다섯

41 10 0
                                    

Selamat membaca 🌻

•••

Hari ini Renjun dan Bunga. Datang ke Rumah Sakit. Dengan membawa seikat mawar. Memasuki kamar yang terlihat begitu sunyi hanya ada suara mesin medis yang terdengar. Bunga meletakkan seikat mawar itu di atas lemari kecil di samping seseorang yang tengah tidak sadarkan diri.

"Celine, cepat sembuh,ya? Kita selalu menunggu kamu sadar." ucap Bunga, melihat seksama kondisi Celine yang tidak ada perubahan.

"Celine, pasti akan sembuh. Sekarang, besok atau lusa" ucap Renjun.

Keduanya tersenyum manis di depan Celine yang masih koma itu. Suara mesin medis membuat ruangan sunyi itu memiliki suara. "Kamu bener, Renjun" ucap Bunga.

"Ayo, pulang" ujar Renjun. Mengajak Bunga untuk pulang. Karena bisa-bisa keduanya di marahin oleh Keluarga Celine ataupun Jisung.

•••

Waktu kembali ke hari Minggu. Renjun pergi bersama dengan Bunga. Untuk menghabiskan waktu pekan mereka dengan kesibukan. Kali ini tujuan mereka adalah Ke pantai. Keduanya sudah duduk di tepi pantai itu. Menatap ombak yang menerjang, membuat keduanya mendapatkan cipratan-cipratan air dari ombak yang membawanya. Mereka tidak merasa keberatan dan menikmati deburan ombak.

"Astaga. Lihat, begitu indah, bukan? Lautan itu? Aku bakal melukis ini nanti di rumah." ucap Renjun, memberi tahu Bunga. Bahwa, hal ini sungguh indah.

"Kalo gitu, jangan lupa tambahkan kita berdua yang duduk di sini" saran Bunga.

"Pasti!" jawab Renjun dengan seutas senyum di bibir manisnya.

"Ren,"

"Apa?"

"Sebentar lagi kita mau lulus. Mau masuk universitas bareng?" Tanya Bunga.

"Nggak."

"Kenapa? Kan, kamu bisa dapet temen baru?" ujar Bunga. Mempertanyakan kenapa Renjun enggan.

"Nggak butuh teman. Kalo nggak jadi tetap" ucap Renjun.

"Quetes lagi deh?" Tanya Bunga.

"Bunga, Terima kasih. Kamu jadi pupuk untuk tanaman yang hampir layu. Terima kasih, Juga udah menjadi air untuk tanaman agar terus bertahan." terang Renjun. Mengibaratkan Bunga adalah pupuk dan Air.

"Berhenti buat kata-kata begitu!" ucap Bunga.

"Kamu tau nggak?" Tanya Renjun.

Bunga menggeleng.

"Kenapa batu-batu ini masih kokoh? Walaupun dihempaskan jutaan kali ombak,"

"Karna batu-batu ini kuat mereka bertahan sekuat tenaga. mereka saling berjajar melindungi satu sama lain."

"Oh, begitu?" ujar Bunga. Mengangguk saja.

"Lihat batu yang disana"

"Batu itu?" tanya Bunga.

"Dia rusak karena apa? Karena batu itu sendirian. Nggak ada yang melindunginya" ujar Renjun semakin tidak bisa di pahami Bunga. Quetes buatan dia bahkan tidak menyambung.

"Benar." ucap Bunga. sudahlah tidak ada cara lain untuk menghentikan Perkataan Renjun.

Bunga hanya mengangguk saja setiap Renjun berbicara sesuatu yang tidak di pahami. Membiarkan Renjun mengekspresikan dirinya tanpa merasa takut.







Lukisan || Huang Renjun✅Where stories live. Discover now