4

384 24 3
                                    

Bahkan tanpa berbalik ia tahu siapa yang mendatanginya, indranya lebih tajam dari orang-orang lain. Seharusnya ia terima saja tawara kerja dari Paman Reyhan.

"Sudah lama, ya Sean,"

"Ya, sudah lama, Nona Eres,"

"Jangan memanggilku itu. Aku bukan lagi 'nona' bagi dirimu atau anggota perusahan yang lainnya,"

Perempuan berwajah dingin seperti maniken itu berjalan pelan lalu mengambil tempat di sebelah Eres.

"Aku hanya datang untuk mengantarkan ini," ia menyerahkan sebuah amplop beludru berwarna hijau dengan tulisan berwarna emas.

"Aku hanya datang untuk mengantarkan ini," ia menyerahkan sebuah amplop beludru berwarna hijau dengan tulisan berwarna emas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Eres mengambilnya dengan pandangan sarkas. "Sepertinya hanya ada satu keuntungan yang bisa diambil dari tragedi menyedihkan ini,"

Tangan yang berlapis kain putih itu perlahan menyentuh bahunya, menyebarkan rasa hangan pada urat-uratnya yang tegang.

"Ini bukan tragedi yang menyedihkan, Eres. Tidak ada yang perlu di sesali,"

Eres tertawa hambar, dengan nada mengejek ia berkata. "Ya, ucap seseorang yang hampir mati karenanya,"

Ia berjalan melewati Sean, saat Sean akan mengejarnya Eres berhenti lalu berbalik dengan wajah yang tidak kalah dingin.

"Aku akan datang. Tenang saja, setidaknya ini yang bisa aku lakukan untuk mereka,"

Saat ia hendak kembali berjalan suara Sean menghentikannya. "Tidak ada yang namanya mantan keluarga, Eres. Mereka akan selalu jadi keluargamu,"

"Aku tahu," bisiknya lalu melanjutkan perjalanannya. Ia perlahan menghilang di lorong-lorong lebar hotel mewah itu.

Sean bersandar pada pagar balkon, pandangannya terlihat menerawang jauh. Rasa sakit menjalar perlahan di bahu kirinya.

"Ah," desahnya saat rasa sakit itu hampir merenggut kesadarannya.

Ia mengeluarkan sebuah obat dari dalam kantongnya lalu meminumnya untuk emredam rasa sakit yang luar biasa itu.

***

Wakeel berjalan dengan santai di teras luar istana yang menghadap lansung ke taman. Langkahnya berhenti, matanya menyipit melihat tiga orang yang berada di taman itu. Ia tahu itu adalah abangnya dan dua perempuan yang sepertinya tengah terlibat dengannya. Yang dapat ia pikirkan adalah betapa lama malam akan berjalan hari ini. Kisah cinta yang dijalani abangnya itu begitu rumit, belum lagi satu lagi perempuan yang sedang tidak ada di sana, entah berapa lama kisah ini akan berlansung. 

"Kisah seperti itu seperti itu terlihat mengerikan. Ya Allah, jangan libatkan aku dalam kisah mereka. Sudah cukup aku mendengarkan curhatan abangku tentang mereka. Berikan aku perempuan yang sedikit normal,"

Baru saja akan berjalan ia hampir saja menabrak seseorang. Wajah sumringah dengan mata bersinar itu, siapa lagi kalau bukan Eliza Samara. 

"Kau sudah pulang, cebol,"

Wakeel menatapnya datar. Manusia di hadapannya mungkin adalah satu-satunya orang yang beraninya mengejek dirinya seterang-terangan itu. Darimana abangnya itu mendepatkan alien seperti ini?

"Belum, aku belum pulang. Ini hanya arwahku,"

"Oh, sepertinya aku mengembil S3 Demonologi agar bisa sepertimu," candanya yang membuat Wakeel menghembuska nafas, berusaha untuk sabar menghedapi titisan Loki ini.

Perhatian Eliza teralihkan begitu seseorang melewati mereka tanpa sadar akan keberadaan mereka. 

"Tunggu, itu Agartha, kan? Apa yang terjadi?"

"Tanya saja pada sahabatmu itu, kak. Entah berapa banyak lagi hati yang ingin ia patahkan," balas Wakeel malas sambil berjalan melewati Eliza.

"Apa yang haru dilakukan agar mereka bisa saling berbaikan. Hei! Berikan aku ide!"

Wakeel menghembuskan nafasnya, berbalik lalu dengan asal berkata, "Undang saja saja Dokter Agartha ke ulang tahunmu," lalu ia kembali berbalu pergi.

"Hmm, bukan ide buruk,"



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


ini kenapa ceritanya jadi drama banget ya?

sorry banget bagi yang baca dari luar indo. aku terlalu ragu untuk makai bahasa melayu, takut salah aku. sampai sekarang aja masih banyak yang belum diperbaiki karena takut. maaf sekali lagi.

bagi yang mau kasih sarah, pintuku terbuka lebar guys

btw ternyata wakeel dalang dari perpecahan terbesar ternyata. dsar adek yang tidak tahu ia akan jadi durhaka

oek, udah double up

Assalamu'alaikum


CRAZY RICH ASIAN PRINCE #3 (WAKEEL)Where stories live. Discover now