{~°Chap 11°~}

593 80 20
                                    

Keesokan harinya

"Nona, bukankah hari ini anda akan pergi ke kediaman Emerson?" Ucap salah satu pelayan

Tanpa ia tau, Elis sudah bangun dari tengah malam tadi. Namun dirinya tidak membangunkan orang lain. Tapi rencana Elis untuk bertemu Noah tertunda karena ya...Pheron Eperanto.

Medeia ternyata sudah menyiapkan pion lain di rencana ini, adik nya memang tidak mengecewakan. Sesuai rencana, Phell datang ke kamar Medeia secara brutal. Ia menyerang semua orang yang menghalangi jalannya seperti singa.

Tentu Phell kenal terlebih dahulu dengan Medeia karena kejadian di mana saat itu Meddie berada di tubuh Pysche. Dan sempat bertarung sebentar dengan Phell. Karena daya tahan tubuh Pysche tidak cukup bagus, Medeia terpaksa kabur dari Phell. Untungnya hal itu berhasil.

Banyak pengawal menyuruh Phell menjauh dari Medeia, tapi Mellisa sudah datang terlebih dahulu dan..

"Kalian semua, jangan kurang ajar dia adalah tamu ku dan Medeia" ujar Elis

Phell menghiraukan Mellisa dan masuk ke ruangan Medeia dengan mudah. Tentu itu karena Mellisa tak melawan,

'sudah pasti alasan dia tidak duduk dengan benar karena dia tak di ajarkan dasar tata Krama bangsawan' batin Elis

"Kalau begitu, kau pasti punya alasan ke sini kan?" Tanya Medeia

"Aku harap tujuanmu ke sini, bukan hal konyol yang bisa terdengar di jalanan tandus sekalipun" -Mellisa

"Tentu saja, sepertinya kedua putri sudah memperoleh kekuasaan tertinggi di keluarga Duke ini, ya? Sebab tadi aku merasa aneh. Di saat ada orang asing menyusup, Duke sama sekali tidak keluar dan perintah putri lah yang justru di turuti? Itu pun dalam sekali perintah?" Ujar Phell dengan nada heran

"Kalau dipikir-pikir tentu jawabannya hanya satu, putri sedang berniat untuk membunuh Duke. Kalau itu benar, lebih baik berhati-hati..."

"Bwahahahahhahahah" tawa Medeia meledak

"Kau tertawa?" -Phell

"Pfft, rumor seperti itu bahkan bisa di temukan di jalanan sepi" -Mellisa

"Membosankan~" -Medeia

Yahhh mari kita skip saja bagian ini

"Bertarung, dan kalahkan aku dulu" ucapan Phell terdengar....menarik di telinga Si kembar

Kali ini, Elis menyerah kan hal itu pada Medeia. Namun taruhannya jari kelingking Elis dengan cincinnya.
Bingung lah ya, yang tanding Meddie sama Phell kenapa kelingking Elis pula di bawa-bawa.

Hingga benar mereka benar-benar bertanding, Meddie terlihat lengah dan mudah lelah. Namun itu hanyak taktik agar lawan sendiri mengira jika kita tidak sanggup melanjutkan. Dan berakhir mereka menganggap remeh, hingga kita bisa menyerang balik dengan maksimal.

Benar, hal itu di lakukan Meddie di bagian terakhir. Dan Phell menyadarinya, semua keringat, wajah, dan gerak-gerik Meddie. Semuanya bohong, bahkan kini Mellisa hanya menyeruput tehnya santai.

Meddie dan Pheel mengulang pertandingan berkali-kali untuk memastikan, namun hasilnya selalu sama yaitu Medeia yang memenangkan pertandingan. Phell mempertaruhkan sebelah mata dan menjilat sepatu Elis.

"Ambillah semua yang aku pertaruhkan" ucap Phell yang kini sudah di depan Mellisa yang tengah mengamati.

Phell mulai berlutut,

"Benar sekali, sekarang kardinal Pheron harus patuh pada ucapan kami. Menjilat sepatu kakak, dan menyerahkan sebelah mata" - Medeia

"Ini adalah pertaruhan Pribadi kita, jadi kami tidak akan memanggil dokter. Sebagai gantinya, Meddie akan melakukan hal itu dengan tangannya sendiri" ujar Elis

"Rasanya pasti akan sakit, tapi kardinal pasti bisa menahannya" -Medeia

"Bercanda" Ucap Si kembar bersamaan, mereka sama-sama merasa jika Phell terlalu konyol untuk berpikir sampai situ.

Namun yang namanya Pheron, ia tak akan mau dikasihani begitu Saja. Apalagi sama orang modelan Beliard yang dikenal bengis kan? Phell dengan sigap telah menggenggam pedang asli dan menusuk matanya sendiri.

Melihat itu tentu Medeia marah,

"Apa...APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN?!!" ujar Medeia

'Sial, padahal aku sengaja memakai pedang kayu sejak kapan tangannya menggenggam pedang asli itu' batin Mellisa sedikit kesal (Baca : Sangat jengkel)

Hingga hari itu berlalu cepat, di kamar Mellisa.

"Kenapa kedua putri bisa terluka seperti ini?" -Helio

"Aku tak terluka, Meddie saja" jelas Elis

Hingga mereka bertiga membahas tentang Phell.
Pagi hari

Urusan Phell, telah sepenuhnya di tangan Meddie. Medeia tak melarang kakaknya untuk ikut berpartisipasi dalam kerja sama dengan Phell. Namun Elis memilih untuk melihat Meddie beraksi sendiri. Layaknya seorang kakak yang bangga pada adiknya, Mellisa Adalah orang yang seperti itu.

Hingga kali ini Mellisa benar-benar bisa bertemu dengan Noah, sekarang mereka akan bisa bertemu dalam waktu yang cukup lama. Karena janji Meddie dengan Phell juga tak akan singkat. Mellisa juga akan berpartisipasi dalam mengincar kepala iaros kan ( ╹▽╹ )

Bersambung~
HAPPY BIRTHDAY TO ME!!
MAKASIH BANYAK YANG SUDAH NUNGGU FANFIC ABAL-ABAL YANG BARU 11 EPISODE INI. MANA PENDEK PULA ಡ ͜ ʖ ಡ

POKONYA MAKASIH BANYAK SUPPORT, KRITIK, DAN SARAN YANG SUDAH DI BERIKAN PADA AUTHOR. DOAIN AUTHOR JADI PRIBADI YANG JAUH LEBIH BAIK TAHUN INI YAA

(。♡‿♡。)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Being Medeia Twin (I Wanna Be U x OC) |Slow Update|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang