15

51 9 2
                                    

Yangyang memberhentikan motornya tepat didepan Renjun yang tengah berduduk santai sembari menghisap rokoknya, Renjun menatap Yangyang yang tengah membuka helm sembari berjalan kearahnya dengan asap rokok yang ia kepulkan didepan wajahnya disela sela dinginnya hirup pikuk udara malam.

"Lo mau ngomong apa sih? Serius banget sampe sampe cuma harus ngomong berdua?" Tanya Yangyang seraya duduk disebelah temannya itu.

"Lo udah anterin Lyn pulang?" Renjun malah mempertanyakan hal lain, ia tak menjawab pertanyaan yang Yangyang lontarkan sebelumnya.

"Udah,"

"Bagus," Renjun tersenyum samar, namun lebih tepatnya senyuman itu nyaris tak terlihat.

"Lo mau nanya apaan sih?"

Renjun lagi lagi tak menjawab, ia malah mengepulkan asap dari batang rokoknya yang semakin mengecil dan membuangnya ke sembarang arah.

"Lo sayang sama Lyn?"

Yangyang menautkan alisnya, menatap lelaki dihadapannya dengan tatapan bingung. Dirinya berpikir Mengapa Renjun mempertanyakan itu? Bukankah selama ini Renjun sudah mengetahui semua hal tentang perasaan Yangyang pada Lyn? Apa semua cerita itu belum cukup jelas?

"Sayang lah, bukannya Lo udah tau itu kan?"

"Iya, gue udah tau." Jawab Renjun singkat namun pandangannya fokus pada jalan tak menatap bakik temannya yang berada disebelahnya itu.

"Trus ngapain nanya? Lo nyuruh gue kesini cuma mau nanyain itu?"

Renjun tertawa kecil, tak ada yang lucu memang disini. Tawaan Renjun lebih tepatnya bukan untuk suatu hal yang lucu, melainkan sebagai tawa elakan.

"Ngga lah, ada yang lebih penting dari pada itu."

Yangyang semakin bingung dengan Renjun, Yangyang hanya bisa menatap Renjun yang sedang mengambil sesuatu di bagasi motor dengan seribu Pertanyaan yang terlintas di benaknya.

"Kenapa Lo ga pernah cerita soal ini ke gue?"

Ekspresi wajah Renjun tiba tiba menjadi datar dalam sekejap, Yangyang hanya menatap aneh perubahan Renjun yang semakin membuat dirinya bingung, mau tak mau ia menerima amplop yang Renjun sodorkan.

"Ini apaan?" Yangyang menatap Renjun dan amplop yang berada digenggamannya secara bergantian.

"Buka aja,"

Yangyang sedikit terkejut saat membuka isi amplop tersebut, ia menatap Renjun masih dengan tatapan terkejutnya. Sedangkan Renjun yang merasa ditatap pun hanya menghela nafasnya.

"Gue Nemu itu di rak buku Lo, Lo gabisa ngelak dari gue lagi." Datar Renjun yang membuat Yangyang masih tercengang dengan semuanya yang baru saja terjadi.

"Kenapa Lo ga pernah bilang sih sama gue? Kenapa Lo gapernah terbuka soal itu ke gue?" Selepas itu Renjun memijat pelan pelipisnya yang terasa pening, lalu mengacak rambutnya sedikit frustasi.

"Ya—terus gue harus gimana lagi?"

"Jadi alesan Lo ga mau nembak Lyn itu gara gara itu?"

Yangyang mengangguk samar sebagai jawaban, ia juga tak bisa apa apa selain menyembunyikan ini dari orang orang.

"Kenapa Lo ga bilang dari lama sih?"

"Gue takut Lyn kecewa, gue takut dia sedih."

"Justru dengan cara Lo nyembunyiin ini dari Lyn, dia bakal ngerasa sedih banget karena Lo ga terbuka sama dia. Bahkan yang sedih itu bukan dia aja, secara ga langsung Lo nyakitin orang orang yang sayang sama Lo juga, bukan cuma nyakitin Lyn doang."

"Gue gamau bikin orang orang kecewa, apalagi Lyn. makannya gue selama ini selalu cuek sama Lyn selalu datar sama dia karena gue ga mau dia makin sayang sama gue." Jelas Yangyang lirih, lalu ia menoleh kearah Renjun yang sama sama merenung.

"Jangan bilang bilang soal ini sama Lyn, bisa kan?"















































*****

Ganteng ga ganteng ga?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganteng ga ganteng ga?

Ganteng dong epribadeh masa iya pacarqu tidak tamvan wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganteng dong epribadeh masa iya pacarqu tidak tamvan wkwk

Vote komen dongggg

Yooyoyoyoooo







Sweet Nineteen [Not Perfect]  Liu YangyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang