76 17 3
                                    

📌 Selamat Membaca! 📌

"Renjun" Suara perempuan menyapa dirinya yang baru saja sampai ke rumah.

"Bunda" Jawab Renjun dengan suara pelan.

"Coba kamu ke kamar dan lihat kamar kamu. Tadi baru di rubah sama ayah kamu" terang Sang Bunda dengan senyum manis yang terlihat begitu lebar.

Renjun dengan cepat berlari Ke kamarnya. menatap Kamarnya, Dengan Salah satu Lukisan yang dia gambar terpanjang di sudut kamarnya. Kamarnya terlihat begitu cerah dengan nuansa biru mudah dan putih itu. Renjun Nampak senang dan bahagia untuk hal sederhana yang di lakukan orang tuanya.

"TERIMA KASIH. BUNDA DAN AYAH!" Teriak Renjun dari dalam kamarnya.

Sebenarnya kemarin kedua orang tua Renjun pergi ke rumah sakit. Ayah dan Bunda Renjun tengah duduk berdampingan. Melihat Seorang dokter yang tengah duduk di hadapan mereka.

"Semakin hari kondisi kejiwaan Renjun menurun. Tidak ada perubahan besar" ucap sang Dokter kepada kedua orang tua Renjun.

"Saya Selalu melihat Renjun tersenyum dan saya selalu melihat di bahagia. Tidak ada tanda-tanda kondisinya memburuk" terang sang Bunda.

"Itu mungkin adalah senyum palsu. Yang sengaja di buat oleh Renjun agar kalian semua tidak terlalu mencemaskan dirinya" Tutur sang Dokter.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Sang Ayah. Yang sedari tadi diam itu.

"Coba lakukan hal kecil. Renjun Suka Menggambar. Bagaimana jika Kalian membuat Karya dari Lukisannya." Saran Dokter kepada kedua orang tua Renjun.

"Terima kasih, Dokter" ujar Keduanya.

•••

Renjun menatap lapangan sepak bola dengan sendu. Dia hanya bisa duduk di rindang pohon di halaman sekolah dengan Tab Silver Miliknya dan Earphone yang terpasang di salah satu telinganya.

Renjun sebenarnya sangat menyukai bermain sepak bola. Satu tahun lalu, dia sering memainkan permainan sepak bola bersama teman-temannya. Namun, kali ini dia tidak lagi bisa bermain bersama teman-temannya.

Renjun melihat Syanaz berjalan Mendekati seorang Laki-laki Tinggi dengan tubuh besar, rambut hitam dan wajah mempesona. Itu hanya membuat Renjun diam. Exprsinya melihatkan betapa sedihnya dirinya. Dia memilih untuk kembali menatap Tab miliknya dan Engan untuk melihat sesuatu yang tidak dia ingin ketahui.

Lukisan || Huang Renjun✅Where stories live. Discover now