New Normal - 5. Berburu Virus [RolfLuna]

918 106 20
                                    

Hi, everyone!

Lama sekali nggak update. Mohon dimaklumi sekali, ya. Pekerjaan banyak banget. Buka WP isinya cuma baca atau balas-balas komentar. Dan ternyata, banyak request untuk cerita ini lanjut. Wah terima kasih. Ada juga yang kasih ide untuk chapter ini bikin pair keluarga Scamander. Si Luna, Rolf, dan anak kembar mereka Lorcan dan Lysander. Siapa penasaran?

Langsung saja, ya.

Happy reading!

=======================

"Bangun, anak-anakku yang tampan."

Luna dan masker bunga-bunga berwarna kuning yang menggantung di lehernya seolah siap mengawali hari. Sengaja ia pasang tali pengikat dan dikalungkan pada lehernya. Alasannya jelas, agar tidak lupa memakainya ketika ia tanpa sengaja sudah berjalan keluar dari rumah.

Rambutnya diikat rendah. Tidak lupa celemek renda yang hanya dipasang di area pinggang. Beberapa hari ini ia sibuk mencoba membuat kue kering berbentuk virus yang memakaj masker. Bahkan saat pertemuan walimurid di Hogwarts, Luna sengaja membawa tiga toples kue buatannya untuk dinikmati beberapa penyihir dan professor di sana. Bahkan, ia menyiapkan biskuit hasil karyanya yang dibuat dari campuran jahe dan kayu manis. Bentuknya mirip dengan orang yang akan ia beri. Professor McGonagall yang memakai masker tentunya.

"Cepat bangun. Katanya ada kelas jarak jauh? Jam berapa?"

Lorcan menilik jam kecil di sisi ranjangnya. "Sepuluh, Mum. Dan itu masih lama." Ucapnya lantas kembali tidur.

Luna berbalik menanyakan hal serupa pada saudara si kembar. Jawaban Lysander hanya menggeleng.

"Hanya Hufflepuf, Mummy. Aku sudah sejak kemarin tugas diberikan. Oh, ya. Mummy membuat kue lagi?" kali ini Lysander yang akhirnya mau bangun. Aroma ibunya pekat dengan vanila. Sedikit berasa mentega juga.

Dengan bangga Luna menunjukkan lembaran kertas yang penuh dengan coretan buah karya suaminya. Dua buah makhluk bulat dengan dikelilingi duri. Satu bermata besar dan satu lagi bermata sipit.

"Kata Daddy, COVID-19 memang hasil mutasi. Dan kalian tahu, mata mereka sipit."

Lorcan bangkit dari bantal dengan mata yang ikut-ikutan menyipit. "Ugh, jangan lagi." Gerutunya. Lama-lama ia bosan mendengar bualan orang-orang di rumahnya. Ya, bisa dibilang hanya Lorcan saja yang memiliki pemikiran realistis.

"Benarkah? Apa itu virus yang ditemukan Daddy saat di Cina dulu?"

Berbeda dengan saudaranya, Lysander langsung tertarik dengan topik ini. Selama ini ia mengira virus yang hampir setahun menyerang negaranya memang tidak bisa dilihat. Tidak berbentuk apalagi dirasakan. Hanya saja, pendapat itu dibantahkan dengan hasil pengamatan yang dilakukan Rolf sepulang dari Wuhan.

Pria itu mengaku jika melihat virus berbahaya itu sedang berusaha ditangkap oleh seekor makhluk sihir berbentuk Unicorn. "Para Unicorn itu kualahan, Sayang. Sebab banyak sekali virus yang mulai berterbangan dengan kekuatan yang jauh lebih kuat. Keluar dari daratan Cina," kata Rolf sehari sepulangnya ia dari sana.

Lamat-lamat mereka mendengar suara teriakan dari luar kamar si kembar. "Apa yang dilakukan Daddy, Mum?" Lysander memperbaiki piamanya sebelum benar-benar turun dari ranjang paling atas.

"Em, entahlah. Daddy masih sibuk menyelesaikan jurnalnya tentang COVID. Dan gambar ini adalah salah satu yang akan menjadi ilustrasi di jurnalnya itu."

"Dan Mummy langsung akan membuat kue yang berbentuk seperti itu?" Lysander berbinar menunggu jawaban ibunya. Lorcan tidak.

"Ya," semangat Luna menjawabnya.

Happy QuarantineWhere stories live. Discover now