하나

187 29 4
                                    

Cerita tahun 2021

Ceritanya udah hilang di catatan ku:) jadi aku un publik dan sekarang aku mau publik lagi dengan ide baru. Walaupun tidak banyak yang aku rubah. Semoga suka.

Happy Reading

•••🍀•••

Seorang perempuan berjalan ke arah laki-laki yang tengah berdiri di halte Bus. Perempuan itu terlihat begitu cantik dengan seragam sekolah yang begitu rapi. Rambutnya terurai panjang dengan senyum begitu manis.

Mendekati Laki-laki yang menyadari keberadaannya. Membuat laki-laki itu hanya bisa diam melihat keberadaan dirinya yang berada di hadapannya saat ini.

"Hai, Renjun" sapa perempuan itu.

"Hai Juga, Syanaz." Jawab laki-laki bernama Renjun itu. Meski dirinya merasa jantungnya berdetak dengan cepat.

"Nunggu bis, ya?" Tanya perempuan bernama Syanaz itu.

"Iya. Aku lagi nunggu bis. Kamu sendiri?" Renjun kembali bertanya.

"Aku juga Nunggu bis" ucap perempuan itu dengan senyum manisnya.

Membuat Renjun tersenyum senang.

•••


Laki-laki bertubuh kecil dan berkulit putih itu berjalan dengan bahagia Memasuki Halaman Sekolah. Tapi, Tiba-tiba senyumnya menghilang. Ketika melihat semua tatapan terarah padanya. Renjun berhenti sesaat lalu berjalan meninggalkan semua orang yang menatapnya di lorong sekolah. Renjun mempercepat langkahnya dan Tidak memperdulikan semuanya yang menatap dirinya di sepanjang langkahnya.

"Renjun!" Panggil Siswi dari jarak jauh. Melambaikan tangan kepadanya dan berlari mendekati Renjun.

Renjun tidak merespon sapaan itu dan memilih untuk diam.

"Aku cari di kantin. Kamu malah disini." Ucap Siswi itu, dia memilih untuk duduk di samping Renjun di bawah pohon rindang pagi itu.

"Lagi nggak lapar, Bunga" Jawab Renjun.

Bunga, dia adalah remaja perempuan yang cantik dengan rambut pendek dan mata coklat. Hanya saja sifat dia yang tomboi itu menutupi kecantikannya.

"Tatapan tajam lagi?" Tanya Bunga.

"Nggak" ucap Renjun mengelak.

"Kamu gambar apa lagi?" Tanya Bunga. Menatap Tab Renjun yang menunjukkan gambar awan itu.

"Jangan terlalu ingin tau." ucap Renjun. Memilih untuk pergi meninggalkan Bunga begitu saja.

•••

Hari-hari Renjun Sendiri adalah kesepian, tidak ada yang mau bermain dan menghabiskan banyak waktu dengannya. Karna kabar buruk yang tidak mendasar satu tahun lalu. Semuanya menjauhinya kecuali Bunga. Yang selalu ada untuknya.

Sejak saat itu Renjun menjadi seorang yang dingin, pendiam dan tidak banyak bicara.

Tidak ada tatapan Tajam Hari Ini. Renjun tidak menyia-nyiakan untuk ke Perpustakaan membaca buku dan menulis Ceritanya, Dengan Telinga yang tertutup Earphone untuk mendengarkan Musik. Agar dirinya bisa lebih tenang, dari pada harus mendengarkan sindiran kejam dari siswa-siswi yang berada di perpustakaan.

Renjun tidak menyadari seorang Gadis duduk di sampingnya. meletakan bukunya ke Meja dan membuat Renjun melihatnya dengan terkejut.

"Syanaz" ucap Renjun. Yang melihat Syanaz berada di sampingnya.

"Hei, maaf ganggu" ucap Syanaz, dengan di iringi tawa kecil membuat Renjun diam menatap Syanaz yang begitu manis.

"Nggak kok, Silahkan Aja" ujar Renjun. Mengizinkan berbagi tempat dengan Syanaz.

"Terima kasih" ucap Syanaz.

Keduanya duduk berdua dengan kesibukan masing-masing. Meski terlihat Renjun merasa tegang dan canggung duduk berdua dengan Syanaz di perpustakaan.

•••••

"Hiduplah Untuk Hidup"

•••÷•••

•••÷•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Renjun

Renjun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bunga

Syanaz

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Syanaz

•••

Terima kasih

Lukisan || Huang Renjun✅Where stories live. Discover now