{~°Chap 3°~}

1.8K 226 4
                                    

Sebelumnya

"Kenapa kau bicara pada mayat kak" -Medeia

"Entahlah" //smirk -Mellisa

"Bukankah dia terlalu lengah?padahal katanya sudah memastikan semuanya aman" Ucap Halley

"Wah, dia bahkan tidak membawa pedang, kalau begini sih. Bukan pertarungan. " Sambungnya lagi.

"Berhenti mengatakan hal yang tidak jelas, Marquis Halley. Kau sudah menyiapkan apa yang aku perintahkan? " -Medeia

"Tentu saja" -Helio

"Apa Pysche sudah mati?" -Helio

"Tidak, sayangnya dia akan segera sadar, aku sudah mengaturnya sejak awal" -Mellisa

Keesokan harinya di kediaman count Poli

"Bagaimana kau mau cepat pulih, kalau makannya sedikit? , aku khawatir kau akan pingsan lagi" -Ayah Pysche

"Maaf ayah, aku pergi dlu" -Pysche

"Seharusnya saya tidak cerita tentang sangat kesatria, jika mengerti nona akan khawatir seperti itu" -Bibi Pysche

"Saya bersyukur nona menyayanginya orang seperti saya, tapi... "

"Kalian harus membalas kebaikan nona!, andai saja ada orang yang pergi untuk menjaganya. "

"Biar saya saja yang ke sana, saya tahu jalan yang tidak melewati desa" -Maid Medeia(kita panggil aja Md Medeia oke?)

"Saya bisa pergi sendiri" -Md Medeia

"Terlalu berbahaya"

"Apa kau pikir kesatria benar-benar tersesat?" -Md Medeia

"Beliau adalah orang yang tumbuh besar di daerah ini, jadi tidak mungkin tersesat."

"Tunggu, berhenti lihatlah di sana ada orang" -Md Medeia

"Permisi,HEI! "

Ah..

'Aku akan mati, laki-laki ini terlihat seperti seorang tuan muda, tapi ternyata bukan. Dia sangat kuat, jangan-jangan orang yang menyerang kesatria nona Pysche adalah.. '

"Pergilah, panggil orang-orang. Sambil menunggumu..aku- "

Plak!

"Berikan jubahnya pada saya tuan Marquis" -Md Medeia

"Ini" -Helio

"Apa kedua putri tidak berkata apa-apa?" -Md Medeia

"Tidak?" -Helio

"Ini bohong kan? Bagaimana bisa kau melakukan ini?! Nona sangat menyayangimu!"

"Banyak omong" -Helio

"Makanya, aku kan sudah bilang bisa pergi sendiri" Gumam Maid Medeia itu.

Di kuil

Terlihat Pysche yang sedang berdoa

"Kedua putri" -Pysche

"Kau tidak terkejut rupanya, sepertinya kau sudah tau kalau aku dan Meddie akan ke sini" -Mellisa

"Apa yang terjadi pada kesatria saya?"
-Pysche

"Kenapa kau bertanya pada kami? " -Medeia

Pysche menahan Medeia di lantai

"Apa anda Berdua dendam pada saya, karena telah merebut putra mahkota?, tapi anda berdua kan tidak mencintai putra mahkota. Kedua... tuan putri kan hanya mencintai posisi putra Mahkota saja!"
Ucap Pysche, dapat terlihat air matanya turun membasahi pipinya

'Kumohon siapapun hentikan adegan memuakkan ini.' -Mellisa

"Jadi kau menyuruhku dan kakak untuk larut ke dalam perasaan yang tidak penting sepertimu?, daripada memikirkan posisi tertinggi kerajaan? " -Medeia

"Apa itu tidak boleh?" -Pysche

"Minggir! Aku tidak mau lagi bicara denganmu. Tak kusangka perempuan sepertimu yang akan mengatur masa depan Kekaisaran, kasihan sekali Kekaisaran eperan.. " -Medeia

Byurr!!

"MEDDIE!/PUTRI MEDEIA!" -Ucap Mellisa dan Pysche bersamaan

"Kau bodoh Pysche!" Umpat Mellisa untuk pertama kalinya pada Pysche

Beberapa hari kemudian

"Aneh kenapa di cermin, muncul bayangan putri Medeia?, aduh! Sakit. Berarti ini bukan mimpi?" -Pysche di tubuh Medeia (Di sini kalau author nulis pysche itu ya Pysche yang lagi ditubuh Medeia ya.begitu juga sebaliknya)

"Apa yang kau katakan Meddie?" -Mellisa

"M-Mellisa? Kenapa kau ada di sini?" -Pysche

'Tunggu, dia..bukan Meddie. Meddie selalu memanggilku Kak Elis atau Elis.' -Mellisa

Beberapa menit kemudian

Kediaman count Poli

"Kenapa di luar berisik sekali?" -Iaros

"Biarkan aku menemui nona Pysche!ada yang terus ku bicarakan dengannya, kumohon.." -Pysche

'Yang benar saja, dia memohon? Meddie tidak akan pernah melakukan hal itu bahkan diam diam sekalipun' -Mellisa

"Didalam sedang ada putra mahkota"

"Putra mahkota? Kalau begitu justru lebih... " -Pysche

"Ah!" -Pysche

"Katanya kau sakit sampai tidak bisa diinterogasi, tapi berani-beraninya datang ke sini." -Iaros

"𝙱𝚎𝚛𝚜𝚢𝚞𝚔𝚞𝚛𝚕𝚊𝚑 𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚕𝚊𝚗𝚐𝚜𝚞𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕 𝚔𝚎𝚙𝚊𝚕𝚊𝚖𝚞" -sambung Iaros dengan ancaman

'Aku bisa melihat Pysche yang didalam kamar tersenyum mungkinkah...dia... MEDEIA?!' batin Mellisa

"Maafkan adik saya putra mahkota, dia sangat sakit hingga berpelakuan seperti ini" Ucap Mellisa

"Kau lumayan berani ya?, tapi kalian akan kulepaskan sekarang" Ucap Iaros

"Mulai saat ini kedua putri Beliard dilarang menginjakkan kakinya di kediaman Count Poli, jadi kau bisa tidur dengan tenang"ucap Iaros pada Pysche

Medeia Pov

'Tangan yang lemah dan tak berdaya, pandangan mata yang redup. Saat bernafas pun canggung dan manis'

Dengan suara penuh dengan penyesalan, pelayan itu berkata selama ini dia telah menjadi kata-kata keluarga Beliard. Dia terpaksa melakukannya demi membiayai pengobatan adiknya, kematian sang kesatria bukan karena hewan liar melainkan putri Mellisa

Begitu katanya..

Sepertinya dia berpikir bahwa kekuasaan dule Beliard telah melemah.

"Maafkan aku karena tidak menyadarinya, ini pasti berat untukmu" Ucapku dengan pura-pura sedih

'Aku sempat berniat memotong lidah pengkhianat ini dan memberikannya pada anjing. Tapi kali ini aku memutuskan untuk pasrah terlebih dahulu pada kehendak dewa. Kalau aku sudah menjadi Medeia besok pagi, baru akan kubunuh pelayan sialan itu. Kalau aku tetap menjadi Pysche, dia akan selamat dan aku akan menyurati Kak Elis dlu' batinku
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung~

Being Medeia Twin (I Wanna Be U x OC) |Slow Update|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang