****
Ternyata ... hidupku akan lebih bahagia saat bersamamu.****
Wendy menempelkan keningnya pada pintu ruangan ICU yang menjadi ruangan Saga untuk ditindaki sekarang juga. Wendy sudah tidak menangis lagi, meski terpancar kesenduan dalam tatapan matanya. Gadis itu tak berhenti mengatur nafasnya yang seolah sesak. Ia terlalu khawatir, terlebih saat setelah Saga memintanya untuk menjadi kekasih, lelaki itu kemudian tak sadarkan diri.
Wendy masih menyandarkan dirinya disana. Sesekali melirik ke dalam, meringis saat melihat Saga yang dikelilingi oleh banyak dokter. Karena rumah sakit ini adalah rumah sakit milik keluarga Abimana, maka tentu saja Saga mendapatkan penanganan serius dari banyak dokter.
"Bunda udah di kabarin belum?" Tanya Airin, menatap anak-anak Avigator yang terlihat diam saja sejak tadi. Mereka saling berdekatan, ada yang memutuskan berdiri, ada pula yang duduk. Tak ada suara yang mereka keluarkan sejak tadi. Rupanya , kecelakaan Saga ini mampu membuat mereka terdiam saking tegangnya. Bahkan Jay, lelaki itu terlihat pucat.
Tidak heran, kecelakaan Saga kali ini, memang kecelakaan terbesar yang pernah terjadi diantara mereka.
"Udah, Rin." Jawab Heri singkat. Disampingnya ada Yola yang membantu menenangkan lelaki itu.
Tak berbeda jauh dari Yuri dan Shella yang memilih untuk duduk di dekat sang kekasih. Mereka juga terkejut, baru kali ini ia mendapati kekasihnya itu terlihat cemas hingga untuk bicara saja mereka enggan. Ya, sepertinya mereka akan tetap seperti itu sampai dokter mengatakan bahwa Saga baik-baik saja.
Seerat itu, pertemanan mereka.
"Wen, Saga pasti baik-baik aja. Gue yakin," Airin menyentuh pundak Wendy, tersenyum tulus.
Wendy tidak menjawab, ia hanya mengangguk sekilas sebagai jawaban. Malam ini, benar-benar begitu mencekam bagi mereka semua.
Hingga, semua dikejutkan oleh kehadiran seorang perempuan yang telah memakai piyama coklat dengan sendal jepit berwarna hitam. Bunda Sherin, perempuan itu berlari secepat mungkin dengan raut khawatir. Membuat seluruh anak Avigator memutuskan untuk berdiri.
"Dimana? Dimana Saga sekarang? Dia baik-baik aja kan?!" Tanya Sherin, menatap penuh tuntutan pada mereka semua. Bundanya Saga itu terlihat begitu khawatir dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Ia bahkan tak sempat berganti pakaian begitu selesai mendapatkan kabar dari rumah sakit.
Wendy yang menyadari kehadiran Bunda Sherin pun merasa akan menangis lagi. Ia menoleh, dengan perasaan bersalah. Bagaimanapun, Saga balapan karena dirinya. Ia ... penyebabnya.
"Kenapa diem aja?!" Sentak Bunda Sherin.
"Dokternya belum keluar, Bun." Jawab Natan pelan.
"Ya Tuhan ..." Sherin menyentuh keningnya, berdecak khawatir. Perempuan itu mulai menangis sembari menggigit ibu jarinya. Matanya kemudian menangkap kehadiran Wendy. "Wen? Kamu disini juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Boy
Teen Fiction[On-Going | 15+] Genre : Young Adult, Teenfiction, Romance, Comedy, Psikologi. Tentang seorang gadis tangguh yang berusaha bertahan hidup di tengah-tengah perjuangannya mendapatkan cinta dari seorang laki-laki yang memiliki senyum semanis gula yang...