebenaran dan susu beruang dua kulkas, Kevin akan melakukannya. Toh, jika ia berhasil, maka imbalannya akan lebih besar dari rasa lelah dan malasnya saat ini.
Ya, dua kulkas susu beruang gratis, merupakan imbalan besar yang membuat Kevin tergoda begitu saja. Ia tidak mungkin menolaknya. Soalnya, gratis.
Kevin memantapkan hatinya, meletakkan kunci mobilnya di dalam saku. Kemudian melangkahkan kakinya memasuki gerbang perumahan bertuliskan 'Purnama Indah' itu. Kali ini, Kevin sendirian lagi. Bagi lelaki itu, jika ia masih mampu melakukannya sendirian saja, maka Kevin tak akan melibatkan siapapun terlebih dahulu. Menyuruh orang kepercayaan yang memiliki koneksi dengan keluarganya juga tak membantu.
Siapa yang akan menjamin mereka akan berkata jujur? Kevin berdecih. Setelah melihat riwayat pencarian Kakeknya yang selalu tak berhasil padahal keluarganya memiliki banyak koneksi itu membuat Kevin muak sendiri. Pasti ... ada orang dalam yang memanipulasi. Kevin yakin.
Karena itu, sebaiknya Kevin sendiri saja yang melakukannya. Beruntung, Kevin memiliki cara berfikir yang kritis dan cerdas. Tidak heran, Kevin bahkan telah memasuki sekolah dasar lebih awal dari teman seumurannya.
Dengan bermodal alamat dari biodata yang ia temukan itu, Kevin melangkah dengan percaya diri. Merapatkan topinya, sembari mengawasi sekeliling. Lelaki itu melirik ponselnya, tepatnya sebuah foto biodata yang untungnya sempat di potret oleh Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Teen Fiction[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...