38

23 7 0
                                    

Selepas berbicara datar seperti itu Lyn langsung berjalan menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya.

Renjun dan Yangyang sempat hening sejenak, saling bertatapan sama sama merasa aneh dengan semua ini.

"Gue bakal bujuk dia, Lo pulang aja besok gue kabarin lagi." Renjun menepuk bahu Yangyang, mencoba menguatkan temannya yang baru saja menerima penolakan itu.

"Lyn—" Lyn yang duduk di pinggiran ranjang pun menoleh sekilas kearah Renjun yang menyembulkan kepala di pintu kamarnya.

"Lo kenapa?" Renjun duduk tepat dihadapan Lyn.

Lyn hanya menggeleng kecil lalu menunduk, sedangkan Renjun kini menyelipkan rambut Lyn yang terurai di belakang daun telinga gadis itu.

"Gue kenal Lo dari kecil, Lo pasti lagi ada apa apa. Cerita sama gue," Selepas itu Lyn memperlihatkan matanya yang berkaca kaca lalu jatuh kedalam dekapan Renjun.

Renjun mengusap rambut Lyn lembut, mencoba menenangkannya lewat dekapan hangatnya.

"Gue ga pantes buat dia," Lirih Lyn sembari terisak disela sela pelukan keduanya.

Renjun melepaskan pelukannya, menyeka air mata Lyn yang terus membasahi kedua pipinya.

"Kok Lo bilang gitu sih? Lo pantes buat dia Lyn, bukannya Lo dari dulu nunggu banget kan di tembak dia? Kenapa sekarang Lo malah nolak dia?"

"Sekarang gue berubah pikiran Renjun," Lyn kembali memeluk Renjun, menumpahkan segala lukanya pada sahabat kecilnya itu.

"Dengerin gue ya Lyn—"

Renjun menghela nafasnya, bagaimanapun ia juga sama sama merasakan kesakitan disini. Seberapa besar usaha yang Renjun lakukan untuk menghindar dari Lyn selalu gagal. Luka lamanya sedikit bangkit kembali.

"Lo nolak Yangyang gara gara Youi?" Pertanyaan Renjun masih tak kunjung dijawab.

"Youi sama Yangyang itu cuma sekedar mantan Lyn, mereka ga ada hubungan apa apa. Youi yang terlalu berharap Yangyang buat balik ke dia, padahal sekarang hati Yangyang cuma buat Lo Lyn."

"Dia Deket sama Youi gara gara di ancam, gue tau semuanya cuma gue ga bisa kasih tau Lo sekarang. Gue mau Lo tau sendiri,"

Renjun menghela nafas sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Lo mau ya terima dia?" Renjun tersenyum simpul sembari menatap Lyn, mencoba meyakinkan gadis itu agar menerima sahabatnya.

Meskipun hatinya sendiri semakin tersakiti, tapi Renjun tak boleh egois.

Lyn melepaskan pelukannya, gelengan gadis itu membuat senyuman Renjun sedikit pudar.

"Mau sekeras apapun lo bujuk gue, gue ga bakal Nerima Yangyang. Disini Yangyang ga salah, tapi gue yang salah Renjun." Selepas itu Lyn kembali menunduk.

"Tatap gue Lyn," Lyn menengadahkan pandangannya.

"Lo punya masalah apa? Cerita sama gue. Biar gue bisa bantu Lo buat keluar dari masalah Lo,"

"Gue ga mau cerita,"

"Ini ada sangkutannya sama Guanlin?" Tanya Renjun dengan hati hati.

"Youi juga." Sambung Lyn yang membuat Renjun mengangguk kecil.

"Jadi apa masalahnya? Cerita aja sama gue Lyn, gue bisa jaga rahasia. Lo pasti tau itu,"

"Youi megang rahasia gue, dan dia pernah bilang kalo gue terima Yangyang dia bakal sebarin rahasia itu."

"Rahasia apa? Bilang sama gue."

"Gue ga mau cerita, ini soal—harga diri gue Renjun." Lyn kembali menangis lalu memeluk Renjun kembali.

Sweet Nineteen [Not Perfect]  Liu YangyangWhere stories live. Discover now