여섯

34 9 0
                                    


Selamat membaca guys🌱

•••

"Cerita itu tidak selamanya bahagia dan tidak selamanya bersedih. Karna sebenarnya cerita tidak akan pernah berakhir hingga dunia terhenti."

•••

Hari-hari Renjun di sibukkan oleh kesepian dan rasa ingin bermain kembali dengan teman-temannya. Tapi sampai saat ini harapan itu belum ada.


Terdengar suara memanggil Renjun yang tengah berjalan pelan di lorong, "Renjun" Itu membuat Renjun sadar dan mencari sumber suara itu dari mana.

"Hei, Renjun!" Lagi suara itu semakin jelas dan semakin keras terdengar. Renjun membalikkan badannya menemukan satu orang siswa laki-laki tengah berdiri di hadapannya.

Renjun melepaskan earphone yang terpasang di telinganya. "Jeno, kamu manggil aku?" Tanya Renjun bingung.

"Iya," jawab Jeno, memastikan Bahwa dirinya memang memangil Renjun.

"Aish," Laki-laki bernama Jeno itu mendesis keras terdengar oleh Renjun. "Gue Terpaksa," ucapan Jeno membuat Renjun semakin tidak mengerti.

"Maksudnya?"

"Gue mau ngajakin Lo. Karna nggak ada orang lain lagi" terang Jeno.

"Ajak apa?"

"Main bola. Lawan Sekolah sebelah nanti sore dan tandingnya disini" tutur Jeno.

"Main Bola? Kamu yakin ajak aku?" ucap Renjun, mempertanyakan ajakan Jeno yang membuat Renjun terkejut itu.

"Iya. Lo mau nggak?"

Entah kenapa terlihat senyum tipis dari bibir Renjun, "Mau." Jawab Renjun cepat.

"Ya udah. Ayo, ikut gue ke lapangan. Kita latihan dulu" ucap Jeno, berjalan pergi mendahului Renjun yang masih diam tidak percaya itu.

"Tunggu, Jeno" ucap Renjun. Sesaat kemudian dia berlari untuk menyusul Jeno.

Sebenarnya, semua murid benar-benar tidak suka Renjun. Tapi, demi harga diri mereka di mata sekolah sebelah mereka harus semangat meski dengan rasa tidak ikhlas.

Renjun berlatih kembali dan berkumpul. Bahkan, berbicara dengan teman-temannya. Dimana Renjun juga melihat murid-murid memberikan semangat untuk timnya.

"Kita harus menang. Kita di kandang dan semua anak-anak dukung kita." ucap Jeno memberikan semangat untuk timnya. Semuanya mengangguk setuju.

Akhirnya, waktu telah menunjukkan sore hari. Suasana sekolah benar-benar terasa ramai. Renjun merasa tertantang, dimana kali ini dirinya di beri kepercayaan untuk menjadi seorang penyerang. Steker bola yang akan memasukkan bola ke gawang lawan.

"Ayo, kita bisa!" lagi ucap Jeno. Yang sudah bersiap di posisi masing-masing.

"Aku akan berusaha keras, aku ngga k tau hari ini hari apa. Tapi, kalo ini kesempatan aku nggak akan menyia-nyiakan." Batin Renjun. Melihat sekelilingnya.

Pertandingan di mulai. Pertandingan cukup muda bagi Tim Jeno. Karna Tim sebelah adalah Tim baru. Dengan cepat Tim Jeno unggul dua Gol. Renjun yang mencetak dua Gol dan satu Assis dia dapatkan dari Jeno.

Akhirnya Tim Jeno memenangkan pertandingan ini. Semua senang hingga semuanya saling aduh Tos untuk sesaat kebencian itu menghilang dari diri mereka.

Terukir senyum dari diri Renjun. Bagaimana tidak, ini benar-benar tidak dia duga. Bahkan Renjun bisa melihat raut teman-temannya yang begitu senang dan puas untuk ini.

"Kerja bagus semuanya." ucap Jeno.

Semuanya tersenyum senang, "Terima kasih, udah ajak aku buat main." Ucap Renjun.

"Terima kasih, Lo bener-bener keren dan nggak pernah berubah. Permainan lo tetep sama. Thanks sekali lagi" puji Jeno, tidak menyadari apa yang dia katakan kepada Renjun.

Renjun tersenyum, "Sama-sama. Terima kasih, buat kesempatan yang kamu kasih ke aku, Jeno" ucap Renjun.

Lukisan || Huang Renjun✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora