S2 - 2. Isoman

477 81 7
                                    

Istri kepala Departemen Penegakan Hukum Sihir Inggris, Ginny Potter, harus jalani isolasi mandiri setelah diketahui sempat melakukan kontak dekat dengan penyihir yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Pihak keluarga menyatakan bahwa Ginny tidak mengalami gejala apapun. Namun demikian, ia tetap melakukan tes dan dinyatakan negatif. Berdasarkan riwayat aktifitasnya, editor senior olahraga itu tetap harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

"Sesuai ketentuan, harus isolasi mandiri di rumah selama 10 hari." Jawab Harry Potter selaku suami. Pimpinan salah satu departemen tersibuk itu mengaku berpisah ruangan untuk sementara waktu. Ia pun terus memberi semangat sang istri yang harus melakukan aktifitasnya secara terbatas.

Meski harus menjaga jarak untuk beberapa waktu, Harry tetap mengupayakan yang terbaik demi kesehatan istrinya. Menjaga asupan makanan hingga psikisnya yang harus diperhatikan.

"Saya tidak akan biarkan dia stress. Saya pernah rasakan dulu. Banyak game Muggle sedang dia coba sekarang. Ya, walapun buku dan pena tetap tidak bisa lepas darinya. Ginny sangat suka menulis."

Bahkan Harry sempat berkelakar jika saat isolasi mandiri istrinya selesai, ia pasti akan mendapati sebuah novel baru selesai ditulis.

James menutup kembali koran yang baru selesai ia baca. Seseorang bersuara panik terdengar datang dari arah belakang.

"Apa Mummy akan baik-baik saja, James?" Albus rupanya ikut membaca headline yang tercetak di halaman depan Daily Prophet milik Scorpius hari ini.

Pundak James terangkat pelan. Ia sendiri tidak tahu bagaimana kabar sebenarnya ibu mereka saat ini. Dalam pikirannya, memori tahun lalu ketika ayahnya harus dirawat karena terpapar virus pun teringat kembali.

"Tesnya Mummy negatif. Itu artinya Mummy tetap sehat." Lily berusaha ditenangkan oleh Rose dan Hugo.

"Benar sekali itu. Apalagi Ibumu suka main games sekarang. Astaga, apakah dia suka bermain game MOBA juga?" Lalu Scorpius tertawa pelan. Berbicara sendiri dan berandai ia bisa bermain game bersama ibu sahabatnya itu.

James membetulkan tali kalung maskernya dan berniat kembali ke kamar. Berpamitan ingin mengirimi surat untuk menanyakan keadaan terbaru. "Kalian tenang, aku akan segera kembali." Ungkap James.

Para generasi Weasley itu tampak khawatir. Baru saja beberapa bulan mereka kembali sekolah, di masa akhir tahun ajaran ini beredar kabar jika sekolah akan kembali dilakukan di rumah masing-masing. Seorang siswa tahun ke enam dari meja Hufflepuf terdengar panik. Mereka membicarakan nasib kelulusannya tahun depan.

"Mereka panik. Kenapa kakak kita tidak ya, Al?" bisik Lily.

"Setidaknya dia lebih panik mendengar Mummy menjalani isolasi mandiri."

Albus tertawa ditahan sambil kembali melihat ke arah gerombolan siswa senior itu. Benar, Sepetember nanti mereka akan naik ke tahun terakhir. Begitu juga James. Dua bulan lalu saja James baru saja mendapat kejutan ulang tahun ke tujuh belas. Mereka merayakannya kecil-kecilan di Hogwarts. Sebuah surat dari orangtua mereka mengatakan jika nanti saat mereka pulang, berjanji akan merayakan pergantian tahun James itu. Bahkan oleh Harry, putra sulungnya itu telah dijanjikan sebuah hadiah menarik di ulang tahunnya kali ini.

"Semoga mobil baru." Celetuk James saat itu.

Pagi ini, agenda sarapan bersama dibuka dengan pengumuman dari kepala sekolah.

"Ini adalahh pekan ujian kenaikan bagi seluruh siswa. Diharapkan terus berupaya belajar. Raih target terbaik kalian meski dalam situasi saat ini. Terus patuhi protokol kesehatan dan jaga terus imunitas kalian." Professor McGonagall memberi sambutannya.

Happy QuarantineWhere stories live. Discover now