{~°Chap 5°~}

1.2K 198 8
                                    

'Tadi aku sudah melihat Mellisa dan Marquis bertarung. Putri Mellisa sangat hebat. tubuhnya gesit, kakinya mengecoh, dan tangannya memegang pedang dengan kuat' batin Pysche

"Tolong pelan-pelan saja, tuan putri" Ujar Helio

Mellisa Pov

Meddie mengangkat pedangnya dengan satu tangan, dia tidak pernah se ceroboh ini. Ah..aku lupa karena dia bukanlah Meddie.

"Setelah kulihat, tuan putri Medeia bersikap sangat aneh, pedang ini harusnya dipegang dengan dua tangan. Mana mungkin putri Medeia melakukan kesalahan dasar seperti ini, kau siapa?" Ucap Helio menggunakan tatapan tajamnya.

"Barusan kau, memanggilku dengan 'kau'? Dasar kurang ajar. Dasar tidak tau balas budi."Jawab Medeia

'Oke Dia bukan adikku' batinku

"Tolong hukum saya, saya sudah bersikap kurang ajar. Saya akan tebus dengan darah" Jawab Helio

PLAK!!

"Hentikan, sudah cukup." Ujar Medeia

Beberapa menit sebelum Halley pergi.

"Halley" Panggil ku

"Ya?" -Halley

"Kau sudah menyadarinya kan?" Tanyaku

"Benar, saya akan waspada" Jawab Halley

"Kabari aku jika menemukan sesuatu" Ujarku

"Baik" Jawabnya

Di depan gerbang

"Maaf karena sudah membuat keributan" Ucap Halley pada Medeia palsu itu.

"Ya sudah, kau pulang saja sana" Jawab Medeia

"Tapi, seminggu lagi kedua tuan putri  harus pergi ke istana untuk acara jamuan. Bolehkan saya menjemput kedua tuan putri?" Tanya Halley padaku dan Medeia

"Terserah kau saja" Jawabku

"Tentu saja Helio, siapa lagi yang bisa menemaniku selain kau?" Jawab Medeia

'Oke ini benar-benar bukti, Meddie selalu menanggil Helio dengan Halley sepertiku.'

Mellisa pov end

Di kediaman poli

Medeia pov

'Beberapa hari lalu aku mengirim surat pada kak Elis, dan katanya dia justru tidak bisa menemuiku karena diundang putra mahkota,dia mengirim sebuah benda sihir yang membuatku bisa mengetahui apa yang mereka lakukan. '

Medeia pov end

Keesokan harinya

Mellisa pov

Hari ini aku pergi ke istana untuk menemui putra mahkota.

Sesampainya di ruangan, kupikir ini sangat tertutup. Jendela dan tirai tertutup semua. Saat aku masuk masih ada pelayan sih.

"Segala kehormatan bagi saya untuk menemui putra mahkota" Ucapku tersenyum manis.

Semua pelayan dan kesatria berbisik-bisik terpana dengan senyumanku.

"Kalian semua keluar" Ucap Iaros.

Semua kesatria dan pelayan sekarang sudah keluar.

"Ada urusan apa memanggilku?" Tanyaku yang langsung dengan nada datar dan dingin.

"Sangat berubah ya.." Jawabnya tersenyum

"Langsung pada intinya saja" Jawabku

"Baiklah..aku hanya ingin kau menjadi, 𝐑𝐚𝐭𝐮 𝐌𝐚𝐬𝐚 𝐃𝐞𝐩𝐚𝐧𝐤𝐮" Jawabku menyeringai.

"Apa?!, apa anda sudah gila?! Anda sudah memiliki tunangan yaitu Pysche Poli! Dan saya hanyalah putri keluarga Beliard!! Tolong tarik perkataan anda!!" Ujarku marah, persetan dengan tata krama untuk sekarang.

Iaros hanya tersenyum licik dan memegang daguku.

"Tidak akan ada yang bisa memilikimu selain 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐤𝐮. Jika aku tidak bisa pun berarti yang lain juga tidak boleh" Jawabnya menyeringai.

Wajahnya mendekat ke wajahku sampai ya...sesuai yang sangat tidak aku inginkan. 'Cup'

Dia menciumku

Iaros menghentikan ciumannya dan mengeluarkan sebuah kalung yang hanya bisa di lepas oleh dirinya atau penyihir yang kuat. Tapi sebelum dia memasangkannya padaku....

"Salam kepada putra mahkota dan putri Beliard." Ujar dua orang

Aku tau mereka, yang pertama duke Axelle dan Viscaount Farrant. Oke, kalian penyelamatku.

"Ada apa?" -Iaros

"Baginda kaisar memanggil anda" Jawab Duke Axelle
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. Bersambung~

Being Medeia Twin (I Wanna Be U x OC) |Slow Update|Where stories live. Discover now