II : Perpetrator

6.2K 660 79
                                    

"Pada tanggal 9 Februari lalu, gedung SMA xxx terbakar hangus di dalam kobaran api yang tiba-tiba muncul dari dalam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pada tanggal 9 Februari lalu, gedung SMA xxx terbakar hangus di dalam kobaran api yang tiba-tiba muncul dari dalam."

"Peristiwa ini membuat semua orang di dalamnya termasuk guru, para murid, tak terkecuali tukang kebun dan petugas sekolah tewas dengan luka bakar yang parah dan beberapa dengan tubuh yang sudah hangus, hanya sedikit yang dapat terselamatkan dari bencana itu."

"Setelah diselidiki lebih lanjut, kami mendapatkan saksi yang melihat langsung ledakan api muncul saat kebetulan berada di luar area sekolah,"

"Tidak ada yang memicu api ini muncul, ledakan besar terjadi secara tiba-tiba, para polisi yakin jika kejadian ini terjadi dengan disengaja oleh si pelaku."

"Selain api yang tidak biasa, para saksi dan orang luar juga mendengar suara ledakan yang sangat keras sebelum sekolah terbakar, hal ini juga diyakini dengan pelaku yang sengaja meletakkan beberapa bom di setiap sudut dalam sekolah."

"Masih tidak diketahui apa tujuan dan motif sang pelaku, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini sampai sekarang ...."



Pip-



Televisi yang menampilkan berita dengan reporter wanita kini layarnya menjadi hitam padam setelah remotnya ditemukan.

"Huft, aku tidak ingin mendengarnya lagi." Ucap pemuda dengan kulit tan yang eksotis bersandar pada sofa.

Teman yang menjadi tamunya hari ini sedang membawakan dua cangkir teh hitam untuk mereka berdua, pria tan itu segera menyadari saat indra penciumannya menangkap aroma teh yang memenuhi ruang tamu.

Tuan rumah menyesap duluan tehnya, meninggalkan tanda pada bibir cangkir. "Mereka masih belum menemukan penjahatnya, bukankah itu berarti kondisi sekarang ini sangat tidak aman? Bagaimana orang-orang dapat keluar rumah dengan bebas jika pembunuh itu masih berkeliaran? Bisa saja 'kan orang itu sedang berada di dekat kita." Ujarnya panjang lebar, pria lain di sana meletakkan cangkirnya perlahan dan berkata,

"Kumohon jangan memperburuk suasana."

"Aku hanya memperingatimu." Sang empu melipat kedua tangannya, memperhatikan sang teman yang mulai tidak nyaman dengan topik saat ini.

Renjun hanya diam sambil memainkan teh di dalam cangkir, sedangkan pria tan masih menatapnya lekat.
"Apakah kau tidak kepikiran sama sekali? Kau 'kan salah satu murid di sana." Ucapnya tiba-tiba.

"Syukurlah hidupmu tidak berakhir saat itu juga." Lanjutnya sedikit terkekeh seolah ada unsur jenaka yang terkandung pada ucapannya barusan.

Renjun lebih banyak diam akhir-akhir ini, lebih tepatnya saat ledakan itu, dia masih menyimpan memori itu dengan jelas.

"Oh ya, bagaimana kau bisa lolos dari ledakan itu? Bukankah saat itu jam istirahat? Harusnya kau berada di kantin 'kan?"

Renjun terdiam lagi, tak lama kedua alisnya bertautan, memasang ekspresi bingung.

Mr. Naim [ jaemren ]Where stories live. Discover now