1

526 33 15
                                    

Mata Lyn tak henti hentinya menatap orang orang yang berlalu lalang di hadapannya. Lalu sesekali Lyn juga melirik Yangyang yang masih fokus pada game di ponselnya.

Kini Lyn dan Yangyang sedang berada disebrang sekolah. Lyn terpaksa duduk di trotoar jalanan, karena tadi Yangyang sempat memarahinya gara gara Lyn duduk di motornya. Ia terpaksa mengajak Yangyang jalan, karena hanya urusan sekolah.  Jika bukan karena urusan sekolah Lyn tidak akan pernah memberanikan diri untuk menghubungi Yangyang, meskipun hampir dua tahun Lyn memendam perasaannya pada Yangyang bukan berarti Lyn sering berkomunikasi dengan lelaki itu.

Lyn menyimpan dagunya di kedua lututnya, lalu ia memeluk kedua lututnya. Selepas itu mata Lyn melirik ke arah Yangyang yang berada diatas motor.

"Heh Lu ga tega apa liat gue lesehan gini?"

Tak mendengar, Yangyang masih fokus dengan gamenya itu sembari menggerutu kecil.

"Anying—edan banget." Monolognya sembari memukul keningnya pelan.

Lyn yang sudah terbiasa tak dipedulikan oleh lelaki itu pun hanya menghela nafasnya, mencoba  memendam kekesalannya dari Berjam jam yang lalu.

"Heh!"

"Apasih bangsat—" Yangyang masih sibuk dengan ponselnya, ia menjawab namun pandangannya tak teralihkan sedikitpun.

"Lo tuh y—"

"Anjir kalah—" Selepas berkata itu, Yangyang mengacak rambutnya kesal menatap Lyn dengan kesal.

"Apa Lo liat liat gue kayak gitu?" Ketus Lyn yang membuat Yangyang membuang pandangannya.

"GARA GARA LO NIH! KALAH KAN GUE!"

Lyn memasangkan wajah bingungnya, "Loh kok jadi gue? Gue perasaan dari tadi diem. Lo nya aja yang ga jago main game, malah nyalahin gue bangsat."

Yangyang memuat bola matanya malas, "Kalo Lo ga manggil manggil gue terus, gue ba bakalan kalah!"

"Salahin gue aja terus," ketus Lyn kesal.

"Ya iyalah Lo salah,"

"Gimana lu aja lah bangsat, lagian Somi mana sih?" Lyn berdiri lalu bersandar dibody motor Yangyang.

"Ya, mana gue tau lah." Sungut Yangyang datar lalu memainkan kembali ponselnya.

"Cuek amat, tawarin gue duduk Kek atau apa kek. Ga kasian apa gue udah kayak gembel gini. Nyesel gue suka sama dia," Gerutu Lyn dalam hatinya sembari menatap Yangyang yang fokus bermain game di ponselnya dengan mata memincing.

"Apa lo liat liat gitu? Nyumpah nyerapahin gue?" Tanya Yangyang yang sukses membuat Lyn gelagapan sendiri saat ketahuan menyumpah serapahi lelaki tersebut.

"Loh apa sih Lo? Gue kan punya mata wajar dong kalo mata gue liat ke arah Lo. Lagian Lo jadi orang sensi amat."

Yangyang tak menjawab, bahkan sepertinya Yangyang terlihat tidak begitu peduli dengan kehadiran Lyn, ia malah memasangkan sepasang Earphone di telinganya.

"Dasar gak waras," Dumel Lyn pelan, yang membuat Yangyang menoleh kembali ke arah Lyn dengan tatapan memincing.

"Ngatain gue ga waras Lo? Lo kira gue kaga denger apa?" Lyn hanya menatap malas Yangyang yang tiba tiba mengoceh.

"Shelyn—"

Lyn menoleh kearah sebias suara, dan mendapatkan Somi yang berlari kearahnya.

"Nah loh baru Dateng, dari mana aja Lo hah? Liat rambut gue udah kering kebakar gini, baju gue kotor gini gara gara duduk lesehan, kita janjian jam berapa lu Dateng jam berapa. Bangsat emang lo—" Cerocos Lyn sembari menoyor pelan kepala Somi.

"Ih sorry atuh, tadi katanya gue mau dijemput Haechan tapi motornya malah mogok si tolol teh." Jelas Somi Sembari mengambil alih kantung kresek berisikan Sushi di tangan Lyn.

"Jalan dong sendiri, udah tau punya pacar motornya ga bisa di andelin. Jadinya gue nunggu sampe gosong gini." Jelas Lyn seraya menerima beberapa lembar uang dari Somi.

"Yaelah, sorry gue juga kan gatau kalo motor dia bakal mogok. Gausah marah kali orang lu nungguin gue nya bareng—ayang beb." Somi sedikit berbisik pada kalimat terakhirnya.

Lyn melirik kearah Yangyang sekilas, lalu menoyor kepala Somi pelan.

"Ayang Beb pala sia, gue dari tadi ga ditawarin duduk ga ditawarin minum, ga ditawarin apa apa. Datar banget sikapnya kayak jalan tol." Adu Lyn yang membuat Somi tertawa.

"Gitu gitu juga lu pernah ngegebet bege," kini giliran Somi yang menoyor kepala Lyn.

"Hilih, serah kesel banget gue seharian ini. Kenapa gue ditugasin jualan buat sekelompok sama manusia setan kayak dia."

"Biar bisa pdkt HAHAHAH," Somi tertawa lagi lalu menghampiri Yangyang yang masih asik dengan dunianya sendiri.

"Bacot siah,"

"Yaudah gue balik dulu," Shey menatap Somi dengan malas saat mendengar kalimat itu.

"Yang gue balik ya, makasih sushinya." Yangyang tersenyum sembari mengacungkan kedua jempol nya.

"Itu baik ah," Bisik Somi yang dibalas toyoran oleh Lyn.

"Iya itu ke elo, ke gue ngga." Jelas Lyn datar lalu memakai helm yang berada di motor Yangyang.

"Sikap gue ke orang bener sama ke orang yang kelakuannya kayak bangsat beda ya." Celetuk Yangyang yang membuat Lyn menggetok helmnya.

"Jadi Lo ngatain gue bangsat hah?"

"Heh, udah. Kalian tuh ya berantem ga tau tempat. Yaudah gue balik dulu, lu hati hati sama dia." Lyn mengangguk malas mendengar itu, setelah melihat Somi sudah pergi menjauh Lyn langsung bersiap menaiki motor Yangyang.

"Eit Lo mau naik motor gue lagi?" Lyn seketika menghentikan niatnya untuk naik keatas motor Yangyang.

"Yaiyalah bego, anterin gue Balik." Ketus Lyn sembari membuka kaca helmnya lalu menatap Yangyang kesal.

"Dih, kan kita cuma mau jualan sushi, dan sushi nya udah ke jual kan tadi? Berarti kerja kelompok kita udah beres toh." Jawab Yangyang sembari memakai helmnya.

"Lepas helmnya lepas," titahnya sembari menggetok helm yang digunakan Lyn.

"Maksud Lo gue balik sendiri gitu?" Tanya Lyn dengan dengusan kesal di akhir kalimatnya.

"Iya, balik lu sendiri. Gue mau ngapel,"

"Bangsat banget Lo jadi temen," gerutu Lyn sembari membuka helmnya.

"Emang lu temen gue?" Cetus lelaki itu yang membuat Lyn semakin tersulut emosi.

"BANGSAT LO—"

Tebece

Hahehahe

Jangan lupa vote komennya

Jangan lupa vote komennya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

༎ຶ‿༎ຶ

Sweet Nineteen [Not Perfect]  Liu YangyangWhere stories live. Discover now